Kisah Ayah dan Anak dalam Laga Marseille versus Rennais

29 Agustus 2018 7:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggawa Olympique Marseille bertepuk tangan. (Foto: Twitter: @OM_English)
zoom-in-whitePerbesar
Penggawa Olympique Marseille bertepuk tangan. (Foto: Twitter: @OM_English)
ADVERTISEMENT
Jika mengacu pada rencana awal, bocah bernama Yassin harusnya cuma menyentuh bola satu kali dalam sepak mula laga Olympique Marseille melawan Stade Rennais dalam ajang Ligue 1 di Stadion Velodrome, Senin (27/8/2018). Dia adalah sosok yang dipilih untuk melakukan kick-off khusus untuk mengenang korban tragedi yang menimpa suporter Marseille satu dekade silam.
ADVERTISEMENT
Kejadian tersebut bermula dari niatan suporter Les Phocéens untuk ikut mendukung timnya dalam laga tandang yang berlokasi di Le Havre. Namun, dalam perjalanan, bus tersebut malah mengalami kecelakaan serius. Dari kejadian itu, hadirlah 32 korban luka serius dan 2 korban meninggal dunia. Salah satu yang wafat itu adalah Lahcen yang merupakan ayah Yassin.
Namun, Yassin tak cuma menyentuh bola itu sekali. Setelah wasit meniupkan peluit, kakinya tak berhenti untuk mengiring bola hingga sampai ke kotak penalti. Tentu saja, tidak ada yang mencoba menghentikannya, karena inilah momentum bagi Yassin. Setibanya di kotak penalti, dia melancarkan tembakan yang sukses berujung gol.
Setelah gol tersebut tercipta, Yassin berlari ke pinggir lapangan dengan mata berkaca-kaca memandangi tribune suporter Marseille. Di sana, suporter Marseille tengah memberikan tribute untuk almarhum ayahnya melalui bendera bergambar wajah ayahnya dan satu spanduk yang bertuliskan tanggal kejadian tersebut, 23 Agustus 2008.
ADVERTISEMENT
Tak lama, Yassin membuka baju dan berselancar menggunakan lututnya di pinggir lapangan. Aksi tersebut juga disambut aplaus oleh para pemain dari kedua kubu. Sementara, suporter Marseille meneriakkan namanya dengan lantang di bangku penonton.
Setelah kejadian itu, Yassin menyingkir dari lapangan dan pertandingan sesungguhnya bermula. Tak ada pemenang dari laga itu, karena skor akhirnya imbang 2-2. Usai laga, Yassin menjelaskan apa yang dia rasakan ketika hal tersebut terjadi.
Ketika kata demi kata keluar dari mulutnya kepada sang reporter, terlihat jelas matanya sembab. Sementara, haru juga terasa melalui suaranya. Jelas, hari itu sudah terlanjur berbekas dalam sanubari Yassin.
"Gol itu merupakan kejutan untuk saya, dan dari sanalah saya paham apa mimpi saya. Seperti mimpi mencetak gol di lapangan itu, dan melihat suporter menggila karena gol itu. Apalagi, gol ini merupakan wujud penghormatan saya terhadap almarhum ayah saya," kata Yassin.
ADVERTISEMENT