Analisis Kemenangan Persija: 'Pressing', Jaimerson, dan Respons Teco

18 Februari 2018 6:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Final Piala Presiden 2018 (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Final Piala Presiden 2018 (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
ADVERTISEMENT
Sabtu (17/2/2018) adalah hari bersejarah buat Persija Jakarta. Bertanding dengan dukungan puluhan ribu The Jakmania di Stadiun Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Persija Jakarta berhasil merengkuh trofi Piala Presiden 2018 seusai menghantam Bali United tiga gol tanpa balas.
ADVERTISEMENT
Kemenangan Persija ditentukan oleh sepasang gol Marko Simic pada babak pertama dan lesakan Novri Setiawan setelah jeda. Atas kemenangan ini, The Jakmania dapat menyaksikan tim kesayangan mengangkat trofi turnamen bergengsi menjelang kompetisi resmi digelar.
Keberhasilan 'Macan Kemayoran' menjadi kampiun tak lepas dari instruksi dan taktik pelatih Stafano Cugurra kepada para pemain. Berikut analisis kumparan (kumparan.com) terkait resep kemenangan Persija atas Bali United:
Pressing Persija Matikan Lini Tengah Bali United
Tekan terus hingga dapat, mungkin itulah instruksi yang diberikan Teco –demikian Stefano disapa- kepada para pemain untuk mematikan tiga gelandang cerdik Bali United, yaitu Nick van der Velden, M.Taufiq, dan Fadil Sausu.
Sejak sepak mula, pemain Persija sudah melakukan pressing di lini tengah. Hal ini membuat tiga gelandang skuat asuhan Hans-Peter Schaller tak dapat bermain dengan nyaman dan sulit untuk lama memegang bola.
ADVERTISEMENT
Alhasil, trio gelandang Bali United tak bisa membangun serangan lewat umpan-umpan pendek yang biasa diperagakan dalam beberapa laga terakhir. Untuk itu, serangan Bali United bertumpu kepada kedua bek tengah mereka, Demerson Costa dan Ahn Byunkyun, yang terus memberikan umpan jauh ke lini depan.
Dengan serangan seperti itu, barisan pertahanan Persija mampu mengantisipasi arah datang bola dengan mudah. Kesuksesan tekanan yang diberikan Persija tak lepas dari instruksi Teco agar Simic dan Ramdani Lestaluhu ikut menekan serta memperkecil ruang pemain Bali United di pertahanannya sendiri.
Tekanan-tekanan yang dilakukan Persija berdampak besar pada akurasi umpan yang dicatat Bali United sepanjang pertandingan. Dilansir situs resmi Piala Presiden, akurasi umpan ‘Serdadu Tridatu’ kali ini hanya 65%. Catatan itu terkecil dibanding enam pertandingan yang telah dilakoni Bali United sepanjang gelaran turnamen pramusim ini. Tak heran, Ilija Spasojevic dan Stefano Lilipaly tak mendapat suplai bola yang apik.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, kurangnya suplai bola ke lini depan berpengaruh kepada serangan yang dilancarkan oleh Bali United. Ya, serangan skuat arahan Widodo tumpul dan tak berbahaya. Selama 90 menit, klub yang bermarkas di Pula Dewata ini hanya mencatatkan 3 shot on target dari 5.
Final Piala Presiden 2018 (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Final Piala Presiden 2018 (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
Jaimerson Xavier Buat Ilija Spasojevic Tak Berkutik
Jamie --sapaan akrab Jaimerson-- terus menempel Ilija Spasojevic sepanjang pertandingan. Bahkan, ketika Spaso menjemput bola ke tengah lapangan, Jamie terus mengikuti dan terus memberikan tekanan. Alhasil, striker naturalisasi asal Montenegro tak berkutik.
Bali United pun terpaksa memeragakan taktik umpan panjang yang tak maksimal. Selain akurasi umpan yang memang buruk, pergerakan Spaso yang terbatas membuat perannya sebagai tembok pemantul di lini depan tak berjalan mulus. Hal ini membuat dua pemain sayap Bali United tak mendapat suplai bola.
ADVERTISEMENT
Memang, pelatih Hans Peter-Schaller sempat mengubah strategi dengan memberikan umpan daerah ke tepi lapangan. Instruksi ini diberikan untuk memanfaatkan ruang kosong di sisi kiri Persija akibat Rezaldi Hehanusa yang bermain terlalu ke depan. Namun, bek tengah Persija, Maman Abdurrahman, menutup ruang tersebut dengan lewat tekel-tekel dan halauan yang ciamik.
Respons Tepat Teco
Memasuki babak kedua, Bali United mengubah formasi dari 4-3-3 menjadi 4-2-3-1. Nick van der Velden bermain melebar dan mengisi sayap kiri. Lalu, Lilipaly bermain lebih ke tengah dan berperan sebagai penyerang lubang di belakang Spaso. Apa yang dilakukan Bali United berdampak fokus serangan Bali United.
Bola sering dialirkan ke sisi kiri yang diisi Van der Velden. Dengan kemampuan olah bola yang baik, pemain asal Belanda ini mampu menahan bola lebih lama sehingga membuat rekan-rekan setimnya memiliki waktu untuk membuka ruang di pertahanan Persija.
ADVERTISEMENT
Namun, apa yang dilakukan Bali United hanya berjalan setidaknya 15 menit saja. Teco dengan cepat merespons perubahan-perubahan Bali United. Pertama, tekanan Persija sedikit dikurangi. Kedua, bek sayap mereka, Rezaldi dan Ismed, fokus untuk menggalang kekuatan di lini belakang. Dua keputusan ini menghadirkan pertahanan rapat dan menyulitkan Van der Velden untuk berkreasi menciptakan peluang.
Kegagalan Van der Velden memberikan suplai kepada Spaso juga dilatarbelakangi oleh jarak yang renggang dengan rekan-rekan setimnya di lini tengah. Saat Van der Velden mendapatkan kawalan ketat, pemain lain terlambat untuk memberikan bantuan. Lilipaly jarang sekali menjemput menjemput bola ke sisi sayap. Kesusahan Velden berlanjut karena bek sayap Bali United selalu ragu-ragu untuk maju ke depan.
Respons Teco pun berbuah manis. Dengan merapatkan barisan pertahanan dan mengandalkan serangan balik, gol ketiga pun tercipta yang membuat harapan Bali United untuk membalikan keadaan tertutup.
ADVERTISEMENT