news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Lini Belakang Bobrok, Inter Ditundukkan Cagliari

2 Maret 2019 4:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lautaro Martinez (putih) berusaha melewati para pemain Cagliari. Foto: Dok. Inter Milan
zoom-in-whitePerbesar
Lautaro Martinez (putih) berusaha melewati para pemain Cagliari. Foto: Dok. Inter Milan
ADVERTISEMENT
Inter Milan gagal meraup tiga poin ketika melakoni laga tandang di Sagregna Arena, Sabtu (2/3/2019) dini hari WIB. Melawan Cagliari, Inter malah ditundukkan 1-2.
ADVERTISEMENT
Luca Capitelli mencetak gol duluan ketika laga berjalan 31 menit, kemudian Lautaro Martinez sempat samakan kedudukan 7 menit kemudian. Namun, setelah gol Leonardo Pavoletti, tak ada gol lagi tercipta.
Hasil ini membuat Inter berada dalam situasi sulit. Di satu sisi, mereka belum belum bisa memangkas jarak 11 poin dari Napoli yang berada di posisi kedua klasemen sementara Serie A. Di sisi lain, bisa saja Inter disalip AC Milan, yang kini berada di posisi keempat dengan ketertinggalan dua poin saja.
Perlu diingat, baik Napoli dan Milan sama-sama belum bermain.
***
Masih tidak ada Mauro Icardi dalam susunan kesebelasan Inter Milan untuk laga ini. Striker asal Argentina itu absen sebagai imbas dari hubungannya yang tak kunjung membaik dengan manajemen Inter. Maka, Lautaro Martinez ditunjuk sebagai penyerang tunggal dalam skema 4-2-3-1.
ADVERTISEMENT
Di belakang Martinez, ada Radja Nainggolan yang mengemban peran ‘nomor 10’. Jika Ivan Perisic tampil di sayap kiri, maka Matteo Politano tampil di posisi sebaliknya. Sementara, Marcelo Brozovic dan Matias Vecino menjadi poros ganda I Nerazzuri.
Di lini belakang, Danilo D’Ambrosio, Stefan de Vrij, Milan Skriniar dan Kwardo Asamoah dipercaya untuk melindungi beban Samir Handanovic sebagai kiper. Dengan skuat ini, Inter kesulitan untuk menembus pertahanan Cagliari, yang tampil dengan skuat terbaiknya dalam skema 4-3-1-2, selama babak pertama.
Ketika diserang, dengan begitu tenang dan disiplin Cagliari mengubah formasi menjadi 4-4-2. Kemudian dua penyerang dan empat gelandang mengapit lini tengah Inter demi menyulitkan suplai bola ke penyerang. Hasilnya? Hingga laga berjalan 30 menit, Inter hanya melancarkan satu tembakan tepat sasaran.
ADVERTISEMENT
Dalam urusan menyerang, Cagliari tak mendapatkan kesulitan berarti selama kurun waktu tersebut. Serangan-serangan dari sisi sayap tim berjuluk I Rossoblu terlihat kian berbahaya, karena lini pertahanan Inter sering melakukan kesalahan individual.
Suasana jalannya laga Cagliari versus Inter. Foto: Dok. Inter Milan
Misalnya, tekel keras Skriniar kepada Luca Cigarini tak jauh dari kotak penalti ketika laga berjalan 28 menit. Tekel tersebut membuahkan tendangan bebas untuk Cagliari dan Cigarini ditunjuk sebagai eksekutor.
Gelandang berusia 32 tahun itu kemudian melancarkan umpan lambung yang berhasil dikonversikan Luca Ceppitelli menjadi gol melalui kepalanya. Namun, setelah gol itu tercipta, Cagliari sempat kecolongan.
Karena diberikan ruang yang begitu bebas di sektor kanan, Inter mampu melancarkan serangan balik cepat di menit 38. Serangan tersebut berakhir dengan umpan lambung Nainggolan ke kotak penalti dari pinggir lapangan. Umpan tersebut kemudian mampu dikonversikan Martinez menjadi gol sundulan.
ADVERTISEMENT
Namun, setelah gol itu, Inter lagi-lagi menunjukkan betapa ringkihnya pertahanan mereka. Di akhir babak pertama, Leonardo Pavoletti bisa mencetak gol setelah berhasil lepas dari kawalan Skriniar dan De Vrij. Babak pertama berakhir dengan keunggulan 2-1 bagi Cagliari.
Di babak kedua, Inter terus saja menyerang Cagliari. Saking frustrasinya, pelatih Luciano Spalletti sampai mengganti Brozovic dengan Andrea Ranocchia. Ranocchia tak dipasang sebagai bek, tapi sebagai tandem striker untuk Martinez.
Meski begitu, justru mereka yang kecolongan di menit akhir. Untungnya, eksekusi tendangan penalti Ceppitelli gagal bersarang ke gawang Handanovic. Laga ini berakhir dengan kekalahan Inter 1-2.