Liverpool Dekati Gelar Juara? Ah, City Juga Masih Punya Kans, Kok

30 Desember 2018 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pep Guardiola kala memimpin skuatnya. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
zoom-in-whitePerbesar
Pep Guardiola kala memimpin skuatnya. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
ADVERTISEMENT
Tiga kekalahan yang diderita Manchester City di bulan Desember ini membuat mereka terdepak dari puncak klasemen Liga Primer Inggris. Sebelum pertandingan melawan Southampton, Minggu (30/12/2018), The Citizens ‘hanya’ mengumpulkan 44 poin dari 19 pertandingan, berjarak 10 poin dengan sang pemuncak klasemen, Liverpool.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, Pelatih City, Pep Guardiola, menyatakan bahwa tim yang ia komandoi masih berada di jalur yang tepat untuk menjadi juara.
“Apa yang kami lakukan sejauh ini terhitung baik. Kami mampu mengumpulkan 44 poin di putaran pertama liga. Apabila kami mendapatkan hasil serupa di putaran kedua, kami mendapat 88 poin. 88 poin adalah angka yang cukup untuk menjadi juara,” ungkap Guardiola, dikutip dari Sky Sports.
“Kebanyakan juara Liga Primer Inggris di 20 tahun terakhir menang dengan total poin lebih sedikit. Apa yang kami telah capai sejauh ini cukup baik,” tambah eks manajer Bayern Muenchen dan Barcelona ini.
Secara logika, pernyataan Guardiola tentu tidak salah. Namun, kalau begitu ceritanya, Liverpool yang saat ini berada di puncak klasemen tentu akan mengumpulkan poin lebih banyak dari City di akhir musim nanti. Lebih lagi, laju The Reds saat ini tampak sulit untuk dihentikan oleh klub lain.
ADVERTISEMENT
Kedigdayaan Liverpool sejauh ini pun diakui oleh Guardiola.
Para pemain Liverpool merayakan gol. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Liverpool merayakan gol. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
“Ketika melihat dua pertandingan lalu, melawan Crystal Palace dan Leicester, publik tentu berpikiran lain, karena memang ada dua klub yang lebih baik dari kami di bulan Desember. Apa yang dapat kami katakan ketika Liverpool mampu mencatatkan sembilan clean sheets dan mencetak banyak gol? Kami tak mampu bersaing dengan mereka di aspek tersebut.”
City sendiri pun akan menjamu Liverpool di Stadion Etihad, pekan depan, selang lima hari setelah mereka melawan Southampton. Bagi Guardiola, laga melawan Liverpool nanti tentunya akan menjadi laga penentuan baginya. Jika menang, City tak hanya memangkas poin dengan sang pemuncak klasemen, namun mereka akan menjadi tim pertama yang mengalahkan kubu Merseyside merah di Liga Primer Inggris musim ini.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, Guardiola ogah untuk mengubah taktik yang telah diterapkannya sejauh ini. Ia kembali menekankan bahwa Raheem Sterling dkk. akan melakukan apa yang sudah mereka lakukan sejauh ini.
“Saya sebenarnya telah menunggu pertanyaan seperti ini,” ucap manajer berusia 47 tahun ini ketika ditanyakan tentang kemungkinan mengubah taktik.
“Itu tidak akan terjadi. Itu tidak terjadi di tahun pertama saya, dan tidak akan terjadi saat ini. Mengapa saya harus melakukan itu? Karena kami kalah dua laga berturut-turut? Tidak mungkin, saya tak akan mengubah taktik saya.”
Manchester City di pertandingan melawan Watford. (Foto: Reuters/David Klein)
zoom-in-whitePerbesar
Manchester City di pertandingan melawan Watford. (Foto: Reuters/David Klein)
Guardiola tentu punya alasan mengapa ia tak merasa perlu untuk mengubah taktiknya. Kualitas pemainnya masih superior, dan 44 poin yang telah dikumpulkannya menjadi bukti kuat. Khusus laga melawan Liverpool, ia juga punya alasan tersendiri. Sepanjang kariernya bersama City, ia tak pernah kalah atas Liverpool ketika bertanding di Stadion Etihad dalam laga Liga Primer Inggris.
ADVERTISEMENT
Namun, sebelum melihat lebih jauh, laga melawan Southampton nanti malam adalah laga yang benar-benar harus difokuskan oleh Guardiola dan timnya. Ia pun menganggap laga melawan The Saints adalah laga untuk membuat posisi timnya kembali normal.
“Kami akan melakukan apa yang telah kami lakukan di laga melawan Southampton, dan kami mencoba untuk menang. Ketika kami menang, semuanya akan kembali normal," ucapnya.
Logika Guardiola tentu masuk akal, tetapi sepak bola kerap kali menyajikan hal-hal yang berada di luar akal sehat.