Loew Terima-terima Saja Kalau Ada yang Memintanya Dipecat

14 Oktober 2018 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Loew di konferensi pers jelang laga. (Foto: REUTERS/Leonhard Foeger)
zoom-in-whitePerbesar
Loew di konferensi pers jelang laga. (Foto: REUTERS/Leonhard Foeger)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hasil buruk lagi-lagi dituai Timnas Jerman dalam laga internasionalnya. Menghadapi Timnas Belanda di Amsterdam dalam ajang UEFA Nations League, Minggu (14/10/2018) dini hari WIB, Jerman kalah telak 0-3. Hasil ini pun kemudian memunculkan kembali perdebatan ihwal kelayakan Joachim Loew untuk terus menjabat sebagai pelatih.
ADVERTISEMENT
Kekalahan dari Belanda itu adalah yang pertama kali terjadi pada Jerman dalam 16 tahun terakhir. Makin parahnya, kekalahan itu terjadi setelah Die Mannschaft menjalani Piala Dunia terburuk dalam 80 tahun terakhir. Pada Piala Dunia 2018 di Rusia lalu, Jerman gagal lolos dari fase grup usai dikalahkan Korea Selatan 1-2 di partai penentu. Plus, saat ini Jerman berada di dasar klasemen Grup 1 Liga A dengan koleksi satu angka.
Menyusul rentetan hasil mengecewakan itu, Loew sadar bahwa kursi yang dia duduki sedang panas-panasnya. Namun, pria 58 tahun tersebut mengaku tidak akan terkejut jika nantinya banyak yang memintanya dirinya dipecat.
"Tentu saja aku paham bahwa itu akan terjadi. Sebagai pelatih, itulah konsekuensinya dan atas hasil buruk tadi, semua harus mengambil tanggung jawab," ujar Loew seperti dilansir Reuters.
ADVERTISEMENT
Loew sendiri saat ini sedang memasuki tahun ke-12 masa kepelatihannya di Timnas Jerman. Jika semua berjalan sesuai rencana, masa bakti eks asisten Juergen Klinsmann ini baru akan rampung pada 2022 mendatang karena Mei lalu kontraknya baru diperpanjang selama dua tahun.
Menyusul hasil buruk di Piala Dunia, Loew masih mendapatkan kepercayaan penuh dari segenap petinggi di Persatuan Sepak Bola Jerman (DFB). Akan tetapi, anasir-anasir di luar sudah mulai berbicara soal pencopotan mantan pelatih Schalke tersebut. Salah satu yang paling keras menggoyang Loew adalah mantan anak didiknya sendiri, Michael Ballack.
"Aku dan banyak orang terkejut bagaimana dia masih bisa mempertahankan jabatannya. Dia sudah lama berkecimpung di tim ini dan kadang harus ada orang yang mengatakan bahwa segalanya sudah tak bekerja dengan baik lagi," ucap Ballack seperti dilansir Deutsche Welle.
ADVERTISEMENT
Kritikan Ballack itu sendiri dilontarkan sebelum Jerman bermain melawan Belanda dan sejak itu Loew sudah mendapatkan pembelaan, salah satunya dari Toni Kroos. Gelandang Real Madrid itu berkata, "Michael Ballack menuntut adanya perubahan pelatih. Mungkin dia sendiri yang ingin mengambil alih pekerjaan Loew."
Loew sendiri sadar bahwa kekalahan dari Belanda itu sangat buruk. Akan tetapi, sosok yang dikenal doyan mengupil ini menyebutkan bahwa segala yang terjadi di Johan Cruijff ArenA tersebut merupakan hasil dari rendahnya kepercayaan diri para pemain, terutama setelah Piala Dunia.
Duel sengit Frenkie De Jong dengan Joshua Kimmich kerap terjadi di lini tengah. (Foto: REUTERS/Piroschka Van de Wouw)
zoom-in-whitePerbesar
Duel sengit Frenkie De Jong dengan Joshua Kimmich kerap terjadi di lini tengah. (Foto: REUTERS/Piroschka Van de Wouw)
"Mungkin akan lebih bisa diterima jika kami cuma kalah 0-1, tetapi yang terjadi dalam sepuluh menit terakhir tadi memang sangat buruk. Kami sebenarnya punya kans untuk memenangi laga dan mengapa kami tidak mencetak gol adalah pertanyaan yang bagus," katanya.
ADVERTISEMENT
"Apabila kami mampu memanfaatkan peluang yang ada, mungkin kepercayaan diri kami tidak akan jadi serendah itu. Setelah melalui hasil buruk dalam beberapa bulan terakhir, kalian bisa lihat sendiri seperti apa hasilnya," tutup Loew.
Pada pertandingan melawan Belanda itu, Jerman memang unggul dari segi penciptaan peluang. Mereka sanggup melepaskan total 21 tembakan, sementara Belanda 'hanya' 15. Akan tetapi, dari segi efisiensi Belanda memang unggul karena dari 15 tembakan itu mereka mampu mengarahkan 5 di antaranya ke gawang. Bandingkan dengan Jerman yang cuma memaksa Jasper Cillessen membuat penyelamatan 4 kali.
Setelah ini Jerman masih punya dua kesempatan untuk membayar lunas kegagalan mereka meraih poin penuh di dua laga pertama Nations League. Pada Rabu (17/10) dini hari WIB mereka akan melawat ke markas Prancis, lalu pada 20 November mendatang giliran Manuel Neuer dkk. yang menjamu Oranje.
ADVERTISEMENT