Liverpool dan Analogi Rumah di Mata Mourinho

15 Desember 2018 7:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mourinho kala memimpin latihan Manchester United. (Foto: AFP/Paul Ellis)
zoom-in-whitePerbesar
Mourinho kala memimpin latihan Manchester United. (Foto: AFP/Paul Ellis)
ADVERTISEMENT
Prestasi tidaklah instan, meskipun sebuah klub diguyur dana berlimpah demi membangun skuat mewah. Begitulah menurut pelatih Manchester United, Jose Mourinho menjelang laga Premier League kontra Liverpool, Minggu (16/12/2018) malam WIB.
ADVERTISEMENT
Pandangan tersebut diutarakan Mourinho sebagai respons terhadap perbandingan antara pengeluaran antara klub asuhannya dengan Liverpool. Sungguh jelas ketimpangannya. United 'cuma' bermodalkan 74,5 juta pounds, sedangkan Liverpool menghamburkan 182,2 juta pounds yang sekitar sepertiganya dialokasikan untuk transfer kiper Alisson Becker.
Hasilnya pun berbanding lurus dengan kiprah kedua tim di Premier League. Liverpool tengah memuncaki klasemen sementara dengan raihan 42 poin sekaligus membentangkan jarak 15 angka atas Manchester United di tempat keenam.
Kendati begitu, Mourinho tak melihat jendela transfer musim panas 2018 sebagai faktor terbesar yahg membedakan kedua tim. Menurut dia, The Reds menjadi kuat bukan dibangun dalam waktu singkat.
Alisson Becker di pertandingan menghadapi Napoli. (Foto: AFP/Paul Ellis)
zoom-in-whitePerbesar
Alisson Becker di pertandingan menghadapi Napoli. (Foto: AFP/Paul Ellis)
Ya, kalau melihat para pemain penting yang ada di skuat, semuanya tak datang pada musim panas 2018. Ada pula Virgil van Dijk, Mohamed Salah, dan Andrew Robertson yang mendarat di Anfield musim sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Sepak bola tak melulu soal bagaimana menghabiskan uang demi memperkuat skuat. Ini seperti rumah. Anda tak cuma membeli furnitur. Anda harus menyiapkannya terlebih dahulu, kemudian mengeluarkan uang untuk membeli furnitur terbaik. Setelah itu, Anda baru bisa meninggali rumah megah," ucap Mourinho sebagaimana dilansir oleh BBC.
Kemewahan materi Liverpool dan penampilan bersinarnya di Premier League tak lantas membuat Mourinho silau. Sosok beralias The Special One tersebut merasa belum ada spesial dari raihan Liverpool dalam tiga tahun kepemimpinan Juergen Klopp. Acuannya sederhana saja, yakni jumlah trofi.
Mourinho dan Klopp di Old Trafford. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Mourinho dan Klopp di Old Trafford. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
Memang tak ada tambahan piala yang masuk ke kabinet Liverpool pada periode kepelatihan Klopp. Padahal, Jordan Henderson dan kolega menembus tiga final, di antaranya Piala Liga Inggris, Liga Europa, dan Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Mourinho sudah sempat menyumbangkan trofi, meski performa United menurun belakangan. Tak tanggung-tanggung karena dia merebut tiga gelar juara sekaligus pada musim pertamanya atau 2016/17, yakni Community Shield, Piala Liga Inggris, dan Liga Europa.
"Entah apakah trofi penting atau tidak, tergantung bagaimana Anda melihatnya. Kalau menurut saya, itu penting. Terlebih ketika Anda memiliki potensi untuk memenangi trofi dan mendeklarasikan target juara," ucapnya.
"Tak cerdas apabila Anda sekadar berbicara. Saya memang tak pernah membaca berita, tetapi Klopp sepertinya pernah mengatakan keinginan menjuarai Premier League," tutur Mourinho.