Lawan Manchester United, Leicester Ingin Hadirkan Identitas Baru

9 Agustus 2018 14:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lorong King Power Stadium. (Foto: Reuters/Craig Brough)
zoom-in-whitePerbesar
Lorong King Power Stadium. (Foto: Reuters/Craig Brough)
ADVERTISEMENT
Leicester City, dalam beberapa musim terakhir, lebih dikenal sebagai tim yang mengandalkan serangan balik ketimbang penguasaan bola untuk mencetak gol.
ADVERTISEMENT
Pada musim lalu, Leicester jadi tim ketiga dengan jumlah gol dari serangan balik terbanyak setelah Liverpool dan Tottenham Hotspur. Jamie Vardy dan kolega mencetak 7 gol dari skema tersebut, atau hanya kalah dua gol dari capaian Liverpool.
Untuk ukuran presentase penguasaan bola, capaian mereka cuma jadi yang terbaik ke-10 dengan angka 48,3%. Catatan itu bahkan lebih buruk ketimbang milik klub yang finis di posisi 17 musim lalu yakni Southampton. Catatan yang menunjukkan bahwa menguasai bola lama-lama bukanlah cara Leicester untuk menghujam lawannya.
Pemain Leicester merayakan gol. (Foto: Reuters/Peter Powell )
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Leicester merayakan gol. (Foto: Reuters/Peter Powell )
Dan laga pertama untuk membuktikan perubahan itu adalah laga pembuka Premier League 2018/19 menghadapi United pada Sabtu (11/8/2018) dini hari WIB di Old Trafford. Di laga itu, kata Schmeichel, orang-orang bisa melihat perubahan Leicester.
ADVERTISEMENT
"Kami secara klasik memang jadi tipe penyerang balik. Manajer sekarang [Claude Puel] menginginkan kami untuk mencoba dan mengambil sedikit lebih banyak kendali atas permainan, untuk mencoba lebih mendominasi penguasaan bola," ujar Schmeichel dlansir situs resmi klub.
"Laga ini akan sulit karena bertandang ke Manchester United, tapi itu sesuatu yang harus membuat kami berani untuk mencobanya," imbuh penjaga gawang berusia 31 tahun itu.
Pekik lantang Kasper Schmeichel. (Foto: Carl Recine/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pekik lantang Kasper Schmeichel. (Foto: Carl Recine/Reuters)
Dengan berorientasi pada serangan balik, Puel sebagai manajer pada musim lalu berhasil mengantarkan Leicester finis di posisi sembilan Premier League. Namun, untuk urusan mencetak gol, mereka berhasil jadi yang terbaik ketujuh--lebih baik dari Burnley dan Everton yang finis di atasnya.
Dengan mengubah orientasi menjadi tim yang dominan dengan penguasaan bola, akankah Leicester bisa jadi lebih baik? Kebetulan pula, di bursa transfer musim panas ini, nama-nama seperti Jonny Evans, James Maddison, hingga Rachid Ghezzal didatangkan untuk mewujudkan hal itu.
ADVERTISEMENT
Yang jelas, menghadapi United yang merupakan tim dengan presentase penguasaan bola terbaik ketiga di Premier League musim lalu, Leicester perlu mematangkan eksperimen dan identitas barunya itu untuk menang.