Liverpool Menantang, Manchester City Senang

26 November 2018 16:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Liverpool menang besar di kandang Watford. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Liverpool menang besar di kandang Watford. (Foto: Reuters/Carl Recine)
ADVERTISEMENT
Kekalahan Chelsea dari Tottenham Hotspur memastikan dua hal. Pertama, catatan tidak kalah Chelsea di Premier League musim 2018/19 terhenti. Kedua, hanya tinggal Liverpool dan Manchester City yang belum terkalahkan sejauh ini.
ADVERTISEMENT
Saat Chelsea mengalami kekalahan, Liverpool dan Manchester City menorehkan hasil apik pada laga pekan 13 Premier League musim 2018/19. Liverpool sukses menaklukkan Watford dengan skor 3-0. Sementara itu, Manchester City berhasil mengalahkan West Ham dengan skor 4-0.
Berkat kemenangan yang masing-masing mereka raih, baik itu Liverpool maupun City belum tersentuh kekalahan di Premier League. Dari 13 laga, Liverpool membukukan 10 kali kemenangan dan 3 kali hasil imbang, sedangkan Manchester City berhasil menorehkan 11 kemenangan dan 2 kali hasil imbang. Kedua tim juga cuma berselisih 2 poin di papan klasemen.
Melihat kegigihan Liverpool dalam menempel Manchester City, juga membaca bahwa mereka punya peluang cukup besar untuk menjadi juara liga di akhir musim nanti, Xherdan Shaqiri, salah satu pemain Liverpool, buka suara. Usai laga melawan Watford, dia mengirimkan pesan yang jelas bagi Manchester City.
ADVERTISEMENT
"Kami akan terus menempel kalian (Manchester City) sampai akhir. Kami tidak perlu melihat kalian setiap waktu. Kami hanya perlu melihat diri kami sendiri dan selalu mencoba memberikan penampilan terbaik dari satu pekan ke pekan berikutnya. Itu yang paling penting," ujar Shaqiri, dilansir Goal International.
Klopp dan Shaqiri di laga leg pertama melawan Crvena Zvezda, Liga Champions 2018/19. (Foto: Oli SCARFF / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Klopp dan Shaqiri di laga leg pertama melawan Crvena Zvezda, Liga Champions 2018/19. (Foto: Oli SCARFF / AFP)
"Setiap pertandingan itu ada sejarahnya sendiri-sendiri dan kami harus fokus di tiap pertandingan, bukan fokus kepada posisi kami di akhir musim nanti. Kami akan terus bertarung sampai akhir musim, demi banyak hal yang juga kami pertaruhkan, sehingga dalam setiap pertandingan, kami akan memberikan usaha yang sama baiknya," tambahnya.
Musim 2018/19 ini, Liverpool memulai musim dengan kencang. Total 6 kemenangan sukses mereka raih di 6 laga awal, dengan torehan gol mencapai 15 gol dan jumlah kebobolan yang hanya 2 gol. Hal ini menjadikan Liverpool sebagai kandidat kuat penantang Manchester City meraih gelar Premier League.
ADVERTISEMENT
Mendapat tantangan terbuka dari Liverpool seperti ini, Pep Guardiola, pelatih Manchester City, mengaku merasa senang. Saat ini, pikirannya sedang melayang kembali pada musim 2008/09, kala dirinya pertama kaki menjadi pelatih Barcelona. Saat itu, tantangan dia terima dari Real Madrid dan persaingan kedua tim sepanjang musim berjalan ketat.
Menurut Guardiola, dengan adanya persaingan ketat macam itu, justru itu akan menghadirkan sesuatu positif bagi timnya. Setiap pekan, timnya akan selalu memberikan yang terbaik, karena dia sadar bahwa saat hasil buruk mereka terima dalam satu pekan, peluang juara itu akan hilang dari genggaman mereka.
"Saya ingat betul musim itu (2008/09). Madrid, yang diasuh Manuel Pellegrini, bermain baik. Maka, sangat baik ketika melihat tim yang saya asuh ketika itu (Barcelona) juara di akhir musim dan meraih treble. Kami selalu menjaga level permainan kami, karena kami tahu saat kami kehilangan poin, Madrid yang akan menjadi juara," kenang Guardiola.
ADVERTISEMENT
Apresiasi Pep Guardiola untuk kemenangan Manchester City atas Southampton. (Foto: REUTERS/Andrew Yates)
zoom-in-whitePerbesar
Apresiasi Pep Guardiola untuk kemenangan Manchester City atas Southampton. (Foto: REUTERS/Andrew Yates)
"Itu menolong kami meningkatkan kemampuan. Sama seperti persaingan (Rafael) Nadal, (Roger) Federer, dan (Novak) Djokovic, bukan? Sebagai atlet, persaingan seperti ini perlu. Saya tidak perlu memberi tahu pemain, Mereka tahu sekuat apa Liverpool itu. Dan mereka tidak boleh kehilangan poin, karena saat mereka melakukannya, Liverpool bisa jadi juara."
"Intinya, siapa pun itu, baik Liverpool, Tottenham Hotspur, Chelsea, dan Arsenal, agar bisa mengeluarkan kemampuan terbaik, harus ada lawan yang berani menantang. Musim ini, kami memilikinya, baik di Eropa maupun di kompetisi domestik (Inggris)," tambah pelatih yang juga pernah menangani Bayern Muenchen tersebut.
Premier League memang masih panjang. Masih ada 23 laga lagi di Premier League yang mesti Liverpool dan Manchester City jalani sebelum memastikan diri siapa yang akan menjadi juara. Intinya, semua adalah tentang konsistensi. Siapa yang lebih konsisten, dia yang akan jadi juara. Sekali saja tergelincir, bisa saja trofi hilang dari genggaman, macam Steven Gerrard pada 2014 silam.
ADVERTISEMENT