Maaf, Salah Tidak Puas dengan 40 Gol

Selebrasi gol Salah. (Foto: REUTERS/Andrew Yates)

Mohamed Salah punya target baru. Sebelum musim ini berakhir, ia berencana memecahkan rekor Ian Rush sebagai pencetak gol terbanyak Liverpool dalam satu musim.

Ketika didatangkan dari AS Roma, musim panas lalu, Salah bak winger biasa. Untuk bersaing di tim utama, ia hanya punya modal kecepatan, kegesitan, dan kekuatan untuk beradu badan dengan bek sayap lawan.

Namun, Juergen Klopp mengubah itu semalaman. Dalam waktu singkat, ia berkembang menjadi pemain paling tajam Liverpool. Torehan 30 golnya di musim ini mengalahkan catatan rekan satu timnya, Roberto Firmino dan Sadio Mane.

Penampilan istimewa tak hanya diperlihatkan oleh Salah ketika memperkuat Liverpool di Premier League. Di kompetisi lain, seperti Piala FA dan Liga Champions, ia juga terus memperlihatkan tajinya.

Jika ditotal, Salah saat ini telah membukukan 40 gol di semua kompetisi resmi. Angka tersebut terpaut tujuh gol dengan catatan Ian Rush pada musim 1983/84 ketika mendapatkan predikat sebagai pemain paling tajam Liverpool dalam satu musim.

Rekor Ian Rush rasanya cukup masuk akal untuk dikejar oleh eks pemain Chelsea tersebut. Pasalnya, ia masih punya tabungan enam pertandingan resmi: empat di ajang Premier League dan dua di Liga Champions.

Besarnya kemungkinan untuk mengejar catatan Rush membuat Salah berani menaruh target. Kepada ESPNFC, ia berkata bahwa pencapaian Rush di 1983/84 menjadi obyektif yang bakal ia kejar hingga akhir musim.

Mohamed Salah membawa bola. (Foto: Reuters / Lee Smith)

“Ada peluang untuk memecahkan rekor tersebut. Menjadi yang nomor satu untuk kesebelasan seperti Liverpool adalah sebuah prestasi yang membanggakan. Saya akan begitu senang apabila bisa memecahkan rekor tersebut,” kata Salah.

“Saya memang gembira ketika sudah mencetak 40 gol sejauh ini. Namun, saya ingin terus menerus mencetak gol dan menjadi pemain nomor ketika membicarakan catatan tersebut.”

“Saya tidak bisa membayangkan betapa bahagianya bisa melihat nama saya sejajar dengan seorang legenda seperti Ian Rush. Saya pikir itu merupakan perasaan yang berbeda dan saya yakin dengan itu.”

“Terus melihat ke depan dan terus merasa lapar adalah hal yang saya rasakan saat ini. Mungkin, saat ini saya telah membukukan 40 gol, tapi saya selalu berusaha bersemangat sambil berkata, ‘Mengapa tidak menjadi yang nomor satu sekalian?”