Klopp vs Pep: Antara "Possession Football" dan "Gegenpressing"

11 Januari 2018 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juergen Kloop vs Pep Guardiola (Foto: Getty Image)
zoom-in-whitePerbesar
Juergen Kloop vs Pep Guardiola (Foto: Getty Image)
ADVERTISEMENT
Juergen Klopp dan Pep Guardiola. Kedua manajer ini berasal dari negara yang berbeda juga berada di dalam usia yang berbeda. Ada kesamaan, tapi ada juga perbedaan yang membikin keduanya dikenal oleh orang-orang banyak. Perbedaan itu ada pada taktik yang mereka terapkan: possession football dan gegenpressing a la Klopp.
ADVERTISEMENT
Dalam tulisan sebelumnya di kumparan (kumparan.com), dibahas tentang taklimat soal Pep dan Klopp. Di dalamnya dijabarkan bagaimana Pep dan Klopp, walau memiliki perbedaan ketika menyerang, memiliki sistem yang hampir serupa ketika bertahan. Sistem tersebut adalah merebut bola secepat mungkin dari lawan, bahkan ketika bola masih berada di lini pertahanan lawan.
Kemiripan sistem yang diterapkan inilah yang menjadikan pertemuan keduanya kerap dinantikan. Terbayang dalam benak, jika kedua tim bertemu, sepak bola semenarik dan seindah apa yang akan terjadi di atas lapangan (pengecualian ketika Liverpool dibantai 5-0 di Etihad awal musim 2017/18). Sepak bola menarik saat tim yang dominan menguasai bola dan tim yang secara konstan menekan lawan bertemu.
Atas segala imaji yang muncul di dalam benak ini, mari menyimak sejenak seperti apa rekor pertemuan Klopp dan Pep, sejak keduanya pertama kali bertemu di Jerman beberapa musim yang lalu.
ADVERTISEMENT
***
Pep Guardiola dan Juergen Klopp pertama kali bertemu sebagai rival ketika ajang Piala Super Jerman awal musim 2013/2014. Ketika itu, Dortmund-nya Klopp mampu mengalahkan Bayern-nya Pep dengan skor 4-2. Sebuah perkenalan Pep terhadap tim yang memainkan sepak bola tanpa lelah bernama gegenpressing.
"Meski kami kalah, saya tidak merasa bahwa Dortmund lebih baik dari kami," ujar Pep ketika itu, dilansir Sky Sports.
Setelah pertemuan perdana tersebut, keduanya cukup sering bertemu. Setiap kali bertemu, keduanya kerap kali bisa saling mengalahkan. Total sampai sekarang, keduanya sudah 11 kali bertemu, baik itu di Jerman maupun di Inggris. Dari 11 pertemuan tersebut, Pep menang lima kali, sedangkan Klopp menang empat kali. Dua kali laga lainnya berakhir dengan hasil imbang.
ADVERTISEMENT
Dari sekian rekor pertemuan antar keduanya tersebut, terlihat bahwa Pep sedikit lebih unggul dari Klopp dengan lima kemenangan yang dia raih. Namun, satu hasil imbang yang terjadi dalam babak semifinal Piala Liga Jerman musim 2014/2015 silam, berakhir bagi kemenangan Klopp lewat babak adu penalti. Jika hasil ini dianggap sebagai kemenangan, maka bisa dibilang pertemuan keduanya berakhir imbang, dengan lima kemenangan masing-masing untuk Pep dan Klopp, dan satu laga lainnya berakhir imbang.
Juergen Klopp dan Pep Guardiola (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Juergen Klopp dan Pep Guardiola (Foto: Reuters)
Menilik dari rekor pertemuan yang imbang tersebut, bisa dibilang bahwa keduanya, dengan pendekatan mereka masing-masing, belum bisa dianggap saling mengungguli satu sama lain. Possession football milik Pep yang berlandaskan pada Juego de Posicion (permainan posisi) belum bisa mengungguli sepak bola gegenpressing milik Klopp yang kerap disebut sebagai sepak bola heavy metal.
ADVERTISEMENT
Ketika Pep pertama kali datang ke Inggris pada 2016/17 silam, dalam dua pertemuan City sulit mengalahkan Liverpool. Di pertemuan pertama pada Boxing Day 2016 lalu, Liverpool sukses menaklukkan City di Anfield. Pada pertemuan kedua Maret 2017 silam, mereka sukses menahan imbang City 1-1. Klopp yang sudah lebih dulu berada di Inggris menunjukkan kuasanya atas Pep.
Tapi pada pertemuan terakhir September 2017 silam, Pep yang sudah belanja dan belajar banyak pada bursa transfer musim panas 2017 mulai menunjukkan dominasinya atas Klopp. Terlepas dari Liverpool yang bermain dengan 10 pemain ketika itu, dominasi City atas Liverpool tergambar dari kuasa di dalam pertandingan dan skor yang tercipta. Lima gol adalah jumlah yang terlalu, tapi memang itu yang terjadi dan Klopp pun harus menelan rasa malu.
ADVERTISEMENT
Rasa malu yang mungkin saja akan buat dia berbenah dan menghadapi City di Etihad pada Minggu (14/1) malam nanti dengan pendekatan yang sedikit berbeda.
***
Pada medio 1999 silam, Incubus dalam albumnya bertitel Make Yourself menelurkan sebuah lagu berjudul Drive. Dalam lagu tersebut, sang vokalis, Brandon Boyd, tampak seperti bercerita mengenai keresahan dalam dirinya. Keresahan itu membuatnya perlahan sadar, bahwa sebenarnya hanya dirilah yang dapat menghilangkan keresahan dalam dirinya tersebut dan bersiap menerima apapun yang terjadi esok hari.
Jelang bertemu pada Minggu (14/1) malam nanti, Klopp dan Pep pasti merasakan keresahan dalam diri mereka masing-masing. Apalagi partai Liverpool melawan Manchester City adalah partai yang besar dan bukan perkara gampang menghadapi sebuah partai besar, di kompetisi negara manapun itu.
ADVERTISEMENT
Namun, sesuai dengan lagu Drive milik Incubus tersebut, keduanya tentu memiliki cara sendiri untuk menghilangkan keresahannya tersebut dengan identitas yang mereka miliki. Possession football dan gegenpressing itu akan kembali beradu. Siapa yang dapat menjalankan dan menunjukan identitasnya dengan baik, besar kemungkinan akan keluar sebagai pemenang dalam laga nanti.