Luke Shaw: Sudah Seharusnya United Menghormati Mourinho

24 Desember 2018 7:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jose Mourinho bersama Luke Shaw. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Jose Mourinho bersama Luke Shaw. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
ADVERTISEMENT
Meski Jose Mourinho sudah tak lagi menjadi bagian dari Manchester United, Luke Shaw meminta publik khususnya para pendukung The Red Devils tidak melupakan prestasi yang sudah ditorehkan pria asal Portugal itu saat menjabat sebagai juru taktik selama dua setengah tahun.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa sebab komentar Shaw terlontar. Mourinho terbilang cukup sukses sejak datang ke Old Trafford pada 2016 silam. Eks pelatih Real Madrid ini berhasil memberikan tiga gelar juara buat United, yakni Liga Europa, Piala Liga Inggris, dan Community Shield --yang semuanya didapat pada musim perdana Mourinho.
"Saya pikir, kami sebagai pemain dan tim sudah menunjukkan rasa hormat atas apa yang terjadi (pemecatan Mourinho). Orang-orang mungkin akan dengan cepat melupakan apa yang sudah Mourinho berikan buat United. Ada tiga trofi dia persembahkan," kata Shaw dilansir situs resmi klub.
"Salah satu trofinya bahkan belum pernah didapatkan United (Liga Europa). Dia memberi tiga gelar juara hanya dalam satu musim, jadi publik harus menghormati itu dan mengingat apa yang sudah dia lakukan. Bukan hanya kepada kami, tapi juga kepada para suporter," ujarnya menambahkan.
ADVERTISEMENT
Sayang, kegemilangan Mourinho di musim perdananya itu gagal berlanjut. Musim keduanya berakhir nirtrofi. Meski begitu, kekuatan United masih terbilang cukup tangguh karena sukses menjejak final Piala FA --meski akhirnya kalah dari Chelsea-- dan finis di posisi dua pada klasemen akhir Premier League.
Alih-alih bangkit, performa United di bawah arahan Mourinho justru semakin menurun di musim 2018/19. Puncaknya terjadi saat United dikalahkan Liverpool 1-3 pada pekan ke-17 Premier League. Hasil negatif itu membikin United terdampar di peringkat keenam klasemen sementara dengan nilai 26.
Rapor buruk United bertambah karena dari 17 laga di bawah arahan Mourinho musim ini, United sudah kebobolan 29 gol. Jumlah tersebut merupakan penurunan dari musim kemarin, saat mereka hanya kebobolan 28 gol sepanjang gelaran Premier League edisi 2017/18. Sederet catatan minor inilah yang menjadi alasan manajemen United memutus kontrak Mourinho sepekan lalu.
ADVERTISEMENT
Solskjaer dan pemain-pemain United merayakan kemenangan atas Cardiff. (Foto: REUTERS/Rebecca Naden)
zoom-in-whitePerbesar
Solskjaer dan pemain-pemain United merayakan kemenangan atas Cardiff. (Foto: REUTERS/Rebecca Naden)
Ole Gunnar Solskjaer pun ditunjuk sebagai pelatih sementara sampai akhir musim. Keputusan yang terbukti jitu. Nyatanya, laga perdana sosok asal Norwegia itu berjalan manis usai mencukur Cardiff City 5-1 di pekan ke-18. Terasa lebih spesial karena Solskjaer menjadi pelatih pertama setelah Sir Alex Ferguson yang bisa membawa United mencetak 5 gol di ajang Premier League.
Ekspektasi pun bertaburan ke arah Solskjaer dengan permainan ofensifnya. Sebaliknya, kemenangan besar United itu kian mengerdilkan Mourinho yang kondang dengan skema defensif. Tapi, Shaw tak sepenuhnya setuju dengan argumen itu. Menurutnya United mampu bermain menyerang, siapapun pelatihnya.
"Sebagai tim, kami selalu berusaha bermain menyerang dan cepat, tidak peduli siapapun pelatihnya, kami Manchester United. Kami bermain bagus saat melawan Cardiff. Anda juga bisa melihat bahwa gol ketiga sangatlah spesial. Mulai dari operan, pergerakan, dan penyelesaian akhir yang matang."
ADVERTISEMENT
"Kami tetap tenang meski lawan mampu memperkecil ketertinggalan menjadi 2-1, kami terus melakukan yang perlu dilakukan. Ada banyak hal yang bisa membuat kami optimistis ke depannya dan kami akan terus berkembang serta melanjutkan performa seperti saat melawan Cardiff," pungkas Shaw.