news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Malam Terang Sampdoria di Luigi Ferraris

3 September 2018 10:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fabio Quagliarella rayakan gol di Luigi Ferraris. (Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini)
zoom-in-whitePerbesar
Fabio Quagliarella rayakan gol di Luigi Ferraris. (Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini)
ADVERTISEMENT
Malam yang sempurna untuk Sampdoria. Seperti itulah perkataan komentator di akhir laga Sampdoria melawan Napoli. Bertanding di Stadion Luigi Ferraris pada Senin (3/9/2018) dini hari WIB, Napoli mesti mengakui keunggulan Sampdoria tiga gol tanpa balas.
ADVERTISEMENT
Kemenangan itu tak hanya dirayakan oleh para pemain dan pelatih. Presiden klub, Massimo Ferrero, juga ikut turun ke lapangan. Di hadapan suporter ia mengangkat syal kebanggaan klub dan larut dalam euforia.
Pelatih Napoli, Carlo Ancelotti, memang menegaskan bahwa ia akan merotasi skuat di laga ini. Tapi melihat materi skuat yang ada dan kemampuan taktik Don Carlo, seharusnya Napoli tetap unggul. Namun, keunggulan Napoli tinggal wacana.
Pada menit 11, Sampdoria bahkan sudah berhasil menorehkan keunggulan pertama lewat gol Gregoire Defrel. Pemain yang sama pun berhasil menggandakan keunggulan di menit 33. Puncaknya, gol ketiga Sampdoria lahir di menit 75 berkat gol Fabio Quagliarella.
Gol ini bukan gol biasa. Assist Bartosz Bereszynski dari area kiri lawan diterima dan dikonversi Quagliarella menjadi gol lewat sepakan tumit kanan. Gol itu ibarat penjumlahan dari semua potensi fisik, mental, teknik, dan keberuntungan. Di menit 75, Quagliarella menafsir ruang, menghitung kemungkinan, dan menghajar Napoli dengan gol ajaib.
ADVERTISEMENT
Tak ada perayaan berlebihan yang ditunjukkan Quagliarella. Yang ia lakukan hanya memeluk satu rekannya sebelum mengangkat kedua tangan dengan cepat ke arah tribune suporter Sampdoria. Tak ada luapan sukacita, tak ada teriakan dan selebrasi yang mencolok. Bukan tanpa sebab. Ia pernah menjadi bagian dari skuat Napoli pada 2009/10.
"Ketika saya melihat umpan Bereszynski, saya hanya memiliki waktu sepersekian detik untuk mengambil keputusan. Dan itulah hasilnya. Tapi, saya pikir, itu bukan gol terbaik saya. Ya, kalau masuk tiga besar, sih, oke-oke saja," ucap Quagliarella.
"Saya beberapa kali mencetak gol dari lapangan tengah. Jadi, mungkin masih ada beberapa pilihan kalau mau menentukan mana gol terbaik. Yang membuat saya sedih hanya satu. Gol-gol yang menurut saya indah selalu saya cetak di laga melawan Napoli," jelas pemain berusia 35 tahun itu, dilansir Football Italia.
ADVERTISEMENT
Presiden Sampdoria, Massimo Ferrero, rayakan kemenangan atas Napoli. (Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Sampdoria, Massimo Ferrero, rayakan kemenangan atas Napoli. (Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini)
Kemenangan ini tak hanya menyentak jagat sepak bola Italia, tapi sang pelatih sendiri, Marco Giampaolo. Dalam wawancara usai laga, ia bahkan mendeskripsikan ketidakpercayaannya akan keberhasilan Sampdoria menggilas Napoli tiga gol tanpa balas.
Padahal, tepat pada 14 Mei 2018, di stadion yang sama, Sampdoria dipermalukan Napoli dengan kekalahan 0-2. Bahkan di pekan sebelumnya di Serie A 2018/19, Sampdoria menutup laga sebagai pecundang karena menelan kekalahan 0-1 lewat gol Rodrigo De Paul di menit sembilan.
Dibandingkan dengan Napoli, Sampdoria kalah agresif. Di sepanjang laga, Napoli menciptakan 18 tembakan, yang 16 di antaranya berasal dari situasi open play. Bandingkan dengan Sampdoria yang melepaskan 9 tembakan. Namun, yang menjadi pembeda, Sampdoria unggul dalam penyelesaian akhir dan menciptakan peluang lewat skema serangan balik.
ADVERTISEMENT
Perbedaan mencolok lainnya, agresivitas Napoli bukan hanya nihil efektivitas, tapi juga minim akal sehat. Ketika menyerang, Napoli meninggalkan area pertahanannya kosong-melompong. Bila pemain Sampdoria berhasil merebut bola, maka bukannya tidak mungkin bek-bek Napoli justru terlambat untuk memutus serangan. Proses itulah yang mengawali gol pertama.
Marco Giampaolo di laga vs Napoli. (Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini)
zoom-in-whitePerbesar
Marco Giampaolo di laga vs Napoli. (Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini)
Selain itu, pemain-pemain Sampdoria juga lebih berani untuk menekan saat tidak menguasai bola. Bila Sampdoria mencatat 35 upaya tekel dan 30 sapuan, maka Napoli hanya 22 upaya tekel dan 18 sapuan. Bahkan di 15 menit jelang berakhirnya waktu normal dan sudah unggul 3-0, Sampdoria tidak mengendurkan tekanannya.
Buktinya, begitu pemain Napoli menguasai bola, Giampaolo akan menginstruksikan tiga hingga empat orang pemainnya untuk mengepung. Penjagaan juga diberikan kepada rekan terdekat si pemain yang menguasai bola tadi.
ADVERTISEMENT
“Ini malam yang menakjubkan. Anda membutuhkan penampilan dan keberuntungan yang sama luar biasanya untuk mengalahkan Napoli. Saya bahkan tidak menyangka bahwa tim saya bisa bermain sebagus ini karena beberapa pemain sedang tidak dalam kondisi yang fit 100%. Kami bangkit dari ketidakberuntungan dan kekalahan saat melawan Udinese serta membuktikan bahwa tim ini dapat menyerang dan bertahan sekaligus," ucap Giampaolo, dilansir Football Italia.
“Skuat kami dikritik habis-habis akibat kekalahan di Udine. Defrel tampil luar biasa sebagai penyerang. Dan seandainya Cristiano Ronaldo yang mencetak gol Quagliarella tadi, maka setiap orang akan membicarakannya," pungkas Giampaolo.