Mari Mengupas 22 Pemain Pilihan McMenemy untuk Timnas Indonesia

21 Maret 2019 18:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih timnas senior Indonesia Simon McMenemy (kanan) menyampaikan arahan kepada pemain timnas senior Indonesia dalam sesi latihan di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (8/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih timnas senior Indonesia Simon McMenemy (kanan) menyampaikan arahan kepada pemain timnas senior Indonesia dalam sesi latihan di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (8/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Pada awal pekan mendatang, tepatnya Senin (25/3/2019), Timnas Indonesia akan melangsungkan laga uji tanding internasional bersua Myanmar. Ini merupakan laga FIFA Matchday perdana skuat 'Garuda' di bawah asuhan pelatih Simon McMenemy.
ADVERTISEMENT
Sejumlah persiapan telah dilakukan sejak 7 Maret hingga saat ini. Mulai dari persiapan fisik, teknik, taktik serta mengakhiri latihan dengan simulasi pertandingan. Dari sana, McMenemy juga telah menelurkan pakem 4-3-3 dan 3-4-3 dengan menitikberatkan pada penguasaan bola.
Hasilnya, bisa dibilang baik. Saat melakoni dua uji tanding di sela-sela sesi latihan di Australia, Timnas Indonesia sukses memenangi laga menghadapi Perth Glory dan League 2 All Star. Progres positif juga baru saja dikantongi oleh Andritany Ardhiyasa dan kolega saat bersua Bali United di laga uji tanding teraktual mereka. Saat kedua kesebelasan bertemu, skor 1-1 menjadi hasil laga di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Rabu (21/3) lalu.
Dari modal tersebut, McMenemy akhirnya menetapkan 22 pemain yang akan dibawa ke Myanmar. Jika semula ada 28 pemain yang tergabung ke pemusatan latihan, maka enam di antaranya dipulangkan.
ADVERTISEMENT
Nah, jelang pertandingan, seperti apa, sih, kekuatan Timnas Indonesia? kumparanBOLA coba mengupas lini per lini yang dihuni oleh pemain pilihan sosok asal Skotlandia ini.
Pelatih timnas senior Indonesia Simon McMenemy (tengah) menyampaikan arahan kepada para pesepak bola timnas senior Indonesia dalam sesi latihan di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (8/3). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Penjaga Gawang
Dua nama sudah ditetapkan untuk mengawal jala Timnas Indonesia yakni Andritany Ardhiyasa dan Teja Paku Alam. Khusus nama yang disebutkan pertama, bukan lagi sosok asing lantaran catatan apiknya sudah teruji baik di level klub maupun timnas.
Berbicara di Timnas Indonesia, Andritany yang sudah melakoni debut resminya di kancah internasional--baik laga uji tanding dan kompetisi sekelas Piala AFF-- pada 2014 silam. Kiper Persija Jakarta ini sudah mencatatakan 18 caps dengan 7 di antaranya tampil menjadi pilihan utama. Sepanjang diturunkan, penjaga gawang Persija Jakarta ini baru kebobolan 4 kali dengan rincian membantu Timnas Indonesia menang 0-1 atas Andora, menahan imbang 0-0 Fiji, menang atas Mynamar 3-0 dan keok saat bersua Islandia 1-4. 
ADVERTISEMENT
Pemain timnas senior Indonesia Andritany Ardhiyasa melakukan pemanasan dalam sesi latihan di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (8/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Catatan di atas baru untuk ajang uji tanding internasional. Nah, jika berbicara Piala AFF, pada edisi terakhir yakni 2018 lalu, Andritany yang turun di tiga laga tercatat kebobolan tiga kali yakni saat kalah 0-1 dari Singapura, menang atas Timor Leste 3-1 dan menahan imbang Filipina 0-0.
Jika dibandingkan dengan Teja, maka kesempatan besar bagi Andry menjadi pilihan utama pada laga nanti. Kendati Teja yang sudah bergabung bersama Timnas Indonesia sejak 2016 silam, penjaga gawang Semen Padang ini belum sekalipun turun gelanggang dari 7 kali keikutsertaannya di kancah internasional.
Belakang
Hansamu Yama Pranata, Rudolof Yanto Basna, Ricky Fajrin Saputra, Yustinus Pae, Ruben Karel Sanadi serta Novri Setiawan adalah sederet nama yang akan menghuni lini belakang Timnas Indonesia. 
ADVERTISEMENT
Khusus untuk tiga nama yang disebutkan diawal, juga bukan nama asing di Timnas Indonesia. Hansamu, misalnya. Sejak 2016 silam, pemain Persebaya Surabaya sudah mentas 12 kali dari 17 keikutsertaannya di Timnas Indonesia.
Namanya mencuri perhatian saat mencetak masing-masing satu gol ke gawang Vietnam dan Thailand saat semifinal dan final Piala AFF. Bukan tanpa sebab lantaran saat itu ia masih berusia 19 tahun.
Kapten Timnas Indonesia Hansamu Yama saat ditemui kumparan di Singapura. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Berlanjut ke nama Yanto Basna. Namanya memang seketika tenggelam usai perhelatan di Piala AFF 2016. Selama berseragam Timnas Indonesia, pemain 24 tahun ini memang baru mencatatakan 6 keikutsertaan dan 3 di antaranya tampil menjadi starter. Namun, catatan positif yang jadi pertimbangan ialah Basna pernah mencuri perhatian saat menjadi pemain terbaik di ajang pramusim Jenderal Sudirman Cup pada 2015 silam.
ADVERTISEMENT
Berlanjut ke Ricky Fajrin. Tergabung bersama Timnas U-23 sejak 2017 silam, pemain Bali United ini mampu mengemban dua posisi yang berbeda. Di era Luis Milla saat mentas di SEA Games dan Asian Games, Ricky didapuk menjadi bek tengah kendati posisi aslinya adalah bek kiri.
Membawa Timnas U-23 merebut peringkat ketiga SEA Games 2017 jadi modal pemain 23 tahun ini untuk naik level ke tim senior. Masih ditangani Milla, Ricky sudah mentas sebanyak 6 pertandingan dari 10 laga. 
Pilihan McMenemy untuk menunjuk Yustinus Pae dan Ruben Sanadi juga bukan tanpa alasan. Kendati sudah menginjak di atas usia 30 tahun, dua pemain dari Papua ini juga punya misi lain yang dimandatkan McMenemy padanya yakni mendampingi para bek-bek muda.
ADVERTISEMENT
Pemain Persebaya Surabaya, Ruben Sanadi. Foto: Zabur Karuru/Antara
Jika berbicara penampilan bersama Timnas Indonesia, Yustinus memang baru mengemas satu penampilan, tepatnya pada 2013 silam. Kala itu, ia turun selama 90 menit menghadapi China di ajang Kualifikasi Piala Asia. Sementara, Ruben juga tak jauh berbeda. Terakhir kali mentas pada tahun yang sama dengan Yustinus, ia mencatatakan 4 penampilan bersama Timnas Indonesia.
Terakhir, ada Novri Setiawan yang baru kali pertama dipanggil ke Timnas Indonesia. Akan tetapi, pemain milik Persija Jakarta ini sebelumnya sudah mentas di tiga kelompok umur berbeda. Timnas U-17, Timnas U-19 dan Timnas U-23. Novri juga bisa bermain untuk dua posisi. Bersama Persija, ia mampu tampil menjadi bek sayap dan juga penyerang sayap.
Tengah
Untuk barisan tengah, sejumlah nama lawan mendominasi seperti Manahati Lestusen, Evan Dimas Darmono, Zulfiandi, Andik Vermansah, Riko Simanjuntak, Febri Hariyadi dan Stefano Lilipaly. Mereka akan bertarung memperebutkan tempat utama dengan para muka anyar semacam Arthur Barrios Bonai, Rizky Ahmad Sanjaya Pellu, Wahyu Subo Seto, dan Muhammad Rahmat.
ADVERTISEMENT
Ada 11 pemain tengah yang diikutsertakan McMenemy pada laga perdananya menjadi pelatih Timnas Indonesia. Paling kentara adalah bagaimana McMenemy memilih Arthur Bonai, Rizky Pellu dan Wahyu Subo Seto.
Untuk Arthur Bonai, ini akan menjadi pengalaman keduanya memenuhi pemusatan latihan bersama Timnas Indonesia. Kali pertama, ia dipanggil saat Timnas Indonesia dilatih oleh Alfred Riedl saat pemusatan latihan pada 2016 silam di Solo jelang Piala AFF. Akan tetapi, nama penggawa PSIS Semarang ini tak diikutsertakan ke ajang dwitahunan turnamen sepak bola se-Asia Tenggara itu.
Pemain timnas senior Indonesia Manahati Lestusen (kiri) dan Arthur Bonai bersiap melakukan pemanasan dalam sesi latihan di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (8/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Pengalaman Arthur Bonai bersama Timnas Indonesia di ajang internasional memang baru pertama. Akan tetapi, bicara di level klub, selama enam musim berseragam Perseru Serui, ia telah mencatatkan 100 penampilan mengawal lini tengah 'Cendrawasih Jingga' dan mencetak 22 gol sejak 2012 hingga 2018. 
ADVERTISEMENT
Kemudian, Rizky Pellu. Namanya mulai mencuat saat berseragam Timnas U-23 di ajang SEA Games 2013. Sebelumnya, pemain milik PSM Makassar ini juga sudah mentas di Timnas U-17 dan Timnas U-19. Nah, khusus untuk karier di Timnas Indonesia, tergabung pada 2014 silam, ia baru sekali mentas saat bersua Andora di laga uji tanding internasional. 
Bergeser ke M. Rahmat. Catatan tampil bersama Timnas Indonesia sudah dilakoninya saat 2012 silam. Kala itu, di Stadion Bukit Jalil bersua Malaysia, ia tampil di ajang Piala AFF kala skuat 'Garuda' diasuh Nil Maizar. Setelahnya, pemain PSM ini baru tampil kembali bersama Timnas Indonesia lima tahun berselang saat Timnas Indonesia bersua Fiji pada 2017 silam. 
ADVERTISEMENT
Namun bersama McMenemy, Rachmat tampil apik saat bersua Perth Glory dengan mencetak trigol dan membantu Timnas Indonesia menang di laga uji tanding pada 13 Maret lalu. 
Berlanjut ke sosok Manahati Lestusen. Memulai karier bersama Timnas Indonesia pada 2014 silam, pemain Tira-Persikabo sudah 11 kali turun gelanggang dengan mencatatkan 5 kali starter, 3 sebagai pemain pengganti dan 4 kali tak tampil. Dari catatan itu pemain 24 tahun ini sudah mengemas satu gol saat bersua Vietnam di babak semifinal Piala AFF 2016.
Kegemilangan Manahati sejatinya mulai terendus sejak ia membela panji Timnas U-17 hingga Timnas U-23. Saat membela panji Timnas U-23 ia sukses membawa Garuda Muda meraih medali perak di Malaysia 2013 silam.
ADVERTISEMENT
Pemain timnas senior Indonesia, Evan Dimas (kiri) melakukan pemanasan dalam sesi latihan di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (8/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Dua sosok yang tak asing lagi di antara 11 pemain yang dipanggil adalah Evan Dimas Darmono dan Zulfiandi. Khusus untuk Evan, pemain milik Barito Putera ini menjadi langganan Timnas Indonesia di tiga edisi Piala AFF 2014 hingga 2018.
Kesuksesan Evan saat menjuarai Piala AFF U-19 bersama Timnas U-19 2013 seketika melambungkan namanya untuk masuk ke Timnas Indonesia. Merujuk catatan penampilan, Evan sudah 17 kali membela panji Timnas Indonesia yang 10 di antaranya tampil sebagai starter.
Untuk Zulfiandi, sejak 2018 lalu, namanya mulai tak tergantikan di lini tengah Timnas Indonesia. Tampil apik di ajang Asian Games jadi modal pemain Madura United ini menjadi pilihan utama Luis Milla yang juga menjabat sebagai pelatih dalam tiga laga uji tanding.
ADVERTISEMENT
Kendati estafet kepelatihan Milla berganti ke Bima Sakti, Zulfiandi juga turut serta di tiga laga Piala AFF 2018. Satu di antaranya, pemain kelahiran Biruen, Aceh, 23 tahun silam ini sukses mencetak satu gol ke gawang Thailand di babak penyisihan grup.
Febri Hariyadi dan Riko Simanjuntak punya satu kesamaan dalam visi bermain: kecepatan. Akan tetapi, untuk berbicara tampil di ajang internasional, Febri lebih mentereng lantaran sudah mengecap di SEA Games dan Asian Games. Catatan Febri juga terukir sama dengan Ricky Fajrin dalam urusan caps membela Timnas Indonesia.
Kendati demikian, Riko tak bisa dikesampingkan. Pemain 27 tahun ini sejatinya mulai menarik perhatian Timnas Indonesia saat masih dilatih Milla pertengahan 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
Saat mempersiapkan Timnas U-23, Riko sempat menjajal uji tanding bersama Thailand. Setelahnya, pemain Persija Jakarta ini baru menjalani debut internasional kala bersua Mauritus. Berselang sebulan setelahnya, nama Riko kemudian diikutsertakan di Piala AFF dengan tampil dua kali sebagai starter dan dua kali tampil sebagai pemain pengganti.
Pemain Timnas Indonesia, Andik Vermansah, saat melawan Timor Leste dalam AFF Suzuki Cup 2018, Gelora Bung Karno, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Dua nama terakhir di lini tengah ada nama Andik dan Lilipaly. Untuk nama yang disebutkan diawal, sudah jadi langganan Timnas sejak 2012 silam. Dalam rentan tujuh tahun di Timnas Indonesia, pemain Madura United ini sudah mencatatkan 20 penampilan di berbagai ajang. Mulai dari Piala AFF 2012 hingga 2018 dan ajang Kualifikasi Piala Asia pada 2013.
Sementara, Lilipaly mulai menjalani peran di lini tengah sejak Piala AFF 2016. Satu gol ke gawang Singapura di babak pemungkas grup dan satu gol lainnya di babak semifinal bersua Vietnam menjadi modal baginya untuk terus dipanggil Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pemain Bali United ini juga ikut andil bersama Timnas U-23 di ajang Asian Games 2018 lalu. Ia bersama Alberto 'Beto' Goncalves dan Andritany jadi tiga pemain senior yang membawa Timnas U-23 hingga babak 16 besar.
Kegemilangan Lilipaly bersama Timnas Indonesia membawanya ikut serta di Piala AFF edisi tahun lalu. Hanya saja, ia gagal membawa Timnas Indonesia lolos ke babak gugur.
Depan
Greg Nwokolo, Ilija Spasojevic dan Dedik Setiawan adalah tiga nama yang dipercaya McMenemy menjadi juru gedor Timnas Indonesia. Untuk Greg, nama pemain Madura United ini memang cukup mengagetkan lantaran terakhir kali ia berseragam Garuda di dada pada 2014 silam.
Sejak resmi menjadi Warga Negara Indonesia pada 2013 silam, Greg mengawali kiprahnya bersama Timnas Indonesia di ajang Kualifikasi Piala Asia dengan bermain sebanyak tiga kali. Sementara tiga lainnya, ia tampil untuk uji tanding internasional menghadapi Belanda, Filipina dan Andora.
ADVERTISEMENT
Sempat tenggelam selama lima tahun belakangan, McMenemy boleh saja kepincut lewat catatan apiknya di Madura United selama dua musim belakangan. Dipercaya tampil 52 kali, pemain kelahiran Onitsha, Nigeria, 33 tahun silam ini, sudah mengemas 19 gol.
Pesepak bola Madura United (MU) FC Greg Nwokolo (kanan) berusaha melewati pesepak bola Selangor FA Mohd Razman B Roslan (kiri) dalam uji tanding di Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP) Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (4/9). MU memenangi pertandingan tersebut dengan skor 4-1. Foto: ANTARA/Saiful Bahri
Berbeda dengan Greg, Spasojevic baru mencatatkan satu kali penampilan di kancah internasional bersama Timnas Indonesia. Pada 25 November 2017 silam, saat bersua Guyana, pemain milik Bali United ini sukses mencetak dua gol.
Penampilan pemain yang karib disapa Spaso juga pernah ikut andil di ajang Tsunami Cup Solidarity yang terselenggara di Aceh 2017 silam. Saat itu, Spaso bermain untuk Timnas U-23 sebagai persiapan menuju ajang Asian Games.
Spasojevic di laga versus Thanh Hoa. Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Nama terakhir adalah Dedik Setiawan. Pada medio 9 September 2018 saat ia menjalani laga menghadapi Mauritius jadi catatan Dedik berseragam Timnas Indonesia. Setelahnya, ia selalu diikutsertakan dalam dua uji tanding selanjutnya hingga Piala AFF 2018. 
ADVERTISEMENT
Hanya saja, Dedik belum pernah tampil sejak menit awal. Beroperasi sebagai penyerang sayap, pemain Arema FC ini kerap masuk di pertengahan babak kedua. Kendati demikian, jika berbicara penampilan di level klub, pemain 24 tahun ini jadi tulang punggung 'Singo Edan' selama dua musim terakhir. Dari 54 penampilannya, ia juga mengemas 16 gol dan 7 assist.
***
Lantas, siapa yang akan dipercaya McMenemy mengisi starting XI kala menghadapi Myanmar? Menarik dinantikan.