Kompany Incar Piala FA Bukan untuk CV

17 Mei 2019 9:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kompany merayakan gol ke gawang Leicester City. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
zoom-in-whitePerbesar
Kompany merayakan gol ke gawang Leicester City. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
ADVERTISEMENT
Rekam juara dalam perjalanan karier Vincent Kompany merupakan sesuatu yang sulit dibantah. Terutama sejak pemain belakang 33 tahun itu memperkuat Manchester City pada 2008.
ADVERTISEMENT
Sebanyak sembilan trofi mayor menghiasi kemesraan Kompany dan City selama sembilan tahun. Di antaranya empat gelar juara Premier League, satu Piala FA, empat Piala Liga Inggris.
Untuk musim ini, City telah mengamankan gelar juara Premier League dengan memenangi perburuan dengan Liverpool. Tinggal satu agenda tersisa, yakni final Piala FA menghadapi Watford di Stadion Wembley, Sabtu (18/5/2019) malam WIB.
Kemenangan tersebut bakal membuat Kompany genap mengoleksi 10 gelar sepanjang kiprahnya di City. Catatan itu menjadi penting, mengingat sang kapten berpotensi hengkang dengan kontrak yang bakal kedaluwarsa pada musim panas 2019.
Kendati demikian, Kompany melihat target juara bukan sekadar untuk menambah koleksi gelarnya. Dengan tanggung jawab sebagai kapten, dia justru berhasrat memenanginya untuk para pemain yang belum pernah mencicipi juara di turnamen tertua tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ini bukan tentang upaya menambah capaian di curriculum vitae (CV) saya. Malah, saya tak peduli dengan apa yang tertulis di CV," ucap Kompany sebagaimana dilansir oleh Sky Sports.
Kapten Manchester City, Vincent Kompany. Foto: REUTERS/Peter Nicholls
"Yang saya tahu, tim ini seperti sekelompok singa. Para pemain akan menjadi spesial ketika merasa lapar. Jadi, saya bakal melakukan segala cara untuk mencelupkan sedikit darah di air, sehingga tim merasa semakin lapar," ujarnya.
Meski menunjukkan sikap bijak dalam perburuan gelar juara Piala FA, Kompany sebetulnya sempat menunjukkan karakter pembangkang. Tepatnya ketika timnya mengalahkan Leicester City pada laga pekan ke-37 Premier League, 7 Mei 2019 lalu.
Menit ke-70, Kompany tengah menggiring bola di depan kotak penalti. Ruang tembak terbuka lebar, tetapi pelatih Pep Guardiola dan pemain-pemain lain tak berharap agar Kompany melepaskan tembakan.
ADVERTISEMENT
Gol indah Vincent Kompany (4) bawa City unggul atas Leicester. Foto: REUTERS/Phil Noble
Kompany memilih abai. Dia justru melepaskan tembakan jarak jauh ke pojok atas gawang. Kasper Schmeichel sebagai pengawal gawang City sudah melompat, tetapi gagal menghalau bola. Itulah satu-satunya gol yang tercipta sehingga City menang 1-0.
Momen tersebut bukanlah satu-satunya perbedaan yang melibatkan Kompany dengan anggota tim atau pelatih. Menurut dia, hal serupa kerap terjadi dalam sesi latihan. Dan, Kompany pasti bersikap vokal alih-alih asal bapak senang.
"Setiap merasakan sesuatu yang tak nyaman, saya bersikap agak agresif di sesi latihan. Saya mengutarakan apa yang ada di kepala. Namun, prioritas utama tetaplah tim. Kami selalu memahaminya," kata Kompany.