Masalah di Balik Pramusim Guardiola

26 Juli 2018 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pep Guardiola merenungi hasil buruk Manchester City. (Foto: Paul Ellis/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pep Guardiola merenungi hasil buruk Manchester City. (Foto: Paul Ellis/AFP)
ADVERTISEMENT
Uji tanding pramusim punya makna ganda. Selain sebagai ajang memanaskan mesin, banyak di antara yang menjadikan uji tanding pramusim sebagai rencana sebelum musim bergulir. Yang disebutkan kedua adalah alasan Manchester City.
ADVERTISEMENT
Agenda pramusim City dimulai pada awal Juli 2018 lalu. Oleh manajer Josep 'Pep' Guardiola, para pemain The Citizens—tak peduli yang bermain di tim akademi, Elite Development Squad, hingga tim utama, dikumpulkan dan disiapkan untuk menjalani pemusatan latihan di Amerika Serikat.
Meski semua pemain dikumpulkan, pemusatan latihan City tak berlangsung riuh. Pasalnya, ada 16 pemain tim utama yang tidak dibawa karena diberi kesempatan untuk beristirahat lebih panjang setelah Piala Dunia 2018.
Pilihan membawa banyak pemain junior membuat City jadi bulan-bulanan tim lain. 20 Juli 2018 lalu, mereka menelan kekalahan dari Borussia Dortmund 0-1. Selang lima hari kemudian, giliran Liverpool yang menaklukkan mereka dengan skor 1-2.
Serangkaian hasil buruk yang dicatatkan oleh City ternyata tidak membuat Guardiola kecewa. Menurut pria asal Spanyol tersebut, hasil buruk yang sebenarnya bukan jadi persoalan besar karena target di sini memang bukan meraih kemenangan.
ADVERTISEMENT
“Penampilan kami terbilang menggembirakan. Pada babak pertama, permainan yang ditunjukkan oleh pemain berada di usia 18 dan 19 tahun terbilang cukup menggembirakan,” kata Guardiola usai pertandingan, seperti dikutip dari FourFourTwo.
Guardiola tampak puas. Namun, melihat penampilan City dalam laga tersebut, sebenarnya terlihat bagaimana mereka memiliki beberapa persoalan, terutama di beberapa sektor yang dinilai perlu untuk diperbaiki, contohnya gelandang bertahan.
Sektor gelandang bertahan adalah target perbaikan utama City. Ini bukan soal gelandang bertahan City musim lalu, Fernandinho, gemar melakukan blunder atau apa, melainkan ketiadaan pemain yang mampu melapis sosok yang kini memasuki usia 32 tahun tersebut.
Sektor gelandang bertahan City musim lalu hanya diisi oleh Fernandinho. Ia bermain selama 2.885 menit musim lalu. Total menit bermainnya hanya kalah dari Ederson, Kevin De Bruyne, dan Nicolas Otamendi.
ADVERTISEMENT
Dalam dua laga uji tanding pramusim, Guardiola sebenarnya telah mencoba menggunakan dua pemain yang berbeda. Saat melawan Dortmund, ia menggunakan Douglas Luiz, sementara saat menghadapi Liverpool, ia memainkan Oleksandr Zinchenko.
Penampilan Luiz terbilang cukup mengecewakan. Bermain selama 73 menit, ia gagal menciptakan satu pun tekel sukses. Semakin mengecewakan karena eks pemain Vasco Da Gama ini hanya membukukan 45 sentuhan bola.
Zinchenko lebih baik ketimbang Luiz. Berada di atas lapangan selama 90 menit, ia mencatat dua tekel sukses dan satu tekel gagal. Kontribusi pemain asal Ukraina ini juga tak terlalu buruk saat 88% umpan yang ia lepaskan mengarah tepat sasaran.
Guardiola sebenarnya juga telah coba mengatasi masalah tersebut dala laga melawan Liverpool dengan memainkan Phil Foden. Namun, hasilnya sama saja. Pos gelandang bertahan City masih kerap berlubang.
ADVERTISEMENT
Peluang City mencari pelipur masalah di sektor gelandang bertahan kini menyisakan satu pertandingan. Bagaimana Guardiola, berani coba nama lain atau justru memutuskan untuk mendatangkan pemain baru?