Masa Depan Sergio Ramos di Real Madrid Masih Buram

11 September 2019 14:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sergio Ramos mencium logo Madrid di kostumnya usai mencetak gol. Foto: Susana Vera/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Sergio Ramos mencium logo Madrid di kostumnya usai mencetak gol. Foto: Susana Vera/Reuters
ADVERTISEMENT
Tak lama ini Sergio Ramos melakoni sesi konferensi pers untuk peluncuran serial dokumenter garapan Amazon Prime, 'El Corazon de Sergio Ramos'. Rupanya, dalam acara ini, pertanyaan perihal masa depan tak luput dilayangkan para pewarta kepada Ramos.
ADVERTISEMENT
Perlu dicatat, kontrak Ramos di Real Madrid hanya tersisa dua musim lagi. Di sisi lain, pihak Los Blancos belum menunjukkan gelagat untuk memperpanjang masa bakti eks bek Sevilla ini dalam jangka dekat. Spekulasi Ramos hengkang pun menyeruak.
Lantas, apa jawaban bek Spanyol ini? Dengan tenang dan sedikit bercanda, kapten Madrid ini menuturkan bahwa dia ingin fokus memberikan yang terbaik kepada timnya saat ini.
"Sepertinya, saya punya season (musim) yang lebih banyak bersama Amazon daripada Madrid," kelakar Ramos. "Kita lihat saja apa yang terjadi nanti. Saya masih punya dua tahun dan saya akan mencoba untuk membantu tim memenangi seluruh trofi."
"Sepak bola saat ini bergerak begitu cepat, sehingga saya tak punya waktu untuk terlalu lama menikmati momen terbaik saya. Bahkan, sepak bola tak membiarkan saya tenggelam dalam kekalahan. Jadi, selagi bisa, saya ingin nikmati apa yang ada."
ADVERTISEMENT
Sergio Ramos keluar lapangan. Foto: REUTERS/Susana Vera
Ramos sendiri sudah kenyang pengalaman manis dan buruk di Madrid. Mulai dari juara Liga Champions tiga kali secara beruntun dari musim 2015/16. Hingga tunduknya Los Blancos dari Ajax Amsterdam di babak 16 Liga Champions musim lalu.
"Setelah terus menjuarai Liga Champions untuk waktu yang sangat lama, muncullah titik balik. Di mata saya, itu semua wajar. Tetapi, ini bukan karena tim sudah kelelahan untuk menggapai kemenangan. Semua ini hanya takdir," ucap Ramos.
"Sekarang, kami memiliki kesempatan untuk menekan tombol reset. Kami memiliki banyak pemain baru di tim, dan berusaha untuk menjaga harga diri kami sebagai kandidat kuat untuk juara di ragam turnamen yang kami jalani."
"Kalau membela tim sebesar Madrid, kamu akan dipaksa untuk selalu mendulang trofi setiap tahunnya. Kami harus dengan cepat melupakan musim buruk. Sekarang, kami sudah kembali lapar untuk menjadi kampiun di ragam kompetisi," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ramos mencium trofi Liga Champions. Foto: Reuters/Paul Hanna
Berbicara soal serial dokumenter Ramos, rencananya bakal ada delapan episode dan dirilis 13 September nanti. Tak hanya soal musim 2018/19, serial ini juga mengisahkan kehidupan asmara, hobi, hingga cara pandang Ramos terhadap kehidupan.
Atas dasar inilah, muncul pertanyaan dari sisi pewarta perihal pembuatan serial ini. Ramos sendiri menolak jika serial ini ditujukan untuk mengubah citranya sebagai seorang begundal. Di matanya, serial ini merupakan legacy untuk generasi selanjutnya.
"Saya ingin memberikan warisan, mungkin kepada anak-anak yang memiliki mimpi dalam hidupnya. Tak harus menjadi pesepak bola. Tentu, dokumenter ini adalah cara saya untuk membantu para fans supaya dapat melihat sisi lain dalam hidup saya," papar Ramos.
"Inilah cara saya mengucapkan terima kasih kepada fans dan sepak bola. Di sisi lain, saya ingin mereka yang mengkritik saya setidaknya bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak. Sehingga, penghakiman mereka pun terasa lebih pas," pungkasnya.
ADVERTISEMENT