McMenemy soal Catatan Buruk Lawan Thailand: Rekor Ada untuk Dipecahkan

10 September 2019 10:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Simon McMenemy pelatih Tim Nasional Indonesia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Simon McMenemy pelatih Tim Nasional Indonesia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejarah mencatat bahwa Timnas Indonesia punya rekor yang terbilang buruk saat bersua Thailand. Dari sepuluh pertandingan terakhir, tujuh kali 'Garuda' menderita kekalahan.
ADVERTISEMENT
Sementara, satu laga lain berujung imbang dan cuma dua yang mampu dimenangi. Kemenangan sendiri terakhir kali diperoleh pada leg I final Piala AFF 2016. Hampir tiga tahun yang lalu.
Meski begitu, pelatih Simon McMenemy menilai bahwa hal tersebut tak menghantui para pemainnya tatkala bersua Thailand di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Selasa (10/9/2019) malam WIB. Mantan pelatih Bhayangkara FC itu justru cukup yakin dengan kans Indonesia dan berharap bisa merusak rekor yang ada.
Ia lantas menjadikan Malaysia sebagai acuan. Menurut McMenemy, kalau tim 'Harimau Malaya' mampu memperbaiki rekor pertemuan dengan Indonesia di SUGBK, Kamis (5/9) lalu, hal serupa mestinya juga bisa terjadi bagi Indonesia ketika menghadapi Thailand.
Saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G Zona Asia telah usai di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
"Indonesia punya rekor buruk melawan Thailand. Tapi, lihat laga lawan Malaysia kemarin. Kami kalah. Itu artinya rekor ada untuk dipecahkan," kata McMenemy.
Malaysia sendiri kerap kesulitan saat bertandang ke Jakarta. Terakhir kali mereka menang adalah pada 2004. Namun, di laga teranyar Mohamadou Sumareh dan kolega mampu unggul 3-2.
Lebih lanjut, McMenemy mengakui bahwa memenuhi target yang dicanangkan bukan perkara gampang. Meski Thailand kehilangan dua pemain dalam lawatan ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), ia menilai tim lawan tetap memiliki kualitas yang tak bisa diremehkan.
"Selama mereka masih bisa bermain dengan semua pemain, mereka masih berbahaya. Mereka secara individual punya teknik yang bagus," tutur McMenemy.
"Apalagi ada beberapa yang bermain di luar negeri untuk mencari pengalaman dan meningkatkan nilai. Tentu ini membuat tantangannya agak berbeda," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Pesepak bola Thailand, Chanathip Songkrasin (18) mengecoh pertahanan Indonesia pada final putaran kedua AFF Suzuki Cup 2016 di Rajamangala National Stadium, Bangkok, Thailand, Sabtu (17/12). Foto: Aditia Noviansyah
Salah satu pemain yang bermain di luar negeri itu adalah Chanathip Songkrasin. Gelandang serang berusia 25 tahun ini merupakan andalan Consadole Sapporo di J.League. Sudah dua setengah musim ia di sana dan mampu menjaringkan 12 gol serta 9 assist.
Walau demikian, McMenemy menegaskan bahwa Indonesia tak akan terintimidasi oleh kualitas yang dimiliki lawan. Ia pun sudah menyiapkan pendekatan strategi yang lebih kuat untuk mengantisipasi pergerakan para pemain 'Gajah Perang'.
"Pendekatan strateginya akan lebih kuat karena, sekali lagi, Thailand secara individual berbeda," tegas sang pelatih.
"Sekarang yang terpenting adalah kami harus fokus selama 90 menit. Kami tidak akan terintimidasi dengan kualitas yang dimiliki Thailand," tutupnya.