Liverpool vs Chelsea: Mendongkrak Efektivitas Lini Depan The Blues

14 Agustus 2019 16:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Chelsea merayakan gol Mason Mount ke gawang Reading di laga persahabatan. Foto: Reuters/Andrew Couldridge
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Chelsea merayakan gol Mason Mount ke gawang Reading di laga persahabatan. Foto: Reuters/Andrew Couldridge
ADVERTISEMENT
Kamis (15/8/2019) dini hari WIB, Vodafone Park akan jadi medan pertempuran dua klub asal Inggris. Di sana Liverpool dan Chelsea akan berebut titel juara Piala Super Eropa 2019.
ADVERTISEMENT
Bila menilik rekam jejak, Chelsea masih lebih jago ketimbang calon lawannya itu. Dalam 10 perjumpaan di Eropa, Chelsea mendulang 3 kemenangan dan cuma 2 kali takluk. Sementara lima laga sisanya berakhir sama kuat.
Namun, rasanya sulit bagi Chelsea untuk mengulangi kesuksesan mereka atas Liverpool di turnamen Eropa. Pertama, konsistensi Liverpool sebagai juara Liga Champions musim lalu masih terjaga. Kendati melalui pramusim yang buruk, The Reds tampil meyakinkan di laga pembuka Premier League dengan melibas Norwich City 4-1.
Ini berbanding terbalik dengan Chelsea yang justru menelan kekalahan empat gol tanpa balas dari Manchester United. Frank Lampard terlihat belum matang betul. Niatnya untuk memainkan sepak bola direct dan sarat pressing memang sudah terlihat, tapi belum tereksekusi dengan baik.
ADVERTISEMENT
Suka tidak suka, ada kesenjangan skuat serta performa antara Chelsea dan Liverpool telah tampak. So, pertanyaannya tak hanya soal bagaimana cara Chelsea membendung gempuran Liverpool, tetapi juga perkara menembus barikade pertahanan 'Si Merah'.
Sebenarnya tak tepat juga andai mengecap bahwa lini depan Chelsea itu minim sengatan. Toh, agresivitas mereka tak buruk-buruk amat, kok, seperti yang terpampang di laga versus United akhir pekan lalu.
Lini depan Chelsea fluid dan membuat barisan pertahanan 'Iblis Merah' kesulitan membendungnya. Mereka juga lebih intens menuai ancaman ketimbang tim tuan rumah. Tiga tembakan tepat sasaran sukses mereka luncurkan. Sementara United, cuma mampu melepaskannya sepasang.
Chelsea bahkan hanya berjarak beberapa sentimeter dari keberuntungan karena tembakan Tammy Abraham dan Emerson Palmieri masih membentur tiang gawang.
ADVERTISEMENT
Sampai di sini, tak ada yang salah dengan cara kerja lini serang Chelsea. Kecuali, ya, efektivitas. Kecairan serangan yang tak dibarengi dengan penyelesaian akhir yang buruk bakal sia-sia. Itulah mengapa, Lampard sudah seharusnya memfungsikan Olivier Giroud besok.
Oke, topskorer Ligue 1 edisi 2011/12 itu memang tak lebih gesit ketimbang Michy Batshuayi serta Abraham soal manuver. Namun, ia punya nilai plus lebih dalam hal penyelesaian akhir.
Bukti paling sahih, ya, gelar topskorer yang diraih Giroud di ajang Liga Europa musim lalu lewat torehan 11 gol. Menurut data WhoScored, Giroud melepaskan 46 tembakan dalam total 14 laga yang dijalaninya. Artinya, Giroud cuma membutuhkan 4 tembakan untuk menghasilkan satu gol --tertinggi di Chelsea.
ADVERTISEMENT
Lagipula, Giroud juga tergolong target man yang fasih untuk membuka ruang dan mengkreasi peluang kepada rekan-rekan setimnya. Total 4 assist dibuatnya di Premier League 2018/19. Angka itu hanya kalah dari kreator serangan Chelsea macam Hazard, Willian, Azpilicueta, dan Ross Barkley.
Giroud punya peran penting untuk Chelsea di Liga Europa musim ini. Foto: Amr Abdallah Dalsh/Reuters
Well, benteng pertahanan Liverpool dan United jelas berbeda. Komposisi mereka lebih pakem dan telah terbukti dibanding tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer itu. Itulah mengapa, bukan perkara gampang bagi Chelsea untuk mencuri gol dari Liverpool.
Selain dari gegenpressing yang berpotensi menggerus build-up serangan mereka, pasukan Juergen Klopp itu juga punya Virgil van Dijk, benteng kuat dalam duel darat maupun udara.
Namun, masih banyak jalan menuju Roma, dan Lampard bisa mengeksploitasi sisi kanan pertahanan Liverpool untuk memaksimalkan serangan timnya.
ADVERTISEMENT
Sektor yang dihuni Trent Alexander-Arnold itu jadi biang atas kekalahan dari Napoli di laga pramusim. Tak tanggung-tanggung, tiga gol Partenopei lahir dari area tersebut.
Begitu pula dengan gol Manchester City ke gawang mereka di pentas Community Shield. Diawali dari skema bola mati ke sisi kanan, lalu dikirimkan kepada David Silva dan diakhiri oleh Raheem Sterling.
Aksi Christian Pulisic dalam laga pramusim melawan Barcelona. Foto: REUTERS/Issei Kato
Nah, Chelsea bisa bersandar kepada Christian Pulisic dalam hal ini. Oke, pemain asal Amerika Serikat itu memang gagal berbuat banyak di pekan pertama Premier League lalu. Nihil shot on target dan hanya mampu melepaskan sebiji umpan kunci. Bisa diwajarkan karena ia baru masuk di menit ke 58 untuk menggantikan Barkley.
ADVERTISEMENT
Ada baiknya bila Lampard menurunkan Pulisic sejak menit pertama di laga besok. Kecepatan dan penetrasi dari sisi kiri, berpotensi besar untuk melemahkan pertahanan Liverpool.
Simpelnya begini, Chelsea kudu meningkatkan variasi serangan mereka. Kehadiran Giroud di garda terdepan perlu ditunjang dengan winger yang lihai bermanuver macam Pedro Rodriguez dan juga Pulisic. Terlebih, Willian juga masih diragukan turun kaena belum 100% fit.
Mengganti Barkley dengan Pulisi mungkin bakal mengurangi daya di era sentral. Namun, jangan salah, sebab Chelsea masih punya Mason Mount yang tampil impresif. Tak hanya dalam aksi menyerang, tetapi juga menyerang. Mount mengukir masing-masing 3 key pass dan tekel sukses. Untuk aspek yang terakhir, pemain berusia 20 tahun itu hanya kalah dari Azpilicueta.
ADVERTISEMENT
Emerson Palmieri (kiri) menggiring bola melewati Jesse Lingard. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Memang, tak menutup kemungkinan bila Lampard bakal melakukan rotasi di beberapa sektor, termasuk menukar Emerson dengan Marcos Alonso di pos full-back kiri. Namun, akan lebih bijak andai ia mempertahankan pemain yang diboyong dari AS Roma itu dalam skuatnya.
Performa ciamik Emerson saat berhadapan dengan United jadi acuannya. Selain aktif dalam melepaskan ancaman, akurasinya juga terbilang lumayan. 3 dari 4 tembakannya mengarah ke sasaran --terbaik di antara seluruh penggawa Chelsea dan juga United.