news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Liverpool Tundukkan Chelsea di Stamford Bridge

23 September 2019 0:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laga Chelsea vs Liverpool. Foto: Reuters/John Sibley
zoom-in-whitePerbesar
Laga Chelsea vs Liverpool. Foto: Reuters/John Sibley
ADVERTISEMENT
Juergen Klopp melompat girang di akhir laga pekan keenam Premier League 2019/20. Tinjunya diacungkan tinggi-tinggi, staf-stafnya tertawa lega, para pemainnya melompat gembira. Kemenangan 2-1 Liverpool atas Chelsea di Stamford Bridge menjadi penyebab.
ADVERTISEMENT
Gol Trent Alexander-Arnold (14') dan Roberto Firmino (30') hanya bisa dibalas lewat gol N'Golo Kante pada menit 71. Hasil positif yang direngkuh pada Minggu (22/9/2019) itu membuat Liverpool kian kokoh di puncak klasemen.
Frank Lampard dan Klopp sama-sama memulai laga dengan skema dasar 4-3-3. Mason Mount, Tammy Abraham, dan Willian diplot sebagai trisula serangan Chelsea. Sementara, Mohamed Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane yang masyhur itu sudah pasti menjadi pilihan utama Liverpool di lini serang.
Ini laga antara dua tim besar. Maka lakonilah pertandingan ini seolah-olah sebagai pertandingan terakhirmu.
Chelsea jelas mati-matian karena laga digelar di rumah sendiri. Bagi Lampard, ini menjadi salah satu momen terbaik untuk membuktikan bahwa ia pelatih berkualitas, bukannya aji mumpung.
ADVERTISEMENT
Bagi Klopp, pertandingan ini adalah kesempatan untuk menebus dosa berupa kekalahan di laga perdana Liga Champions 2019/20. Kalian pikir kalah 0-2 itu enak?
Ketika Chelsea masih mencari cara untuk melepaskan serangan, Liverpool sudah menemukan jalan untuk menghimpun keunggulan: Set-piece.
Liverpool bahkan mencetak kedua golnya di paruh pertama dengan skema tendangan bebas. Gol pertama muncul pada menit 14. Liverpool mendapat hadiah tendangan bebas, Salah bertindak sebagai eksekutor.
Salah besar jika mengira Salah langsung melepaskan tembakan ke arah gawang. Penggawa asal Mesir ini melepaskan operan pendek ke Alexander-Arnold.
Nah, Alexander-Arnold-lah yang meneruskan bola via sepakan kencang ke arah gawang. Tembakan yang menyasar sudut kiri atas gawang itu tidak mampu diamankan oleh Kepa.
ADVERTISEMENT
Gol kedua yang muncul pada menit 30 juga lahir dari skenario yang mirip-mirip, tendangan bebas berupa sodoran pendek yang diteruskan menjadi tembakan ke arah gawang.
Untuk kasus ini, Andrew Robertson yang melepaskan operan pendek via tendangan bebas. Bola crossing itu lantas disambar dengan sundulan Firmino ke arah gawang. Itu berarti Liverpool merengkuh keunggulan kedua.
Laga ini bukan pertandingan yang jomplang. Di sepanjang babak pertama, Liverpool membukukan tiga percobaan, sementara Chelsea mencatatkan empat upaya. Persoalan utamanya tetap penyelesaian akhir.
That pride. Foto: Reuters/John Sibley
Chelsea sebenarnya sempat menyulut sorak-sorai dan perayaan sekitar 13 menit berselang dari gol pertama Liverpool. Memanfaatkan kemelut depan gawang, Cesar Azpilicueta mampu menceploskan bola ke gawang yang dikawal Adrian San Miguel.
ADVERTISEMENT
Namun, perayaan itu berakhir dengan kekecewaan. Wasit menganulir gol. Azpilicueta karena Mount sudah ada di posisi offside. Keputusan itu diambil wasit Michael Oliver usai meninjau ulang dengan bantuan VAR.
Itu tidak menjadi satu-satunya momen yang membuat suporter Liverpool ketar-ketir. Andreas Christensen memberikan umpan brilian kepada Abraham yang lolos dari jebakan off-side yang diteruskan dengan sepakan ke arah tiang jauh.
Sayangnya peluang pada menit 24 itu kandas akibat penyelamatan gemilang Adrian. Pun dengan peluang yang diciptakan oleh Abraham pada injury time paruh pertama.
Sejumlah peluang di sepanjang babak pertama adalah alasan mengapa mengecap lini serang Chelsea tidak menyengat itu tidak tepat. Masalah Chelsea bukan membuat peluang, tetapi menyelesaikan peluang.
ADVERTISEMENT
Kecairan serangan yang tak dibarengi dengan penyelesaian akhir yang buruk bakal sia-sia. Persoalan inilah yang mesti dipecahkan lekas-lekas oleh Lampard di babak kedua.
Liverpool langsung menggebrak begitu kembali dari ruang ganti. Gawang Kepa bahkan sudah terancam pada menit 49. Beruntung kiper asal Spanyol itu mampu menghalau bola yang sedikit lagi sudah melewati garis gawang.
Chelsea menghentak sejak awal menit 50-an. Salah dua yang paling krusial muncul dalam kurun menit 57 hingga menit 59. Abraham bisa saja mencetak gol pada menit 57 jika serangannya tidak langsung diblok lawan.
Manuver itu membukakan kesempatan lain bagi Chelsea untuk mencetak gol karena membuahkan sepak pojok. Yang menegangkan, sepak pojok itu melahirkan kemelut.
ADVERTISEMENT
Kante yang sudah masuk ke kotak penalti langsung menyambar bola liar dan menembak ke arah gawangnya. Sayangnya, upaya tersebut tidak berakhir gol karena melebar dari gawang.
Kante cetak gol di laga melawan Liverpool. Foto: Reuters/John Sibley
Belum, Chelsea belum habis. Gol Kante pada menit 71 itu adalah buktinya. Gol itu memang belum sanggup menyelamatkan Chelsea dari ketertinggalan, tetapi eksekusinya benar-benar berkelas.
Prosesnya bermula dari umpan pendek Azpilicueta. Kante yang menerima umpan langsung dikepung oleh pemain Liverpool.
Namun, Kante adalah seorang petarung. Dengan percaya diri ia memutar badan dan mengecoh kepungan pemain Liverpool.
Datanglah tiga raksasa Liverpool mengadang: Virgil van Dijk, Joel Matip, dan Robertson. Bayangkan, tiga bek Liverpool datang sekaligus. Seketika Kante mengingatkan lagi bahwa kisah Daud melawan Goliat bisa dihidupi di zaman mana pun.
ADVERTISEMENT
Alih-alih mengoper bola, Kante melepaskan tembakan melalui celah antara Van Dijk dan Matip. Itu bukan pertaruhan atas nama kepanikan. Sepakan Kante begitu terukur, membuahkan gol yang bermuara pada kedudukan 1-2.
Chelsea masih bisa mengancam di pengujung laga. Michy Batshuayi yang masuk pada menit 76 menggantikan Abraham berupaya menjadi pembeda.
Batshuayi memberikan ancaman serius lewat sundulannya pada menit 87 yang memanfaatkan umpan Marcos Alonso. Namun, upaya tersebut tidak berakhir dengan gol penyama kedudukan karena melenceng tipis dari gawang.
Chelsea mendominasi laga usai gol Kante tadi. Mereka membuat tiga tembakan dan memenangi penguasaan bola hingga 68%.
Meski demikian, laga tetap berakhir antiklimaks bagi Chelsea. Liverpool meredam dengan efektif, menjaga agar keunggulan 2-1 berubah menjadi kemenangan 2-1.
ADVERTISEMENT
Sial bagi Lampard, upaya Klopp berhasil. Liverpool kembali ke Anfield sambil membawa kemenangan dari Stamford Bridge.