La Liga: Rela Main Siang Hari demi Pemirsa Indonesia

3 September 2019 16:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Celta Vigo, Brais Mendez, dan kapten Real Madrid, Sergio Ramos, memperebutkan bola di udara. Foto: Reuters/Miguel Vidal
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Celta Vigo, Brais Mendez, dan kapten Real Madrid, Sergio Ramos, memperebutkan bola di udara. Foto: Reuters/Miguel Vidal
ADVERTISEMENT
La Liga punya misi ambisius menjadi liga sepak bola terpopuler kedua di semua negara yang pasarnya mereka tembus, termasuk Indonesia. Untuk itu, sejumlah cara pun sudah dipersiapkan, salah satunya dengan mengubah jam tayang pertandingan.
ADVERTISEMENT
Pada 2017 silam kumparanBOLA pernah berbincang dengan salah satu duta La Liga, Steve McManaman. Dalam kesempatan itu McManaman menjelaskan panjang lebar mengenai ekspansi La Liga ke berbagai pasar, khususnya Asia, yang dinilai begitu besar dan potensial.
"Banyak orang-orang di Timur Jauh yang kesulitan mendapatkan akses tontonan La Liga dan umumnya hal ini dikarenakan perbedaan waktu," kata McManaman ketika itu.
"Ketika kami punya dua pemain terbaik di planet ini dalam diri Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, kupikir kami harus berusaha menyebarkan informasi sebanyak mungkin tentang mereka. Entah bagaimana caranya, para penggemar harus bisa mendapatkan kabar dari mereka secepat mungkin," tambahnya.
Tentu saja, Ronaldo kini sudah tidak ada lagi di La Liga. Meski demikian, bukan berarti upaya mereka mengendur. Justru dengan kepergian Ronaldo ke Juventus artinya La Liga harus berusaha lebih keras lagi. Hal ini diakui oleh delegasi La Liga Global Network Indonesia, Rodrigo Gallego.
ADVERTISEMENT
"Ya, kami tahu bahwa di Asia Tenggara, khususnya, Premier League masih jadi yang paling populer. Di Indonesia, ada juga Serie A. Maka dari itu, kami telah berupaya untuk membuat tayangan La Liga jadi lebih ramah. Untuk itu kami harus mendobrak tradisi," kata Gallego dalam acara peluncuran La Liga di Indonesia, Selasa (3/9/2019).
"Secara tradisional pertandingan sepak bola di Spanyol digelar pukul 4 sore dan pukul 8 malam, tetapi itu membuat jam tayang di Asia jadi terlalu larut. Maka, kami pun mengubah jam sepak mula menjadi pukul 11 siang supaya para penonton bisa mulai menyaksikan pertandingan mulai pukul 6 sore," jelasnya.
Televisi masih menjadi fokus utama La Liga karena pertandingan sepak bola memang utamanya masih disiarkan lewat medium ini. Akan tetapi, bukan berarti ia jadi fokus satu-satunya. Di Indonesia, La Liga melakukan pendekatan via media sosial dengan menciptakan akun berbahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Ada akun Twitter @LaLigaID. Di sana semua informasi disampaikan dalam bahasa Indonesia supaya para penggemar bisa lebih mudah mendapatkan berita yang mereka perlukan," ucap Gallego.
Delegasi La Liga Global Brand, Rodrigo Gallego, bersama Putra-Putri Batik Indonesia. Foto: Yoga Cholandha/kumparan
Selain di dunia maya, La Liga sendiri berencana untuk mendekatkan diri dengan penggemarnya di Indonesia lewat acara-acara yang diselenggarakan bersama sponsor. Walau demikian, belum dijelaskan secara terperinci acara seperti apa yang nantinya bakal dihelat.
"Kami menggandeng banyak sponsor musim ini dan ada dua sponsor yang operasinya cukup besar di Indonesia. Nantinya kami akan mengajak mereka untuk menggelar acara-acara off-air," tutur Gallego.
Semua ini dilakukan pihak La Liga untuk mempromosikan produknya secara menyeluruh. Gallego mengakui bahwa untuk saat ini popularitas La Liga memang sangat terbantu oleh Real Madrid dan Barcelona. Dalam kesempatan ini, dia menyuarakan tekad dan optimisme untuk mengubah persepsi itu.
ADVERTISEMENT
"Saya akui Barcelona dan Real Madrid memang masih menjadi jualan utama kami karena mereka memang sangat populer. Akan tetapi, dengan membaiknya penampilan tim-tim seperti Atletico Madrid dan Sevilla, orang-orang mau tidak mau akan mencoba mengenal La Liga lebih jauh lagi," katanya.
"Kemudian, perubahan jam sepak mula tadi saya pikir juga akan membantu karena orang-orang bakal terekspos dengan sendirinya. Kemarin kita juga lihat sendiri bagaimana Real Madrid dan Barcelona ditahan imbang. Saya pikir itu adalah pertanda bahwa di kemudian hari La Liga akan lebih berimbang," tutupnya.