Manajer Persija Sebut 'Oknum Jakmania' Bisa Coreng Reputasi Klub

18 Februari 2018 13:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Persija di Final Piala Presiden (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Persija di Final Piala Presiden (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perhelatan final Piala Presiden 2018 sukses mengundang riuh. Bukan cuma karena Persija Jakarta berhasil menundukkan lawannya, Bali United, 3-0, tetapi juga karena cerita dari luar stadion.
ADVERTISEMENT
Pada final yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Sabtu (17/2/2018) malam WIB, Marko Simic mencetak sepasang gol untuk ‘Macan Kemayoran’, sementara satu gol lainnya dicetak oleh Novri Setiawan.
Animo suporter Persija tidak bisa ditahan. Wajar, tim mereka melaju ke final (dan akhirnya jadi juara). Sayangnya, suporter yang tidak kebagian tiket merangsek masuk hingga merusak pagar di luar dan di dalam stadion.
Manajer Persija, Ardhi Tjahjoko, pun mengaku kecewa mendengar ada sekelompok suporter yang melakukan perusakan. Ia menyesalkan kejadian ini dan menegaskan bahwa oknum Persija yang memaksa masuk hingga ke lapangan di akhir pertandingan ikut merusak citra Persija.
"Saya tidak memukul rata, Jakmania untuk saat ini sudah bagus. Saya pikir, itu oknum saja tidak bisa diatur. Padahal imbauan sudah sedemikian banyak di media sosial," ungkap Ardhi kepada wartawan.
ADVERTISEMENT
"Larangan juga sudah di muat di berbagai media. Harusnya ini masa peralihan Persija untuk lebih baik, kalau The Jak cinta Persija, harusnya tidak melakukan hal-hal (merusak) seperti ini. Karena sanksinya akan ke klub, kalau tidak boleh (main di GBK) 'kan The Jak juga yang repot. Seharusnya ini tidak terjadi," imbuhnya.
Suporter memasuki lapangan SUGBK (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter memasuki lapangan SUGBK (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
kumparan (kumparan.com) hadir langsung di SUGBK tadi malam. Tujuh ruas penyekat kaca penonton serta pagar pembatas keluar di Zona 9 dan 5 rusak. Suporter yang memaksa masuk dan merusak pintu gerbang dipicu karena layar besar, yang disediakan untuk menayangkan pertandingan, mati.
Menurut pengurus SUGBK, kerusakan akan menjadi tanggung jawab Panitia Pelaksana Piala Presiden. Lalu, bagaimana komentar Ardhi terkait kemenangan 'Macan Kemayoran'? Ardhi pun berujar pihaknya bangga kerja keras terbayar.
ADVERTISEMENT
"Terutama (kerja) pemain, hingga kami bisa mencapai ini dalam jangka yang pendek. Namun, target utama kami tetap Liga 1. Dari awal Piala Presiden ini bukan target kami tapi saya tekankan adalah liga. Itulah pertempuran yang sebenarnya. Ini sebagai ajang pemanasan saja," katanya.
"Untuk hadiah Rp 3,3 miliar tentunya uang tidak utuh karena dipotong pajak, dan keperluan manajemen. Sisanya akan diberikan kepada pemain. Saya tidak ikut campur, nanti semuanya akan saya serahkan ke kapten saja," ucap Ardhi mengakhiri.