Lewat Adu Penalti, Liverpool Juara di Istanbul

15 Agustus 2019 4:58 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Liverpool merayakan kemenangan adu penalti di Piala Super Eropa. Foto: Murad Sezer/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Liverpool merayakan kemenangan adu penalti di Piala Super Eropa. Foto: Murad Sezer/Reuters
ADVERTISEMENT
Istanbul adalah kota spesial bagi Liverpool. Di kota ini, The Reds sempat menjuarai Liga Champions 2005 setelah mengalahkan AC Milan.
ADVERTISEMENT
Memori manis Istanbul terulang pada Kamis (15/5/2019) dini hari WIB. Liverpool keluar sebagai juara Piala Super Eropa dengan menaklukkan Chelsea. Menariknya, pasukan Juergen Klopp melalui skenario serupa 14 tahun lalu, yakni adu penalti (5-4).
Sebelum itu, kedua tim sempat bermain imbang 2-2. Dari kubu Liverpool, dua gol diborong Sadio Mane pada menit ke-48 dan ke-95. Adapun, Chelsea mencetak angka via Olivier Giroud (36') serta Jorginho (101').
***
Laga ini cuma berjarak beberapa hari dari pekan pertama Premier League. Maka, kedua tim menerapkan sedikit rotasi di susunan starter untuk menjaga kondisi para pemain.
Dari kubu Liverpool, perubahan paling signifikan terlihat di lini depan. Tak ada nama Divock Origi dan Roberto Firmino. Sebagai gantinya, Juergen Klopp menurunkan Sadio Mane dan Alex-Oxlade Chamberlain untuk mengapit Mohamed Salah.
ADVERTISEMENT
Modifikasi lini serang juga dilakukan pilihan Chelsea. Pelatih Frank Lampard mencadangkan Tammy Abraham dan Mason Mount yang menuai kritik saat The Blues kalah telak dari Manchester United. Dia lebih memilih Olivier Giroud dan Christian Pulisic yang membentuk format trisula dengan Pedro Rodriguez.
Turun ke tengah, Lampard bisa bernapas lega karena N'Golo Kante sudah mencapai kondisi fit. Alhasil, gelandang Timnas Prancis itu turun sejak menit awal bersama Jorginho dan Mateo Kovacic.
Kehadiran Kante benar-benar terasa oleh Chelsea. Daya jelajah dan kemampuan pressing eks pemain Leicester City itu membuat lini tengah Liverpool kesulitan mengembangkan permainan. Alhasil, suplai bola ke depan pun tergerus.
Ya, sepanjang paruh pertama, tak banyak peluang yang didapatkan kubu Liverpool. Paling bagus hanyalah upaya Mohamed Salah yang dihalau kiper Kepa Arrizabalaga pada menit ke-16.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Chelsea tampil lebih mengancam. Kurun 30 menit pertama, ada dua kans dari kubu The Blues. Pertama melalui percobaan Pedro Rodriguez yang dimentahkan Adrian pada menit ke-22, lalu Mateo Kovacic 10 menit berselang.
Tak cuma memutus serangan, Kante juga kerap menjadi katalisator dalam serangan Chelsea. Peran ini terlihat dari proses gol pembuka pada menit ke-36.
Operan pertama di daerah pertahan Liverpool terlontar dari Kante kepada Christian Pulisic. Kemudian, Pulisic memancing sejumlah pemain bertahan Liverpool sebelum melepaskan umpan terobosan ke Olivier Giroud di kotak penalti.
Duet Virgil van Dijk dan Joel Matip gagal memotong laju bola tersebut. Begitu pula Joe Gomez yang telat menempel Olivier Giroud. Alhasil, pemilik nama terakhir cukup bebas melakukan tembakan mendatar ke tiang jauh untuk menggetarkan jala Liverpool.
ADVERTISEMENT
Para pemain Chelsea melakukan selebrasi seusai Olivier Giroud membobol gawang Liverpool di laga Piala Super Eropa. Foto: Murad Sezer/Reuters
Empat menit berselang, Adrian kembali memungut bola dari gawang Liverpool gara-gara aksi Pulisic. Untung buat sang juara Liga Champions, Pulisic mendapatkan dakwaan offside sehingga wasit menganulir gol.
Setelah dua ancaman Chelsea, Liverpool belum bisa membalas. Skor 1-0 untuk Cesar Azpilicueta dan kolega pun menutup paruh pertama.
Penampilan minor di babak perdana direspons Klopp dengan pergantian saat jeda. Dia menarik keluar Chamberlain yang tampil melempem. Lalu, Firmino masuk mengisi kekosongan.
Hasilnya instan. Tiga menit mencicipi pertandingan, Firmino langsung mendapatkan peluang satu lawan satu dengan Arrizabalaga. Kans tersebut memang gagal, tetapi bola liar kemudian disambar Mane untuk menyamakan kedudukan.
Gelombang tekanan Liverpool semakin deras. Hanya berselang dua menit, The Reds hampir membalikkan kedudukan andai tembakan keras Fabinho tak melebar dari gawang.
ADVERTISEMENT
Untuk menjaga otoritas permainan, Klopp kemudian melakukan penyegaran di lini tengah. James Milner masuk menggantikan Georginio Wijnaldum.
Di sisi lain, Chelsea merespons dengan dua pergantian sekaligus. Mount mengambil tempat Pulisic serta Abraham menggantikan Giroud.
Keputusan kedua pelatih bisa dibilang tepat. Pasalnya, intensitas serangan Liverpool dan Chelsea terdongkrak dalam duel yang berlangsung terbuka.
Proses gol Sadio Mane dalam laga Piala Super Eropa antara Liverpool dan Chelsea. Foto: Murad Sezer/Reuters
Pertama, pada menit ke-74, Liverpool hampir saja mencapai keunggulan. Adalah Arrizabalaga yang menggagalkannya lewat aksi menahan dua percobaan beruntun dari Salah dan Virgil van Dijk.
Delapan menit setelah momen itu, Chelsea membalas. Kali ini, Mount si pemain pengganti itu langsung memberikan impak dengan menggetarkan jala Liverpool. Sayangnya, gol dianulir seperti paruh pertama dengan alasan offside.
Jual dan beli serangan berlanjut dalam tujuh menit tersisa di waktu normal. Namun, tak satu pun upaya membuahkan hasil sehingga kedua tim mesti melakoni babak tambahan.
ADVERTISEMENT
Penyegaran kembali dilakukan Klopp untuk melalui 30 menit selanjutnya. Kali ini terjadi di sektor full-back dengan Trent Alexander-Arnold yang menggantikan Andrew Robertson.
Kendati demikian, Alexander-Arnold tak beroperasi di kiri seperti Robertson. Dia bertukar posisi dengan Joe Gomez yang sebelumnya menjaga sisi kanan pertahanan.
Dengan kehadiran Gomez, area kiri terbukti lebih hidup. Lewat sisi inilah Liverpool mampu mencetak gol kedua sekaligus berbalik unggul pada menit ke-95.
Prosesnya diwarnai kerja sama satu dua antara Firmino dan Mane. Pemilik nama terakhir kemudian mengungguli kecepatan Kurt Zouma, sebelum melepaskan tembakan keras ke gawang Chelsea.
Keunggulan Liverpool hanya bertahan enam menit. Karena pelanggaran Adrian di kotak terlarang, maka wasit menunjuk titik putih. Kesempatan emas tak disia-siakan Jorginho yang maju sebagai eksekutor.
ADVERTISEMENT
Keunggulan Liverpool hanya bertahan enam menit. Karena pelanggaran Adrian di kotak terlarang, maka wasit menunjuk titik putih. Kesempatan emas tak disia-siakan Jorginho yang maju sebagai eksekutor.
Adrian boleh saja gagal menghalau kans tersebut. Namun, kiper Spanyol itu melunasinya saat kedua tim melakoni babak adu penalti.
Menghadapi Abraham sebagai eksekutor pemungkas, Adrian mampu menepis bola. Sementara, Arrizabalaga di kubu Chelsea tak mampu menyelamatkan satu pun tendangan pemain Liverpool. Dengan begitu, Liverpool memenangi babak adu penalti dengan skor 5-4 dan keluar sebagai juara Piala Super Eropa.