Klub Liga 1 Tuntut Utang Dilunasi Dulu, Baru Bicara Kick-off

22 Februari 2018 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PSMS Medan vs Sriwijaya FC (Foto: Ary Kristianto)
zoom-in-whitePerbesar
PSMS Medan vs Sriwijaya FC (Foto: Ary Kristianto)
ADVERTISEMENT
Pada 10 Maret 2018 mendatang, jika sesuai jadwal yang telah ditetapkan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), kick-off Liga 1 musim 2018 akan digulirkan. Meski perencanaan hampir sepenuhnya rampung, ada beberapa hal teknis yang perlu diselesaikan oleh federasi sepak bola Tanah Air itu jelang sepak mula gelar.
ADVERTISEMENT
Hal teknis itu menjurus kepada belum terselesaikannya kewajiban PSSI untuk membayarkan dana distribusi terhadap 18 klub peserta kompetisi. Dalam perkembangan terbarunya, PSSI melalui PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator kompetisi, masih memiliki utang sebesar Rp 1 miliar dan 625 juta kepada sejumlah klub.
Dalam pertemuan PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Rabu (21/2) lalu, Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono berujar bahwa akan segera melunasi kewajiban pembayaran dana distribuai terhadap klub sebelum kick-off dimulai lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada pertemuan itu, PSSI, PT LIB dan 18 klub peserta akan bertatap muka membahas mengenai skema pelunasan dana distribusi yang dijadwalkan pada 3 dan 4 Maret mendatang. Jika persoalan tersebut belum lagi selesai, Joko menegaskan bahwa sepak mula tidak akan digulirkan.
ADVERTISEMENT
Menyikapi perencanaan itu, Sriwijaya FC melalui Sekretaris Tim, Achmad Haris, mengaku mempertanyakan sikap yang ditujukan oleh PSSI dan PT LIB. Pasalnya, hampir tiga bulan konpetisi musim 2017 selesai, tetapi titik terang mengenai kompetisi belum lagi kelihatan.
"Ini yang membuat bingung, semula mereka (PT LIB) akan menggulirkan kompetisi akhir Januari, katanya. Lalu berubah lagi di Februari pada pertengahan. Berubah lagi jadi 3 Maret lalu nggak jadi lagi, dan akhirnya 10 Maret, ini 'kan buat bingung kami," ucap Haris membuka obrolan dengan kumparan (kumparan.com), Kamis (22/2/2018).
Haris melanjutkan pihaknya tak terlalu mempermasalahkan mengenai kapan waktu kompetisi dimulai. Pasalnya, ada beberapa persoalan yang sejatinya telah menjadi tanda tanya besar bagi Sriwijaya FC. Sebab, hingga detik ini pelunasan dana distribusi yang dijanjikan PT LIB tak kunjung dibayarkan.
ADVERTISEMENT
Semula, PT LIB telah bertemu dengan sejumlah perwakilan klub pada 22 Desember lalu membahas mengenai termin pembayaran dana distribusi. Di situ, PT LIB menyatakan akan membayar dalam tiga tahap yakni 29 Desember dibayarkan Rp 625 juta, pada 15 Januari PT LIB juga akan membayarkan dengan nominal yang sama dan pada 29 Januari akan membayarkan Rp 1 miliar.
"Kami rasa mereka harusnya bisa profesional dalam mengelola kompetisi dan bahkan keuangan, orang-orang hebat kok di dalamnya. Masa iya, sudah berbulan-bulan tapi janji bayar hutang saja masih belum. Perlu diketahui, ya, mereka baru membayarkan Rp 500 juta, dan itupun setelah kami desak," tegas Haris.
Haris kemudian menyarankan agar PSSI berbenah terkait penggunaan PT LIB untuk mengelola kompetisi di musim mendatang. Sebab, dana distrubusi yang selama ini menjadi persoalan sejatinya bisa dicarikan solusi asalkan PT LIB juga mau bekerja sama dengan klub.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh lain yang dituturkan oleh Haris adalah komunikasi antara PT LIB dengan klub seperti berjalalan satu arah. Sebab, lanjut Haris tak ada timbal balik karena klub seperti sudah diatur-atur.
"Mestinya PT LIB harus pedulilah sama klub, selama ini kan apa kata mereka, rata-rata klub mengikuti kemuan mereka."
"Kami di klub juga punya kepentingan lain. Coba kami tanya, jika dana distribusi tidak dibayarkan bagaimana pengelolaan keuangan klub? Karena antara klub dengan pemain sudah ada hitam di atas putih, ada kontrak yang mengikat."
"Dan ketika kompetisi belum juga berjalan sementara pemain tetap berlatih dan bersiap. Lantas apa mereka memerhatikan persoalan kami itu? Coba pertanyakan kembali ke mereka," tutup Haris.
ADVERTISEMENT