Melucuti Cap Lukaku sebagai Penyerang yang Hobi Buang Peluang

3 September 2018 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lukaku pada laga United vs Southampton. (Foto: Reuters/Tony O'Brien)
zoom-in-whitePerbesar
Lukaku pada laga United vs Southampton. (Foto: Reuters/Tony O'Brien)
ADVERTISEMENT
Manchester United tak lagi menanggung malu saat melawat ke Turf Moor pada Minggu (2/9/2018). Romelu Lukaku jadi pahlawanannya setelah berhasil menyarangkan dua gol ke gawang Burnley. Alhasil, kini koleksi gol Lukaku telah menyentuh angka 3. Tak bisa dibilang buruk, meski cap sebagai penyerang haus gol tak lagi tersemat kepadanya.
ADVERTISEMENT
Sejak diboyong dari Everton musim 2017/2018, Lukaku mengalami penurunan produktivitas dalam mencetak gol. Hanya 16 kali dia sukses mencatatkan namanya di papan skor, 9 gol lebih sedikit dibanding saat membela The Toffees. Lebih jauh lagi, jumlah gol pemain berdarah Kongo itu bersama United juga tak lebih baik saat dirinya masih berseragam West Bromwich Albion: 17 gol.
Praktis, United kemudian menjadi sumbu dari tumpulnya Lukaku. Apalagi, tim besutan Jose Mourinho itu memang memiliki problem soal kreativitas. Pragmatisme yang terlalu kental justru membuat Mourinho gagal memaksimalkan potensi anak-anak asuhnya.
Buktinya, kehadiran Paul Pogba dan Alexis Sanchez juga tak mampu membuat United konsisten, setidaknya dari segi ketajaman. So, bukan keputusan yang bijak untuk memojokkan Lukaku. Sebab penyerang tak berdiri sendirian, dibutuhkan para pemain di belakangnya untuk menopang produktivitasnya.
ADVERTISEMENT
Alexis Sanchez di sebuah sesi latihan Manchester United. (Foto: AFP/Oli Scarff)
zoom-in-whitePerbesar
Alexis Sanchez di sebuah sesi latihan Manchester United. (Foto: AFP/Oli Scarff)
Berbicara tentang performa penyerang tak bisa dilepaskan dengan intensitas sentuhan, hal menjadi tanggung jawab lini di belakangnya untuk mengakomodir penyerang itu sendiri. Baru kemudian kuantitas tembakan dan efektivitas dalam memanfaatkan peluang.
Soal yang pertama, Lukaku memang apes karena minimnya sokongan dari para gelandang United. Selain itu, kedatangan Sanchez dari Arsenal juga mengikis porsi Lukaku sebagai pelontar bola utama di tubuh United.
Hal ini yang kemudian membedakan peran Lukaku saat tinggal di Old Trafford dibanding Everton maupun West Brom. Di kedua klub tersebut, Lukaku adalah tonggak utama alias mesin gol tunggal.
Saat masih bersama Everton misalnya, tepatnya di Premier League edisi 2016/2017, Lukaku kokoh berdiri sebagai penyerang tunggal dalam formasi dasar 4-2-3-1 andalan Ronald Koeman. Tiga gelandang yang berada di belakangnya: Yanick Bolasie, Kevin Mirallas, dan Ross Barkley adalah seorang penyaji. Nama yang disebut belakangan berhasil menjadi opsi kedua bagi Everton. Namun, torehan golnya hanya mencapai 5 atau seperlima dari total lesakan Lukaku.
ADVERTISEMENT
Begitu pula dengan peran yang diembannya saat berseragam West Brom. Steve Clarke yang jadi nakhoda tim saat itu juga mengaplikasi pakem 4-2-3-1. Kendati tak jarang juga memainkan Lukaku dan Shane Long bersamaan dalam formasi dasar 4-4-2 atau 4-3-3. Kendati begitu, Lukaku tetap menjadi pemain yang paling banyak menyumbangkan gol bagi The Baggies sebanyak 17.
Lukaku impresif di 2016/2017. (Foto: Alex Livesey/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Lukaku impresif di 2016/2017. (Foto: Alex Livesey/Getty Images)
Nah, porsi demikian yang tak didapat Lukaku bersama United, protagonis tunggal sebagai pencetak angka. Tengok saja kuantitas tembakan Lukaku yang cuma menyentuh 13 dalam empat laga. Jauh lebih sedikit ketimbang Sergio Aguero yang sudah melepaskan 20 tembakan dan Mohamed Salah dengan di angka 19 pada periode yang sama.
Di sisi lain, justru Lukaku lebih efektif ketimbang dua pesaingnya itu. Pasalnya, Lukaku hanya membutuhkan 4 tembakan untuk mencetak satu gol. Jumlah tersebut masih lebih baik ketimbang Aguero yang butuh sekitar 7 tembakan demi manyarangkan sebiji gol, atau Salah yang kudu menempuh 9,5 tembakan di tiap golnya.
ADVERTISEMENT
Itu dalam aspek kuantitas. Sementara dari segi kualitas, Lukaku juga terbukti minim dalam membuang-buang peluang emas dengan total empat kali. Tak cukup baik karena menjadi yang terbanyak kedua setelah Callum Wilson (6) dan Gabriel Jesus (5). Namun, jumlah Lukaku masih setara dengan Harry Kane dan Salah, dua penyerang yang pernah meraih gelar topskorer Premier League.
Dalam urusan buang peluang, tak ada yang perlu dikhawatirkan dari Lukaku. Nyatanya, bukan pemain berusia 25 tahun itu yang menempati posisi wahid sebagai pembuang peluang paling banyak di Premier League edisi 2017/2018, melainkan Salah. Total 23 peluang emas dibuat mubazir oleh mantan penggawa Chelsea itu. Sementara Lukaku? Hanya gagal mengonversinya sebanyak 11 kali, lebih dari setengah torehan Salah.
ADVERTISEMENT
Burnley vs Manchester United (Foto: Reuters/Lee Smith)
zoom-in-whitePerbesar
Burnley vs Manchester United (Foto: Reuters/Lee Smith)
Well, United memang pernah punya pemain yang paling sering buang-buang peluang, tepatnya di musim 2016/2017. Adalah Zlatan Ibrahimovic yang dimaksud dengan jumlah 18, terpaut 5 dari Aguero di urutan kedua.
See? Jumlah itu pun jauh di atas catatan Lukaku di musim lalu. Jadi, kurang tepat untuk mencap Lukaku sebagai pemain yang hobi membuang peluang.