Kolinda Grabar-Kitarovic dan Betapa Penting Sepak Bola bagi Kroasia

16 Juli 2018 14:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kolinda Grabar-Kitarovic menyelamati Luka Modric. (Foto: REUTERS/Carl Recine )
zoom-in-whitePerbesar
Kolinda Grabar-Kitarovic menyelamati Luka Modric. (Foto: REUTERS/Carl Recine )
ADVERTISEMENT
Bagi Kroasia, sepak bola adalah identitas. Presiden pertama mereka, Franjo Tudjman, pernah menyatakan begini: Atlet adalah duta terbaik Kroasia.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Tim Nasional (Timnas) Kroasia bukan hanya representasi sepak bola negeri Balkan itu. Vatreni juga merupakan representasi Kroasia sebagai negara dan bangsa. Aleksandar Holga, dalam tulisannya di The Guardian, menyatakan bahwa keberuntungan dan kesuksesan Timnas Kroasia juga merupakan keberuntungan dan kesuksesan negara mereka.
Mereka yang tak peduli akan sepak bola dicap tak patriotik. Sebab di Kroasia, ini bukan hanya tentang sepak bola. Sepak bola adalah hidup itu sendiri. Negeri ini memang tumbuh bersama sepak bola. Di lapangan dan tribune pada masa lampau, orang-orang Kroasia melantangkan keinginan untuk merdeka, bebas dari kekangan Yugoslavia.
Tudjman, sang Presiden pertama, adalah pencetus kemerdekaan Kroasia. Ia juga merupakan seorang penggila bola, pendukung garis keras Dinamo Zagreb--klub kawakan Kroasia. Karena itulah Tudjman tak pernah menjauhkan negaranya dari sepak bola, tak pernah menjauhkan sepak bola dari negaranya.
ADVERTISEMENT
Suker merayakan juara ketiga di Piala Dunia 1998. (Foto: GERARD CERLES / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Suker merayakan juara ketiga di Piala Dunia 1998. (Foto: GERARD CERLES / AFP)
Di awal-awal masa kemerdekaannya, Kroasia juga menjadikan sepak bola sebagai alat diplomasi mereka. Kroasia membangun eksistensi lewat Si Kulit Bulat. Dan itu terus berkelindan hingga saat ini, 20 tahun setelah negara mereka mengejutkan dunia lewat sepak bola dengan merengkuh tempat ketiga di Piala Dunia 1998.
***
Kolinda Grabar-Kitarovic adalah Presiden keempat Kroasia. Dan dia masih setia meneruskan apa yang sudah dibangun oleh Tudjman. Meneruskan falsafah bahwa sepak bola adalah hal yang kelewat penting bagi Kroasia. Toh, Presiden wanita pertama di negaranya itu juga meraih kepemimpinan berkat sepak bola.
Dalam masa kampanyenya, salah satu sosok yang menyokong Grabar-Kitarovic adalah Zdravko Mamic. Siapa Mamic? Dia adalah salah satu petinggi Federasi Sepak Bola Kroasia (HNS) yang juga merupakan mantan bos Dinamo Zagreb. Mamic adalah salah satu sosok di balik keberhasilan Grabar-Kitarovic.
ADVERTISEMENT
Buruknya, Mamic bukanlah orang baik. Dia adalah salah satu musuh terbesar suporter Kroasia saat ini. Alasannya, pria 59 tahun itu kelewat korup selama menjabat sebagai petinggi HNS maupun ketika memimpin Dinamo Zagreb. Dia culas dalam melakukan transfer pemain--berperan ganda sebagai agen untuk memperkaya diri sendiri.
Presiden Kroasia, Kolinda Grabar-Kitarovic, bersama suaminya (paling kiri), Jakov Kitarovic, di boks VIP Stadion Luzhniki. (Foto: Reuters/Damir Sagolj)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Kroasia, Kolinda Grabar-Kitarovic, bersama suaminya (paling kiri), Jakov Kitarovic, di boks VIP Stadion Luzhniki. (Foto: Reuters/Damir Sagolj)
Namun, itu tak membuat Grabar-Kitarovic menutup wajah. Kebobrokan HNS dengan Mamic di dalamnya adalah hal lain. Dia seperti menegaskan bahwa tak punya sangkut-paut dengan itu. Sebagai Presiden Kroasia dia harus menunjukkan patriotisme kepada rakyatnya dan itu ditampilkan pada Piala Dunia 2018.
Di ruang ganti Nizhny Novgorod Stadium, setelah Kroasia menyingkirkan Denmark dari babak 16 besar lewat adu penalti, Grabar-Kitarovic datang. Dia memberi selamat kepada para pemain Kroasia, setelah sepanjang laga menonton anak asuh Zlatko Dalic bertarung di atas lapangan demi kehormatan bangsa.
ADVERTISEMENT
Kolinda Grabar-Kitarovic dan penggawa Timnas Krosia. (Foto: Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Kolinda Grabar-Kitarovic dan penggawa Timnas Krosia. (Foto: Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS)
Momen di mana seorang wanita paruh baya menghampiri kumpulan laki-laki yang tengah bertelanjang dada, penuh keringat, dan beberapa hanya mengenakan pakaian dalam mungkin terlihat rikuh. Namun, di situlah tapal batas yang menunjukkan betapa para pemain adalah pahlawan untuk Kroasia.
Selepas laga itu, Grabar-Kitarovic tak pernah absen di tribune penonton untuk menyaksikan Kroasia berlaga. Ketika timnya mencetak gol, dia akan berjingkrak kegirangan. Ketika gawang Danijel Subasic kebobolan, Grabar-Kitarovic juga tak bisa menyembunyikan wajah kecewanya.
Puncaknya kemudian hadir di Luzhniki Stadium ketika Kroasia berlaga melawan Prancis di partai final Piala Dunia 2018, Minggu (15/7) pukul 22:00 WIB lalu. Dengan jersi kotak-kotak merah-putih itu, dia hadir di tribune. Sepanjang laga, Grabar-Kitarovic gelisah. Dia bahkan hampir terlihat lebih sering berdiri, ketimbang duduk.
ADVERTISEMENT
Presiden Kroasia Kolinda Grabar-Kitarovic di Final Piala Dunia 2018 (Foto: REUTERS/Darren Staples)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Kroasia Kolinda Grabar-Kitarovic di Final Piala Dunia 2018 (Foto: REUTERS/Darren Staples)
Sayangnya, wajah Grabar-Kitarovic menunjukkan raut kecewa empat kali, sedangkan hanya dua kali dia berjingkrak kegirangan karena gol dari Mario Mandzukic dan Ivan Perisic. Kroasia gagal juara, pahlawan-pahlawan yang tengah berlaga di atas lapangan itu tak berhasil membawa pulang trofi.
Selepas laga, Grabar-Kitarovic menghampiri Emmanuel Macron, Presiden Prancis. Dia menyalami dan kemudian memeluk Macron, memberi selamat untuk Les Bleus. Di bawah guyuran hujan, keduanya turun ke lapangan. Di situ, Grabar-Kitarovic kemudian memeluk pahlawan negaranya satu per satu. Mencoba menenangkan.
Dia tahu Kroasia kalah, tetapi apa yang sudah dilakukan Luka Modric dan kolega lebih dari cukup untuk setidaknya membangkitkan Kroasia, mempersatukan rakyat. Toh, orang-orang masih menari-nari bersama di Zagreb selepas kekalahan itu. Kegagalan kali ini juga merupakan sukses untuk Kroasia.
ADVERTISEMENT
***
Bagi sebagian orang, apa yang dilakukan Grabar-Kitarovic hanyalah pencitraan. Banyak juga pemimpin negara lain yang hadir mendukung tim nasional mereka langsung ke stadion. Presiden kita, Joko Widodo, pernah melakukannya--meski tentu saja bukan di pentas Piala Dunia. Presiden sebelum Jokowi, Susilo Bambang Yudhoyono, juga pernah datang mendukung tim olah raga Indonesia bertanding.
Suporter Kroasia seusai final Piala Dunia 2018. (Foto: Marko Djurica/REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Kroasia seusai final Piala Dunia 2018. (Foto: Marko Djurica/REUTERS)
Pemimpin wanita lain, yakni Kanselir Jerman, Angela Merkel, pernah melakukannya pada edisi 2014 lalu saat Mesut Oezil dan kolega keluar sebagai juara dunia. Grabar-Kitarovic hanya mengikuti jejak yang lain, mencari perhatian. Apalagi pemilihan Presiden Kroasia akan berlangsung tahun depan.
Namun, bagi sebagian yang lain, ini menunjukkan bahwa wanita yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Kroasia untuk Amerika Serikat itu benar-benar meneruskan apa yang sudah ditancapkan Tudjman. Dia mendukung Timnas Kroasia, seorang patriotik yang tahu bahwa sepak bola--di Kroasia--memang harus sebegitu diagungkan.
ADVERTISEMENT