Lopetegui dan Kenangan Buruk Spanyol di Piala Eropa 1980

13 Juni 2018 19:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Timnas Spanyol, Julen Lopetegui. (Foto: Reuters/Sergio Perez)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas Spanyol, Julen Lopetegui. (Foto: Reuters/Sergio Perez)
ADVERTISEMENT
Keputusan Julen Lopetegui menerima tawaran Real Madrid berakhir miris. Dua hari sebelum memulai laga perdananya di Piala Dunia, ia dipecat oleh Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF).
ADVERTISEMENT
Lopetegui ditunjuk menjadi pelatih Real Madrid, Selasa (12/6/2018) waktu setempat. Ia menggantikan Zinedine Zidane yang mengundurkan diri, beberapa hari setelah mereka menjuarai Liga Champions 2018.
Keputusan Lopetegui untuk menerima pinangan Madrid dikritik banyak pihak. Pasalnya, Mei lalu, ia baru saja menandatangani perpanjangan kontrak dengan Tim Nasional (Timnas) Spanyol yang berdurasi hingga 2020.
“Kami memutuskan untuk mengakhiri kontrak pelatih tim nasional. Apa yang kami capai sejauh ini berkat kerja keras Lopetegui. Dengan hal tersebut, kami ingin mengucapkan banyak-banyak terima kasih dan berharap yang terbaik untuknya di masa depan,” kata Presiden RFEF, Luis Rubiales.
Pemecatan Lopetegui membuat Timnas Spanyol kehilangan nakhoda dua hari sebelum laga perdana mereka di Piala Dunia 2018. Sedianya, mereka akan bertemu Portugal, Sabtu (16/6/2018) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Situasi tak kondusif seperti ini bukan hal yang baru bagi Timnas Spanyol. Pada 1980, atau tiga hari sebelum pertandingan pertama Piala Eropa 1980 yang digelar di Italia, pelatih mereka, Ladislao Kubala, mengumumkan pengunduran diri.
Jika Lopetegui dipecat karena masalah etika dan transparansi terhadap Timnas, maka persoalan Kubala berbeda. Pelatih asal Hungaria ini memilih untuk mengundurkan diri dari Timnas Spanyol karena menandatangani kesepakatan dengan Barcelona.
Pengumuman mendadak ini agaknya memengaruhi mental bertanding Timnas Spanyol. Berada di Grup 2 bersama Belgia, Italia, dan Inggris, Tim Matador harus pulang dengan mengemban posisi juru kunci karena hanya memetik satu poin dari tiga pertandingan.
Dampak buruk dari Piala Eropa 1980 tentu tak diinginkan oleh Timnas Spanyol. Berkaca dari hal tersebut, mereka wajib mempersiapkan yang terbaik, termasuk mencari pelatih pengganti dengan kualitas sepadan Lopetegui yang tentunya dapat diterima oleh seluruh anak-anak asuhnya.
ADVERTISEMENT