Liverpool Singkirkan Manchester City dari Liga Champions

11 April 2018 3:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Liverpool singkirkan Manchester City. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Liverpool singkirkan Manchester City. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Habis sudah Manchester City. Menjamu Liverpool pada laga perempat final leg kedua Liga Champions di Etihad Stadium, Rabu (11/4/2018) dini hari WIB, mereka menelan kekalahan 1-2. Dengan hasil ini, City pun tersingkir karena kalah agregat 1-5.
ADVERTISEMENT
Gabriel Jesus membawa City unggul lebih dulu pada menit kedua. Akan tetapi Mohamed Salah dan Roberto Firmino berhasil mencetak gol balasan pada babak kedua, tepatnya pada menit ke-56 dan 77.
***
Guardiola tidak bercanda ketika mengatakan bakal mengubah susunan pemain belakang City. Bahkan, di laga kali ini dirinya tak cuma mengubah susunan pemain belakang, tetapi juga susunan tim secara keseluruhan. Dari biasanya memainkan 4-3-3, kini City turun dengan pakem 3-4-3.
Dengan pakem 3-4-3 ini City bermain dengan trio Nicolas Otamendi, Aymeric Laporte, dan Kyle Walker di belakang. Di tengah ada Fernandinho, David dan Bernardo Silva, serta Kevin de Bruyne. Sementara, Gabriel Jesus bermain di depan didampingi Raheem Sterling dan Leroy Sane.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, di kubu Liverpool sama sekali tak ada kejutan. Selain Jordan Henderson yang harus absen dan digantikan oleh Gini Wijanldum, The Reds turun dengan susunan pemain terbaik, termasuk Mo Salah dan Bobby Firmino yang ditarik keluar akibat cedera pada laga leg pertama.
Ketertinggalan 0-3 tak membuat antusiasme suporter City mengendur. Sebelum laga bermula, mereka membiru-putihkan Etihad Stadium dengan koreo yang sederhana tetapi bermakna jelas: ini kandang City. Untuk makin menyemarakkan suasana, mereka menyanyikan bridge lagu 'Hey Jude' yang dikorup menjadi 'Na na na na, City'. Ya, seperti halnya Anfield di laga perdana, Etihad juga siap menyambut laga akbar di panggung megah ini.
City membuka laga dengan sikap 'sekarang atau tidak sama sekali' yang terepresentasikan lewat keputusan melepas umpan panjang persis selepas kick-off. Laga baru bermula tetapi mereka sudah mengeluarkan umpan hail mary-nya. Mereka ingin segera mengarahkan bola ke pertahanan City secepat mungkin.
ADVERTISEMENT
Gol pertama City tercipta saat laga baru berjalan dua menit dan semua berawal, lagi-lagi, dari umpan panjang. Ederson Moraes yang ditekan Sadio Mane memilih untuk langsung membuang bola ke depan. Bola sebenarnya berhasil diamankan Virgil van Dijk yang menyundulnya ke arah Loris Karius. Di sinilah petaka terjadi.
Karius punya tiga opsi: mengumpan ke Van Dijk, mengumpan ke Dejan Lovren, atau menendang bola jauh-jauh. Dua opsi pertama tidak punya risiko besar karena ada Jesus dan Sterling yang menunggu untuk merebut bola. Namun, Karius tetap memutuskan untuk melepas bola kepada Van Dijk.
Melihat bola diarahkan ke Van Dijk, Sterling langsung memberikan tekanan dan berhasil. Van Dijk membuat kesalahan karena bola justru jatuh ke kaki Fernandinho. Oleh gelandang Brasil itu bola diarahkan ke Sterling yang berada di ruang kosong dan Sterling menyodorkan bola kepada Jesus yang berdiri bebas. Tanpa kesulitan, Jesus menaklukkan Karius dari jarak dekat.
ADVERTISEMENT
Jesus melakukan selebrasi. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Jesus melakukan selebrasi. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
Selepas gol itu, Liverpool baru punya kesempatan untuk menekan. Perlahan-lahan mereka mampu naik ke atas untuk melancarkan serangan. Namun, City punya keunggulan jumlah pemain di lini tengah dan ini membuat serangan-serangan Liverpool jadi mudah dipatahkan.
Keunggulan jumlah pemain City di lini tengah itu juga ditambah dengan keberanian Guardiola memanfaatkan lebar lapangan. Hasilnya, pemain-pemain City jadi lebih mudah menguasai bola dan mengalirkannya ke depan.
Hanya, ada satu nilai minus di sini. Dengan bermain di lebar lapangan, City jadi harus lebih kerap menuntaskan serangan lewat umpan silang. Padahal, penyerang mereka tak cukup tinggi untuk memenangi duel udara melawan bek Liverpool. City kemudian membenahi kesalahan ini dengan mengganti umpan silang dengan umpan tarik. Namun, upaya ini juga tak berbuah hasil karena umpan-umpan tarik itu bisa dengan mudah dibaca pemain belakang Liverpool.
ADVERTISEMENT
Di pengujung babak pertama City sempat mendapat dua peluang emas. Pertama, lewat aksi individual Bernardo Silva yang berujung pada tendangan yang membentur tiang. Kedua, lewat umpan lambung yang sebenarnya berujung gol, tetapi dianulir karena Sane dianggap sudah berada dalam posisi offside. Tanpa gol tambahan, skor 1-0 tetap bertahan.
Satu hal menarik terjadi sesaat setelah wasit Antonio Mateu meniup peluit tanda berakhirnya babak pertama. Jesus terlihat melancarkan protes keras terhadap sang pengadil dan protes itu kemudian diikuti pula oleh Guardiola. Seraya menarik Jesus ke ruang ganti, Guardiola terlihat meluapkan kemarahannya dan inilah yang membuat sang manajer dikirim ke tribune oleh Mateu. Babak kedua pun harus dilalui City tanpa manajernya.
Perayaan gol pemain-pemain Liverpool. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan gol pemain-pemain Liverpool. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
ADVERTISEMENT
Pada babak kedua Liverpool lebih berani mengambil inisiatif. Dengan keberanian para gelandangnya, Wijnaldum, Alex Oxlade-Chamberlain, dan James Milner menguasai bola lebih banyak, ditambah permutasi posisi di lini depan --Salah bermain di tengah, Mane di kanan, Firmino di kiri-- Liverpool akhirnya berhasil menciptakan peluang.
Hebatnya, peluang emas pertama Liverpool di laga ini langsung berbuah gol. Salah menyodorkan bola kepada Mane yang kemudian melakukan penetrasi. Bola sebenarnya dapat direbut oleh Otamendi, tetapi kemudian Salah mencurinya kembali dan menceploskannya ke gawang. Liverpool unggul agregat 4-1.
Keberhasilan Liverpool mencetak gol tambahan membuat Mikel Arteta, asisten Guardiola, memasukkan Sergio Aguero untuk menggantikan David Silva. Formasi City pun berubah menjadi 3-3-4. Akan tetapi, upaya City menambah pemain depan itu justru tak membuat mereka tampil lebih baik. Ketiadaan Silva membuat cara menyerang City jadi lebih monoton. Yakni, makin bergantung pada umpan silang.
ADVERTISEMENT
Alih-alih menambah gol, City justru kembali kebobolan. Firmino sukses menakut-nakuti Walker dan mencuri bola dari kakinya. Tanpa kesulitan, pemain asal Brasil itu menggiring bola ke dalam kotak penalti dan mencetak gol dengan tendangan mendatar ke gawang Ederson.
Gol itu praktis membunuh perlawanan City. Sekali, dua kali, para pemain City memang masih melancarkan serangan ke pertahanan Liverpool, tetapi tak ada satu pun ancaman yang mampu mereka tebar. Sampai laga usai, skor 2-1 untuk kemenangan Liverpool bertahan dan mereka pun lolos ke semifinal.