Konferensi Pelatih Nasional Bakal Lahirkan Pembaruan Filanesia

14 Oktober 2019 20:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Tim Nasional Simon McMenemy (kanan) memberikan arahan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Tim Nasional Simon McMenemy (kanan) memberikan arahan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PSSI menggelar konferensi pelatih nasional bertajuk PSSI National Coaching Conference 2019 di ruang konferensi pers, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Minggu (13/10). Perhelatan menjadi kedua kali setelah edisi perdana pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Kegiatan dalam pertemuan pelatih nasional itu terutama membicarakan semua hal mengenai kepelatihan. Sebanyak 176 pelatih dari berbagai lisensi, mulai dari AFC Pro hingga pelatih kiper turut hadir.
Mereka terdiri dari 17 pelatih lisensi AFC Pro, 21 pelatih lisensi A AFC, 26 pelatih lisensi B AFC, 105 pelatih lisensi C AFC, dan tujuh pelatih kiper lisensi GK1 AFC serta D PSSI.
Sementara Ratu Tisha Destria (Sekretaris Jenderal PSSI) dan Danurwindo (Direktur Teknik PSSI) menjadi wakil federasi. Tak cuma itu, dua delegasi AFC, Wim Koevermans dan Ahmed Alosaymi, turut memberikan materi dalam acara tersebut.
“Ini kali kedua kami mengadakan acara serupa. Tahun ini semua pelatih hampir lengkap berkumpul di sini. Kami semua di sini harus memupuk, menjaga, dan merawat apa yang sudah ada, baik pelatih dan pemain. Kursus-kursus pelatih sudah kami jalankan. Pendidikan telah berlangsung di daerah-daerah. Kemenangan datang kepada orang-orang yang sudah siap,” tutur Tisha.
ADVERTISEMENT
Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria. Foto: Dok. Media PSSI
Dalam konferensi itu, Tisha juga mengumumkan berdirinya kembali Asosiasi Pelatih Indonesia (API). seperti diketahui, asosiasi tersebut dibangunkan setelah sempat 'tertidur'.
Nantinya, API bertugas melahirkan pembaruan dalam kurikulum sepak bola Indonesia yang dikenal Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia).
“Kami menunggu keluaran dari asosiasi ini untuk menelurkan kurikulum baru dari Filanesia yang nantinya bernama Filanesia 2.0. Ada pembaruan atau tambahan dari kurikulum yang sudah ada sebelumnya. Jadi, nanti para pelatih dibagi menjadi 10 kelompok untuk memformulasikan kembali kurikulum pembaruan dan tambahan dari Filanesia dalam satu minggu ke depan,” ujar Sekjen PSSI.
Danurwindo pun membenarkan perlunya pembaruan Filanesia. Menurut Direktur Teknik PSSI itu, tren sepak bola di dunia telah dinamis mulai dari taktik hingga gaya bermain.
ADVERTISEMENT
“Masa depan sepak bola Indonesia ada di tangan para pelatih. Menjadi pelatih hebat dibutuhkan waktu. Sekarang kita bicara tren sepak bola modern saat ini dan bagaimana pelatih mempersiapkan pemain sebaik mungkin,” kata Danurwindo.
Demi kemajuan sepak bola Indonesia, pelatih mesti tahu gaya bermain dan cara melatih ala Tanah Air. Materi tersebut disampaikan Wim Koevermans.
“Kalian harus menyadari bahwa kalian yang harus melakukannya. Negara ini terlalu luas. Jadi, kalian yang harus bertanggung jawab untuk sepak bola di Indonesia, serta bagaimana akan melatih," kata Wim.
Saya melihat gilanya masyarakat Indonesia terhadap sepak bola. Sumber daya manusia yang banyak serta bakat melimpah. Tentu dibutuhkan pelatih dengan kemampuan bagus yang bisa melihat bakat-bakat pemain. Kemudian, memberikan pelajaran mengenai sepak bola dan merawatnya."
ADVERTISEMENT
Terlepas dari pembahasan mengenai pembaruan Filanesia, AFC juga melirik geliat sepak bola wanita di Indonesia. Wim berharap suatu saat nanti Indonesia bisa memiliki pelatih wanita seperti yang sudah digalakkan di FIFA.
Tak cuma itu, delegasi AFC menegaskan pelatih juga menjadi elemen penting dalam mengusir praktik pengaturan laga. Ahmed Alosaymi turut memberikan materi agar pelatih bisa mengidentifikasi adanya pengaturan pertandingan.
“AFC sangat serius menghilangkan segala bentuk praktik pengaturan pertandingan, seperti yang sudah dilakukan oleh FIFA. Sepak bola berbeda dengan hukum suatu negara ,” tutur Ahmed.
Apabila sudah terindikasi adanya pengaturan laga dari berbagai sumber, maka kami akan segera melakukan tindakan melalui Komite Disiplin, tanpa perlu memanggil orang bersangkutan. Kami akan memberikan sanksi, mulai dari pengurangan poin, degradasi, hingga dihukum seumur hidup (untuk perorangan)."
ADVERTISEMENT
Kegiatan serupa rencananya bakal digelar rutin setiap tahun. PSSI berharap akan semakin bertambahnya pelatih-pelatih baru berkualitas di Indonesia yang mengikuti konferensi tersebut.