news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Manajemen Arema Sebut Tudingan Datang karena Ketidakpuasan Hasil Laga

21 Februari 2019 20:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Arema sudah berada di dalam stadion. Foto: Twitter/@AremafcOfficial
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Arema sudah berada di dalam stadion. Foto: Twitter/@AremafcOfficial
ADVERTISEMENT
Dua klub peserta Liga 1 disebut terseret dugaan pengaturan skor. Lewat program Mata Najwa pada Rabu (20/2/2019), salah satu perangkat pertandingan yang identitasnya dirahasiakan mengatakan ada praktik jual beli laga pada duel antara Arema FC dan Borneo FC.
ADVERTISEMENT
Belum ada bukti otentik, memang. Merujuk pernyataan narasumber, ada mahar sejumlah Rp 20 hingga Rp 25 juta yang dibayarkan agar Arema bisa menang pada laga yang berlangsung di kandang Borneo tersebut. Salah satu Anggota Komite PSSI berinisial IB bahkan disebut sebagai sosok yang membayar perangkat pertandingan.
Merespons tudingan yang belum terbukti itu, manajemen Arema melalui media officer mereka, Sudarmadji, buka suara. Tak menampik dan tak pula memojokkan satu pihak, tetapi dikatakan Sudarmaji, seluruh pihak mesti melihat kasus ini dengan jernih.
Para pemain Arema merayakan gol. Foto: PT LIB
"Situasi saat ini memungkinkan siapa pun melakukan dugaan-dugaan di laga masa lalu. Problem kita adalah sportivitas. Kembali ke tujuan sepak bola kita, yakni mempersatukan, bukan memisahkan," kata Sudarmaji ketika dihubungi kumparanBOLA, Kamis (21/2).
ADVERTISEMENT
"Semoga diskusi terbuka di acara salah satu televisi bukan dengan tujuan semata-mata melampiaskan dendam masa lalu," katanya.
Arema bukan satu-satunya klub yang disinggung oleh perangkat pertandingan tersebut. Menurut pengakuannya, Borneo pun melakukan praktik serupa tatkala menghadapi PSM Makassar. Borneo disebutnya merogoh kocek hingga Rp 70 juta.
Selebrasi pemain-pemain Arema FC bilamana mengalahkan Persebaya Surabaya. Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Nah, menyoal situasi ini, Sudarmadji pun berharap agar perkataan yang dilontarkan ditelisik lebih detail. Sebab jika tidak, yang dikhawatirkan ke depan, ini mengikis sportivitas para pegiat sepak bola dan justru mengagungkan praduga.
"Kami optimistis tuduhan yang ditujukan kepada kami datang dari suara ketidakpuasan terhadap hasil pertandingan. Semoga kita semua bersikap dewasa dan kami sangat percaya dengan para penegak hukum."
"Satu yang tak kalah penting, karena acara itu sifatnya diskusi dan karya jurnalistik tentu perlu ada cover both side. Semoga makin banyak acara diskusi tersebut dengan tujuan cari solusi, bukan hanya untuk kepentingan rating semata," tutup Sudarmadji.
ADVERTISEMENT
Tayangan Mata Najwa yang berjudul 'PSSI Bisa Apa?' pada 28 November 2018, ikut membantu mengungkap sejumlah kasus pengaturan skor di ranah sepak bola Indonesia.
Satgas Anti-Mafia Bola pun hingga kini sudah menetapkan sejumlah tersangka terkait kasus ini. Terbaru, Plt Ketum PSSI, Joko Driyono, ditetapkan sebagai tersangka perusakan, penghancuran, dan penghilangan barang bukti terkait dugaan pengaturan skor.