McMenemy Bicara soal Pakem 3-4-3 yang Dikritik Itu

14 Juni 2019 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Simon McMenemy memimpin latihan Timnas Indonesia. Foto: Alan Kusuma/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Simon McMenemy memimpin latihan Timnas Indonesia. Foto: Alan Kusuma/kumparan
ADVERTISEMENT
Ada perubahan mencolok dari Timnas Indonesia di bawah asuhan Simon McMenemy. Skuat Garuda yang tadinya identik dengan 4-4-2 dan 4-3-3 kini bertransformasi menjadi 3-4-3.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, gaya permainan Timnas Indonesia memang masih mengedepankan umpan-umpan pendek dalam menyusun serangan. Akan tetapi, pakem 3-4-3 bukan tanpa cela. Buktinya bisa ditengok kala berhadapan melawan Yordania.
Turun dengan pakem tiga bek, lini belakang Timnas begitu mudah dieksplorasi para penyerang Yordania. Sisi sayap menjadi tumpuan serangan Yordania saat mengobrak-abrik pertahanan Timnas.
Pun dengan skema empat gelandang. Duet Rizky Pellu dan Evan Dimas masih kerap bertabrakan ketika bertukar posisi. Belum lagi dua bek sayap, Ruben Sanadi dan Rizky Pora, yang belum mampu menerapkan transisi menyerang ke bertahan dengan optimal.
Alhasil, trio juru gedor Ramdani Lestaluhu, Riko Simanjuntak, dan Dedik Setiawan kerap menjemput bola ke area pertahanan sendiri.
Penerapan skema yang masih berantakan ini sebenarnya tak mengherankan karena, ya, itu tadi. Timnas tak akrab dengan 3-4-3.
ADVERTISEMENT
McMenemy memiliki alasan realistis untuk menjawab kritik. Pakem 3-4-3 yang digunakan diyakininya selaras dengan tipe permainan tim.
''Sebenarnya saya tidak suka membahas strategi sebelum pertandingan. Tapi, kita ini Indonesia dan tolong kasih pemain kesempatan untuk belajar. Mungkin kita terlalu banyak menuntut mereka untuk memberikan yang lebih baik bagi Indonesia. Tapi, Bumi berputar, sepak bola berkembang, dan kami tahu kami harus berkembang," jelas McMenemy.
"Jadi, mari kita semua kasih kesempatan untuk mereka supaya bisa lebih berkembang, belajar lagi. Saya juga memastikan, mereka ingin tampil lebih baik lagi,'' kata McMenemy.
Timnas Indonesia Foto: dok. Jordan Football Association (JFA)
Meski menelan kekalahan dari Yordania, McMenemy menjamin kualitas pemain menjadi lebih baik. Menurutnya, ada banyak pelajaran yang bisa dipetik di laga itu. Toh, terlepas seperti apa pun hasilnya, McMenemy dan timnya turun arena untuk membuat sepak bola Indonesia jadi lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Kalau nantinya kami bertemu negara dari Timur Tengah di Kualifikasi Piala Dunia, saya meyakini kami akan lebih siap karena ada pelajaran yang sudah dipetik dari Yordania,'' jelasnya.
McMenemy sejatinya bukan melupakan tradisi 4-4-2. Saat menjadi juru latih Bhayangkara FC pada 2017 dan 2018, ia juga menggunakan skema 4-4-2 berlian. Namun, formasi itu digunakannya karena Bhayangkara saat itu tidak memiliki banyak pemain sayap. Bermain dengan empat bek menjadi solusi yang paling logis.
Timnas Indonesia Foto: dok. Jordan Football Association (JFA)
Sementara, skema 3-4-3 cocok diterapkan di Timnas karena keberadaan pemain-pemain sayap mumpuni. Mulai dari Andik Vermansah, Febri Hariyadi, hingga Riko Simanjuntak--semua dinilai McMenemy sesuai dengan racikan taktiknya.
''Memang ada Manahati (Lestusen) yang beroperasi di lini tengah. Tetapi saya mengambil keputusan untuk tak membawanya karena indisipliner. Terlepas dari keputusan saya, ketika Anda menjadi pemain Timnas, Anda harus tetap menjadi pemain yang baik ketika membela negara dan klub."
ADVERTISEMENT
"Saya berharap lebih ketika saya memanggil pemain untuk Timnas. Saya berharap kami tetap bisa bermain sesuai harapan ketika melawan Vanuatu,'' kata McMenemy.