Laporan UEFA: Premier League Kuasai Seperempat Pendapatan Klub Eropa

18 Januari 2019 10:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor UEFA di Nyon, Swiss. (Foto: FABRICE COFFRINI / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor UEFA di Nyon, Swiss. (Foto: FABRICE COFFRINI / AFP)
ADVERTISEMENT
Financial Fair Play mulai diperkenalkan oleh UEFA pada 2011 dengan tujuan menyehatkan keuangan klub-klub Eropa yang sebelumnya hampir selalu lebih besar pasak daripada tiang. Enam tahun sejak aturan itu diberlakukan, klub-klub Eropa untuk pertama kalinya mampu meraup keuntungan finansial secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Jumat (18/1/2019) pagi WIB, UEFA merilis laporan tahunan mereka. Dalam laporan itu, tercatat bahwa 710 klub dari 55 liga level teratas Eropa mencatatkan rekor pendapatan 20,11 miliar euro pada tahun finansial 2017. Dari sana, ada keuntungan sebesar 615 juta euro yang berhasil dibukukan.
Capaian ini menunjukkan perubahan yang luar biasa jika dibandingkan dengan periode 2008-2011 sebelum FFP diperkenalkan. Ketika itu, total kerugian klub-klub divisi teratas Eropa bisa mencapai 5 miliar euro.
Stadion Old Trafford (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Stadion Old Trafford (Foto: Pixabay)
Meski demikian, dalam laporan UEFA itu juga terlihat bagaimana besarnya dominasi klub-klub raksasa. Dari 20,11 miliar euro tadi, 9,7 miliar euro di antaranya -- atau 49 persennya -- dikuasai hanya oleh 30 klub terbesar. Manchester United menjadi klub dengan pendapatan terbesar (676 juta euro) disusul Real Madrid di tempat kedua dengan selisih satu juta euro dari United.
ADVERTISEMENT
Di bawah dua klub itu ada Barcelona, Bayern Muenchen, Manchester City, Paris Saint-Germain, Arsenal, Liverpool, Chelsea, dan Juventus. Semua klub tersebut mampu mengumpukan pendapatan di atas 400 juta euro.
Keberadaan lima klub Premier League di sepuluh besar klub dengan pendapatan terbesar itu sama sekali tidak mengejutkan. Sebab, secara umum Premier League sendiri memang begitu dominan. Kurang lebih seperempat (5,3 miliar euro) total pendapatan klub-klub Eropa tadi merupakan milik klub Premier League.
Menyusul di belakang Premier League adalah La Liga dengan total pendapatan 2,9 miliar euro. Setelahnya, Bundesliga (2,8 miliar euro), Serie A (2,1 miliar euro), dan Ligue 1 (1,6 miliar euro). Dominannya Premier League dalam mengeruk fulus ini tak bisa dipisahkan dari besarnya nilai hak siar kompetisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin. (Foto: Paul FAITH / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin. (Foto: Paul FAITH / AFP)
Sebagai gambaran, di antara klub-klub top Eropa tadi, hanya Barcelona, Juventus, dan Real Madrid yang menerima uang televisi lebih besar dari klub juru kunci Premier League musim 2016/17, Sunderland. The Black Cats yang kini berlaga di League One saat itu mendapatkan uang televisi sampai 93 juta poundsterling.
Laporan ini sendiri disambut UEFA dengan dua sikap berbeda. Sefton Perry, Kepala Analisis Intelijen UEFA, berkata, "Kesehatan klub-klub Eropa telah meningkat secara dramatis sejak 2012. Kerugian selalu berkurang di setiap tahunnya dan untuk pertama kalinya keuntungan secara menyeluruh bisa dilaporkan."
Sementara itu, Presiden UEFA Aleksander Ceferin lebih memilih untuk menggarisbawahi gap antara si kaya dan si miskin di Eropa. "Dari laporan ini bisa terlihat adanya tantangan berupa polarisasi dan keseimbangan kompetitif, bagaimana gap finansial semakin membesar berkat globalisasi dan perkembangan teknologi, dan saat ini merupakan waktu yang paling tepat bagi pemangku kebijakan untuk memperkuat sepak bola baik di puncak maupun dasar piramida," kata Ceferin.
ADVERTISEMENT
"Sepak bola tidak akan pernah setara, tetapi aku benar-benar percaya soal peran UEFA sebagai penjaga sepak bola di Eropa. Kami akan memastikan bahwa semua 55 anggota kami bisa memanfaatkan potensinya sebaik mungkin. Kami akan terus bekerja untuk menyokong ini," tambah pria Slovenia tersebut.