Kunci Kemenangan Arsenal: Menekan Intens, Maksimalkan Koscielny

20 Januari 2019 7:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hazard dan Koscielny sedang berduel. (Foto: REUTERS/Hannah Mckay)
zoom-in-whitePerbesar
Hazard dan Koscielny sedang berduel. (Foto: REUTERS/Hannah Mckay)
ADVERTISEMENT
Untuk meraih kemenangan dalam sebuah pertandingan, setiap tim memiliki caranya sendiri, termasuk Arsenal. Menjamu Chelsea dalam laga pekan 23 Premier League 2018/19 di Stadion Emirates, Arsenal berhasil merengkuh kemenangan 2-0. Alexandre Lacazette dan Laurent Koscielny menjadi pencetak gol bagi 'Meriam London' di laga tersebut.
ADVERTISEMENT
Berkat kemenangan ini, untuk sementara Arsenal berhasil menyusul Manchester United yang beberapa jam sebelumnya sempat menyalip mereka di papan klasemen. Walau sama-sama mengumpulkan 44 poin, Arsenal unggul selisih gol. Mereka hanya berjarak tiga poin dari Chelsea di peringkat empat, serta empat poin dari Tottenham Hotspur yang berada di peringkat tiga.
Arti dari kemenangan ini cukup besar bagi Arsenal. Selain mengakhiri inkonsistensi, kemenangan ini juga menghidupkan persaingan di papan atas Premier League. Lalu, bagaimana caranya Arsenal bisa meraih kemenangan? Langkah apa yang mereka ambil sehingga mereka bisa menundukkan Chelsea?
Jawabannya ada dua: tekanan intensif dan peran Laurent Koscielny.
Tekanan Arsenal, Buah Formasi yang Diterapkan
Awalnya, Arsenal tampak seperti akan memainkan skema 4-3-3 di laga ini. Namun seiring berjalannya laga, mulai terlihat bahwa Arsenal memainkan skema 4-3-1-2 (formasi berlian). Aaron Ramsey yang sempat dipasang sebagai penyerang sayap kanan, beralih posisi jadi gelandang serang di belakang duet Lacazette dan Pierre-Emerick Aubameyang.
ADVERTISEMENT
Apa maksud di balik perubahan formasi yang dilakukan Arsenal ini? Tujuannya satu. Mereka berusaha menekan Chelsea sedini dan sekuat mungkin. Mereka ingin mengacaukan permainan Chelsea yang rapi dengan bantuan formasi berlian ini.
Terhitung sejak babak pertama, Arsenal sudah intens menekan bahkan sejak para pemain Chelsea menguasai bola di lini pertahanan sendiri. Ditopang oleh formasi berlian yang mereka terapkan, Arsenal mampu memberikan ketidaknyaman bagi para pemain Chelsea dalam menguasai bola.
Ketika Chelsea memegang bola, Lacazette dan Aubameyang akan langsung memberikan tekanan kepada empat bek Chelsea. Ramsey yang diplot sebagai gelandang serang menekan Jorginho yang menjadi metronom permainan Chelsea. Ditekan sejak dari belakang, Chelsea akhirnya tidak mampu mengembangkan permainan sebagaimana mestinya.
ADVERTISEMENT
Permainan Chelsea yang dikenal begitu rapi, dengan bola-bola pendek yang dimulai sejak dari lini belakang, tidak terlihat di pertandingan ini. Malah dari 13 tembakan yang mereka lepas, hanya satu yang mengarah ke gawang. Respons Chelsea dalam menghadapi tekanan ketat dan rapi dari Arsenal ini juga buruk. Chelsea malah sering melepas umpan-umpan panjang di laga ini, dengan total 69 umpan.
Banyaknya umpan panjang membuat lini serang Chelsea yang dimotori Eden Hazard, Willian, dan Pedro tidak bekerja dengan baik. Mereka yang biasanya dimanjakan dengan umpan pendek atau umpan terobosan pada akhirnya tidak mampu berbuat apa-apa. Apalagi, Arsenal memiliki Sokratis Papastathopoulos yang dengan mudahnya mampu menghalau umpan-umpan panjang tersebut.
Para pemain Arsenal dan Chelsea berduel. (Foto: Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Arsenal dan Chelsea berduel. (Foto: Reuters/John Sibley)
Solidnya pertahanan Arsenal yang sudah dimulai sejak dari depan membuat lini serang Arsenal lebih hidup. Chelsea sempat menekan balik dengan memasang garis pertahanan tinggi. Namun, dari garis pertahanan tinggi inilah justru banyak ruang tercipta di linu belakang Chelsea.
ADVERTISEMENT
Ruang kosong di lini pertahanan Chelsea ini jadi makanan empuk bagi Aubameyang dan Lacazette. Apalagi, dipadukan dengan Ramsey yang mampu membuka ruang dan memiliki pergerakan tanpa bola yang baik. Kombinasi tekanan intens, serta ciamiknya aksi Lacazette, Aubameyang, dan Ramsey membuat serangan balik Arsenal jadi begitu menakutkan.
Pentingnya Sosok Laurent Koscielny dalam Menggalang Pertahanan
Selain pertahanan apik yang sudah dimulai sejak dari depan, adanya sosok pemegang komando bernama Koscielny di lini belakang juga membuat pertahanan Arsenal lebih terjaga. Sosok asal Prancis itu, dengan segala pengalaman dan kemampuan yang ia miliki, menjadi rekan yang pas bagi Sokratis dalam menggalang pertahanan.
Saat Sokratis bekerja dengan hal-hal yang bersifat fisikal, Koscielny bekerja dengan hal-hal yang bersifat taktikal. Ia mampu membaca serangan para pemain Chelsea dengan baik, terbukti dari catatan 100% tekel sukses, tiga intersep, dan 13 sapuan yang ia ciptakan.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, Koscielny juga mampu menjadi opsi tersendiri dalam skema bola mati dan umpan silang Arsenal. Hal ini tercermin dari gol kedua Arsenal, kala Koscielny menyelinap masuk ke kotak penalti untuk menyelesaikan umpan Sokratis.
Berkat penampilan apiknya ini, Koscielny dianugerahi gelar Man of the Match oleh Whoscored. Tidak hanya andal dalam bertahan, ia juga andal ketika memang harus terlibat dalam penyerangan Arsenal. Ketika Chelsea menekan balik di babak kedua, Koscielny juga yang mengatur pertahanan sedemikian rupa agar tak bisa ditembus, dengan bantuan dari Granit Xhaka dan Matteo Guendouzi di lini tengah.
Sama seperti ketika mereka mengalahkan Tottenham Hotspur di pekan ke-14, Emery mendemonstrasikan keahlian taktiknya di laga ini. Sadar bahwa Chelsea memiliki satu pola pasti, ia dengan apik menyajikan skema tandingan. Kemenangan ini juga menjadi cermin bagaimana Emery memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam skuatnya. Meski terbatas, ia mampu memaksimalkan potensi para pemainnya sehingga Arsenal mampu tampil impresif dan penuh determinasi.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Chelsea, kekalahan ini tentu saja menghadirkan pertanyaan tersendiri: Apa memang mereka sudah tidak semenakutkan di putaran pertama Premier League 2018/19?