Manajer Persebaya: Ada yang Sengaja Timbulkan Kericuhan Bonek-Jakmania

3 Juni 2018 23:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bonek di GOR Pajajaran, Bandung (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bonek di GOR Pajajaran, Bandung (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pertandingan antara Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya yang tadinya akan digelar di Stadion Sultan Agung Bantul pada Minggu (3/6/2018) resmi dibatalkan. Bentrokan antara kedua suporter, Jakmania dan Bonek, menjadi penyebab. Demi alasan keamanan, pihak kepolisian memutuskan untuk membatalkan laga pekan ke-12 Go-Jek Liga 1 2018 itu.
ADVERTISEMENT
Manajemen Persebaya menyayangkan kejadian ini. Pihaknya menduga, ada pihak-pihak yang secara sengaja memantik kerusuhan antara Bonek dan Jakmania.
Meski sudah menandatangani persetujuan pembatalan pertandingan, Manajer Persebaya, Chairul Basalamah, mengungkapkan kekecewaan pihaknya. Ada banyak hal yang menjadi dasar kekecewaannya, mulai dari persoalan akomodasi hingga keseriusan panita pelaksana terkait jalannya pertandingan.
"Pastinya kami kecewa. Saya dipanggil sejak jam 15:00 karena ada keadaan tidak baik di luar. Ada sedikit gesekan, tapi tidak ada tindakan cepat yang diambil," ujarnya.
Abud -sapaan akrab Chairul- mengatakan, pihaknya kemudian diajak duduk bersama untuk membahas situasi jelang pertandingan. Namun, dia menyayangkan pihak panpel pertandingan yang tidak muncul.
Di tengah kondisi yang gamang itu, keputusan pertandingan masih menggantung. Nasib pertandingan baru diputuskan pada pukul 20:00. Keputusan itu diambil berdasarkan kesepakatan bersama, termasuk pihak panpel yang baru datang di waktu tersebut.
ADVERTISEMENT
"Panpel juga tidak ada. Tiba-tiba menghilangkan diri. Justru saya yang dimintai keputusan. Ini kan lucu. Saya kan sebagai manajer tim tamu. Baru saja 10 menit lalu akhirnya panpel datang, terus disepakati batal," cerita Abud saat dihubungi kumparanBOLA.
Di sisi lain, Abud menyayangkan antisipasi pihak keamanan yang cenderung lamban dan mengulur-ulur waktu. "Memang ada sedikit insiden antara Bonek, Polisi, dan Jakmania. Tapi sebenarnya sudah adem-ayem sampai sore setelah berbuka tadi," ujarnya.
Selain kekecewaan, Abud juga menyampaikan dampak atau ekses yang mungkin terjadi akibat dibatalkannya pertandingan kepada petugas keamanan. Ada sejumlah kemungkinan buruk yang perlu diantisipasi efeknya oleh pihak keamanan.
"Saya sudah menyampaikan itu, karena kedua suporter juga sudah datang dalam jumlah banyak. Harus dipikirin efeknya. Pasti merambat, tidak hanya di Bantul, tapi seluruh DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)," ujarnya. Terlebih, kedua basis suporter ini, menurut Abud, juga masih sensitif dan mudah bergesekan satu sama lain.
Persebaya Surabaya (Foto: Dok. PT. LIB)
zoom-in-whitePerbesar
Persebaya Surabaya (Foto: Dok. PT. LIB)
"Informasinya, The Jak juga dateng banyak, tapi ditahan di tengah kota. Bayangin, misalnya, mereka capek, makan di Malioboro. Sama juga Bonek pas lagi laper, terus mereka ketemu. Konsentrasi polisi semakin tersebar," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lantas, melihat insiden yang terjadi, Abud menilai ada unsur kesengajaan yang memancing gesekan antara kedua belah suporter yang sebenarnya mulai menjalin perdamaian. Menurut Abud, hal itu terjadi di kawasan dekat Stadion Sultan Agung, Bantul.
"Tidak ada gesekan serius, tapi tiba-tiba kami lihat polisi melempari gas air mata kepada teman-teman Bonek yang baru saja berbuka puasa. Saya melihat, ada unsur kesengajaan sehingga timbulnya chaos," ujarnya.
Abud pun mengungkapkan, sekitar 700 hingga 1.000 orang Bonek secara resmi diberangkatkan lewat jalur darat pada Minggu dini hari, usai sahur. Keberangkatan ini pun mendapatkan pengawalan dari pihak Polrestabes Surabaya. "Mereka yang bertiket, dikawal polisi sampai tujuan," ujarnya mengakhiri.