Liverpool vs Tottenham: Jangan Sampai Taktik Jadi Bumerang

28 Maret 2019 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tottenham Hotspur vs Liverpool. Foto: Reuters/Paul Childs
zoom-in-whitePerbesar
Tottenham Hotspur vs Liverpool. Foto: Reuters/Paul Childs
ADVERTISEMENT
Sudah 31 pekan berlalu dan Liverpool masih berada di puncak klasemen Premier League. Meski demikian, posisi mereka itu jauh sekali dari kata aman. Sebab, pesaing terdekat mereka, Manchester City, hanya tertinggal dua poin dan memiliki satu tabungan laga. Oleh karena itu, haram hukumnya bagi Liverpool untuk terpeleset seperti Steven Gerrard pada April 2014 dulu.
ADVERTISEMENT
Yang jadi masalah, potensi Liverpool untuk terpeleset itu cukup besar. Pasalnya, pada pertandingan pekan ke-32, Minggu (31/3/2019) malam WIB nanti, mereka akan berhadapan dengan Tottenham Hotspur. Saat ini, Tottenham ada di urutan ketiga klasemen dengan koleksi 61 angka. Posisi di klasemen ini jelas menunjukkan bahwa The Lilywhites bukan tim sembarangan.
Walau begitu, Tottenham sejatinya sedang tidak baik-baik saja. Dalam lima pertandingan terakhir Premier League mereka cuma menang satu kali. Bahkan, empat laga termutakhir mereka akhiri tanpa satu kemenangan pun dengan rincian tiga kali kalah dan sekali bermain imbang. Dengan kata lain, tren ini bisa membuat status Tottenham sebagai penghuni peringkat tiga jadi tak berarti.
Efektivitas adalah masalah terbesar Tottenham. Sejak takluk dari Burnley, 23 Februari silam, Tottenham kesulitan mencetak gol. Padahal, jika permainan secara keseluruhan yang jadi patokan, mereka sebetulnya tidak buruk. Pada laga kontra Burnley itu sendiri, misalnya, Tottenham mampu mendominasi penguasaan bola dengan catatan 70 persen dan melepas lebih banyak tembakan (17 kali) dibanding lawannya (10).
ADVERTISEMENT
Penyakit itu kemudian berlanjut. Di tiga pertandingan Premier League setelahnya Tottenham hanya mampu mencetak dua gol. Satu dari dua gol tersebut tercipta dari titik putih.
Laga melawan Chelsea yang berakhir dengan kekalahan 0-2 jadi titik terendah Tottenham. Di laga tersebut mereka gagal mencatatkan satu pun tembakan tepat sasaran. Padahal, mereka unggul dalam penguasaan bola (53,5 persen) dan jumlah umpan kunci (8 berbanding 7).
Gambaran inefektivitas permainan Tottenham bisa juga dilihat dari betapa tingginya aksi ofensif mereka dan bagaimana itu berbanding terbalik dengan jumlah gol.
Per catatan Sky Sports, Spurs pada dasarnya mencatatkan rata-rata dribel, sentuhan di kotak penalti lawan, umpan silang, bahkan peluang tercipta per laga lebih banyak di empat pertandingan Premier League terakhir (termasuk vs Burnley) dibanding 26 laga sebelumnya. Ini menjadi bukti dari betapa buruknya akurasi tembakan anak-anak buah Mauricio Pochettino belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Dengan catatan seperti itulah Tottenham akan berangkat ke Anfield. Perlu dicatat bahwa Liverpool adalah tim yang paling sulit dibobol di Premier League musim ini (18 gol dari 31 laga). Selain itu, Tottenham juga sudah lama tidak bisa menang di stadion tersebut, tepatnya hampir delapan tahun.
Namun, Tottenham tidak perlu merasa sudah kalah sebelum bertanding. Mereka harus ingat bahwa ada pemain-pemain berkelas seperti Harry Kane, Dele Alli, Son Heung-min, dan Christian Eriksen di skuat mereka. Pemain-pemain ini diprediksi akan bisa merumput sejak awal pada akhir pekan nanti.
Sebaliknya, Liverpool akan mendapat pukulan cukup telak dengan absennya Joe Gomez dan Trent Alexander-Arnold. Dua pemain inilah yang selama ini jadi andalan Juergen Klopp untuk mengawal sisi kanan pertahanan Liverpool. Karena cedera, mereka berdua hampir bisa dipastikan takkan tampil. Oleh karena itu, Liverpool pun kemungkinan akan memasang pemain dadakan di sana, entah itu Fabinho Tavares maupun James Milner.
ADVERTISEMENT
Fabinho dan Milner adalah pemain berkualitas. Namun, biar bagaimana pun, posisi asli mereka adalah gelandang tengah dan gelandang bertahan. Di pertandingan seperti pertandingan menghadapi Tottenham, keberadaan mereka di posisi yang tak natural bisa jadi risiko tersendiri.
Terlepas dari masalah di pos bek kanan ini, Liverpool akan bisa diperkuat pemain-pemain terbaiknya di posisi lain. Jika memang Milner atau Fabinho nanti dimainkan di sisi kanan pertahanan, maka kapten Jordan Henderson akan kembali mengisi lini tengah bersama Gini Wijnaldum.
Trio lini tengah Liverpool ini sebenarnya tak memiliki keunggulan teknik eksepsional tetapi mereka punya kedisiplinan taktikal yang baik. Fungsi mereka pun jelas. Wijnaldum punya tugas sebagai katalis serangan, Henderson adalah fregat yang bertugas memotong alur serangan lawan. Mereka berdua menjalankan peran itu dengan bermain sebagai gelandang box-to-box. Sedangkan, Fabinho adalah penjaga kedalaman yang bisa jadi pemutus serangan lawan serta pengalir bola.
ADVERTISEMENT
Fabinho dalam laga pramusim bersama Liverpool. Foto: Reuters/Carl Recine
Dengan lini tengah yang bak mesin itu, lini depan Liverpool pun menjadi bebas berkreasi. Sadio Mane, Bobby Firmino, dan Mo Salah yang kemungkinan besar akan turun bersamaan saat melawan Tottenham adalah sumber gol utama The Reds. Sejauh ini, tiga pemain yang sama-sama punya kecepatan, teknik bagus, dan kecerdasan dalam bergerak itu telah menyumbangkan 45 gol (alias 64 persen gol Liverpool) di Premier League.
Sementara itu, di lini belakang Liverpool punya Joel Matip, Virgil van Dijk, dan Andrew Robertson yang akan berjaga di depan kiper Alisson Becker. Van Dijk dan Robertson tak usah diragukan lagi kehebatannya. Yang menarik adalah Matip. Dengan catatan 1,8 tekel berhasil, 1,4 intersep, dan 3,4 sapuan per laga di Premier League, pemain asal Kamerun itu bisa jadi penyokong yang baik bagi Van Dijk dan Robertson.
ADVERTISEMENT
Liverpool bakal tampil dengan kekuatan nyaris penuh, begitu pula dengan Tottenham. Minus Eric Dier —yang kemungkinan akan digantikan oleh Harry Winks— Tottenham akan turun dengan pemain-pemain terbaik, termasuk di lini belakang.
Kieran Trippier, Toby Alderweireld, Jan Vertonghen, dan Danny Rose akan melindungi kiper sekaligus kapten Hugo Lloris. Setiap laganya, kuartet itu mampu mengombinasikan 22,9 aksi defensif untuk membuat Tottenham jadi tim dengan pertahanan terbaik ketiga di liga.
Dari Tottenham sendiri, yang paling menarik sebenarnya adalah komposisi lini tengah dan depan. Di atas kertas, mereka bermain dengan pakem 4-3-1-2. Namun, pada praktiknya, formasi itu bisa berubah dengan begitu luwes.
Luapan semangat Eriksen. Foto: REUTERS/Peter Nicholls
Sebagai tiga gelandang tengah, Pochettino kemungkinan akan menurunkan Eriksen dan Moussa Sissoko untuk mendampingi Winks. Sementara, Alli akan menyokong Son dan Kane. Nah, meski begitu, pada praktiknya nanti, Eriksen dan Sissoko bisa bergerak dengan lebih liar terutama ke sisi pinggir lapangan. Son pun demikian.
ADVERTISEMENT
Luwesnya pergerakan ini bisa jadi masalah bagi Liverpool, bisa juga menjadi celah yang bisa dimanfaatkan. Terlebih, Winks sebagai poros tunggal tidak setangguh Dier dalam urusan bertahan. Jika segalanya berjalan mulus, Tottenham bisa merusak bentuk permainan Liverpool. Sebaliknya, bentuk permainan Tottenham yang fleksibel itu bisa juga dengan mudah dieksploitasi via serangan balik. Apalagi, dua bek sayap Tottenham bisa dipastikan akan aktif membantu serangan.
Maka dari itu, sah jika menyebut Liverpool sebagai tim yang lebih layak diunggulkan. Tren performa memihak mereka —sejak 12 Januari mereka belum pernah kalah di segala ajang—, pun demikian dengan rekor pertemuan. Tak sampai di sana, faktor Anfield dan kelemahan taktik Tottenham juga bakal jadi faktor pembeda yang tak bisa dikecilkan.
ADVERTISEMENT
======
Liverpool akan menjamu Tottenham Hotspur dalam laga Premier League pekan ke-32 di Anfield pada Minggu (31/3/2019) malam pukul 22:00 WIB.