Kunci Kemenangan Persib atas PSMS: Efektivitas dan Bola Mati

6 Juni 2018 15:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Persib Merayakan Kemenangan (Foto: Septianda Perdana/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Persib Merayakan Kemenangan (Foto: Septianda Perdana/Antara)
ADVERTISEMENT
Kemenangan tandang pertama akhirnya dicatatkan oleh Persib Bandung. Dan untuk hasil mahal tersebut, instruksi Roberto Carlos Mario Gomez di pinggir lapangan selama 90 menit pertandingan, punya andil yang besar.
ADVERTISEMENT
Bertamu ke markas PSMS Medan, Stadion Teladan, Selasa (5/6/2018) malam WIB, pada pekan ke-13 Go-Jek Liga 1, klub berjuluk 'Maung Bandung' itu menang dengan skor mencolok 3-0. Dua dari tiga gol yang dilesakkan Persib berasal dari tandukkan Ezechiel N'Douassel via bola mati.
Menilik statistik, Persib sendiri kalah dari PSMS dalam sejumlah aspek. Mulai dari penguasaan bola yang cuma menyentuh 45%, upaya tembakan (11 berbanding 14), dan tembakan tepat ke arah gawang (4 berbanding 8).
Namun, apa artinya angka-angka tersebut bagi PSMS tetapi banyak membuang peluang. Kuasai jalannya laga akan menjadi tidak berguna apabila koordinasi di lini pertahanan buruk, seperti yang diperlihatkan 'Ayam Kinantan' dalam mengantisipasi serangan balik dan situasi bola mati. Lewat dua skema itulah, gol-gol Persib tercipta.
ADVERTISEMENT
Kekecewaan langsung didentumkan oleh pelatih PSMS, Djajang Nurdjaman, dalam jumpa pers setelah pertandingan. Djanur -demikian Djajang disapa- dengan tegas mengatakan bahwa skuatnya bermain sangat buruk.
"Persib berhak memenangi pertandingan. Saya ucapkan selamat. Malam ini kami bermain sangat buruk. Semua koordinasi tidak berjalan. Padahal, skenario sudah dipersiapkan. Gol pertama Ezechiel membuat hancur semuanya," katanya.
Selain itu, ada beberapa hal lain yang membuat Persib dapat memenangi pertadingan. Berikut ini kumparanBOLA telah merangkumnya.
Efektivitas Persib
PSMS memulai pertandingan dengan mengandalkan agresivitas dan kelicinan dua pemain sayap mereka. Untuk memaksimalkan dua hal itu, PSMS dominan mengarahkan bola ke tepi lapangan. Apa yang dilakukan skuat asuhan Djanur itu dapat membuat barisan bertahan Persib kelimpungan.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya, bagaimana cara Persib meredam agresivitas dan kecepatan yang dimiliki pemain PSMS? Jawabannya berada pada instruksi Gomez untuk bermain di kedalaman.
Ketika tidak menguasai bola, Persib berusaha bertahan di kedalaman. Mereka berupaya tidak memberikan ruang kepada pemain PSMS dengan menumpuk pemain di dalam kotak penalti. Selain itu, dua gelandang Persib, In-Kyun dan Hariono, selalu siaga di depan kotak 16.
Keberadaan dua gelandang tersebut difungsikan untuk menutup ruang bagi sepakan jarak jauh dan mengkreasikan serangan balik. Persib juga berupaya menutup lubang di sisi sayap dengan menginstruksikan dua pemain sayap, Ghozali Siregar dan Agung Mulyadi, untuk ikut andil melakukan aksi defensif.
Dengan strategi tersebut plus konsentrasi penuh, Persib bisa mematahkan setiap serangan yang dilancarkan oleh PSMS. Termasuk sepakan jarak jauh dan umpan silang ke dalam gawang yang menjadi opsi PSMS untuk mengakhiri tekanan.
ADVERTISEMENT
Ketika build-up serangan, Persib selalu berupaya mengarahkan bola kepada dua penyerang mereka, Ezechiel dan Jonathan Bauman. Hal itu disebabkan oleh kemampuan Eze dan Bauman yang dapat menahan bola lebih lama untuk memberi waktu bagi pemain sayap mencari ruang.
Setelah pemain sayap memasuki daerah pertahanan lawan, Eze dan Bauman langsung mengarahkan serangan ke sisi lapangan. Apa yang dilakukan kedua pemain tersebut diakibatkan oleh cara menyerang Persib yang ditekankan pada banyaknya umpan silang atas maupun bawah ke dalam kotak penalti.
Jika tidak menggunakan cara itu, Persib berupaya mengirim umpan terobosan ke dalam kotak penalti kepada setiap pemain yang punya kecepatan, seperti Ghozali, Eze, ataupun In-Kyun. Nah, lewat skema itulah, Persib dapat bermain efektif serta menciptakan gol.
ADVERTISEMENT
Persib Bandung vs PSM Makassar (Foto: Raisan Al Farisi/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Persib Bandung vs PSM Makassar (Foto: Raisan Al Farisi/Antara)
Skema Bola Mati Persib yang Mematikan
Pada pertandingan ini, Persib juga melakukan tactical foul untuk meredam serangan PSMS di area tengah lapangan. Persib tercatat melakukan 15 pelanggaran atau lebih banyak 6 pelanggaran dibandingkan PSMS yang terkenal dengan permainan kerasnya. Dan, dua di antaranya berujung kartu kuning.
Sejumlah pelanggaran yang dilakukan Persib berhasil dimanfaatkan PSMS untuk menciptakan peluang. Termasuk tendangan penalti Legimin Rahardjo di pengujung babak pertama dan tembakan melengkung Firzha Andhika dari sisi kiri pertahanan Persib pada babak kedua.
Namun, peluang yang PSMS dapatkan masih bisa diantisipasi penjaga gawang Persib. Singkatnya, PSMS gagal mengonversikan setiap peluang dari situasi bola mati menjadi gol.
Sedangkan, Persib mampu mengubah peluang dari situasi bola mati menjadi gol. Itu terjadi karena Persib punya sederet pemain dengan kualitas yang oke dalam mengeksekusi bola mati, seperti Supardi Nasir dan In-Kyun.
ADVERTISEMENT
Gomez mengandalkan Supardi untuk mengambil tendangan penjuru. Sementara In-Kyun ditugaskan dalam situasi bola mati di sepertiga daerah akhir pertahanan lawan. Eksekusi kedua pemain tersebut membuahkan hasil. Dua gol yang dicetak Ezechiel pada laga ini menjadi bukti sahih.
***
PSMS masih punya banyak waktu untuk melakukan perbaikan. Kompetisi baru masuk pekan ke-13 dan akan segara menjejak jeda dalam waktu yang lama. Hal itu bisa dimanfaatkan oleh Djanur untuk memperbaiki setiap kesalahan yang dilakukan selama 13 pekan tersebut.
Sementara itu, Persib tidak boleh berpuas diri. Masih banyak pertandingan yang mesti mereka lewati, termasuk dua laga tunda melawan Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya. Perlu dicatat pula, Persib berstatus sebagai tim tamu dalam dua laga tersebut.
ADVERTISEMENT