Kyle Walker Belum Bisa Akur dengan VAR di Piala Dunia

Kyle Walker di laga vs Nigeria. (Foto: Reuters/John Sibley)

Video Assistant Referee (VAR) di Piala Dunia 2018 sejatinya menjadi 'pahlawan' di lapangan hijau. Sayangnya, tidak semua pemain terbantu dengan kehadiran teknologi canggih VAR ketika pertandingan.

Satu yang berada di kubu berbeda dengan pendukung VAR adalah Kyle Walker. Bek Tim Nasional (Timnas) Inggris itu mengatakan, laga perdana timnya melawan Tunisia tidak diuntungkan dengan adanya VAR. Menurutnya, ujung tombak The Three Lions, Harry Kane, setidaknya bisa mendapat penalti kala berduel dengan Yassine Meriah dan Ferjani Sassi di kotak penalti Volgograd Arena.

"Wasit memiliki keputusan yang sulit. Tentunya VAR akan sangat membantu mereka, tapi wasit memutuskan tidak menggunakannya. Bagi saya, ini sebuah situasi yang pelik kapan wasit seharusnya bisa memanfaatkan VAR," imbuhnya." ucap Walker mengutip dari ESPN FC, Sabtu (23/6/2018).

Selain soal ketidakberpihakan VAR di laga perdana Inggris pada Selasa (19/6) lalu, Walker juga menyoroti prosedur kapan VAR bisa digunakan di atas lapangan, saat pertandingan sedang berlangsung.

"Kapan kita bisa meminta wasit mengecek layar? Toh, mereka berdiskusi dulu. Jika kami (pemain) menekan dan wasit tidak suka, bisa saja ia memberi kartu kuning."

"Jadi, ini konsep yang bagus, tapi wasit sulit membuat keputusan di lapangan. Sedetik kemudian bisa saja keputusan berubah menjadi penalti."

"Kalau di Liga Inggris, mungkin saya akan membiarkan ini (Kane tidak diberi kesempatan penalti). Tapi di Piala Dunia, saya tak bisa (duduk diam)," tegasnya.

Bagaimanapun, melayangnya kesempatan emas penalti bagi Inggris tidak mengandaskan upaya Inggris merebut kemenangan. Karena pada akhirnya, Inggris bisa menundukkan Tunisia dengan skor 2-1. Kane menjadi pahlawan lewat gol yang dicetaknya di injury time.

"Jelas itu bukan hal yang ideal untuk membuka Piala Dunia, tapi saya tetap harus semangat. Saya pemain berpengalaman dan kontroversi tidak boleh memengaruhi saya," ujarnya mengakhiri.