news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Memandang Eric Abidal dengan Berbeda

8 Juni 2018 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eric Abidal dalam sebuah konferensi pers. (Foto: Franck Fife/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Eric Abidal dalam sebuah konferensi pers. (Foto: Franck Fife/AFP)
ADVERTISEMENT
Dalam kacamata sebagian orang, Eric Abidal berbeda.
Kamis (7/6/2018) waktu setempat, Barcelona mengangkat Abidal sebagai direktur olahraga yang baru. Ia baru akan bekerja per 18 Juli 2018 seiring dengan berakhirnya kontrak Robert Fernandez yang tak diperpanjang.
ADVERTISEMENT
Pemilihan Abidal sebagai direktur olahraga sebenarnya cukup mengejutkan. Bagaimana tidak, ia bukan orang yang lahir dan besar Catalunya. Selain itu, ia juga tak punya riwayat melatih serta berada di jajaran manajerial sebuah kesebelasan sepak bola.
Namun, seperti yang dijelaskan di atas, bagi Barcelona, Abidal berbeda. Kesuksesannya sebagai pesepak bola, tidak hanya lahir dari bakat, tapi juga doa dan usaha.
Abidal lahir di Saint-Genis-Laval, Lyon, dari suami istri berdarah Martinique. Karena tumbuh di kawasan yang menggandrungi sepak bola, ia memutuskan untuk menjadikan olahraga tersebut sebagai pilihan hidup.
Karier profesional Abidal dimulai saat ia memperkuat AS Monaco. Rutin bermain di awal musim 2000/01, kariernya justru merosot. Selama dua musim berada di sana, ia hanya bermain dalam 22 pertandingan.
ADVERTISEMENT
Kesempatan mulai datang saat Abidal memutuskan untuk menerima tawaran peminjaman yang diajukan oleh pelatih Lille, Claude Puel. Tawaran tersebut tak disia-siakan olehnya. Dalam satu musim, ia unjuk gigi sebagai salah satu bek tengah berusia muda terbaik di Prancis.
Musim berikutnya, Lille datang untuk membajak Abidal. Lewat tawaran senilai 300 ribu euro, ia resmi menjadi penggawa Les Dogues. Keputusan ini meningkatkan popularitas Abidal dan membuatnya mendapatkan panggilan untuk pertama kalinya di Tim Nasional Prancis.
Lyon kemudian datang. Berbekal memori masa kecil Abidal dan neraca keuangan yang sehat, mereka datang dengan tawaran 8,7 juta euro pada musim panas 2004. Tanpa pikir panjang, ia meminta Lille untuk langsung menyetujui tawaran tersebut.
Abidal tak membutuhkan waktu lama untuk menarik perhatian. Kualitasnya di lini belakang membuatnya langsung jadi pilihan utama. Ia punya peran penting atas tiga gelar Ligue 1 yang diraih oleh Lyon dalam tiga musim kariernya di sana.
ADVERTISEMENT
Usai berakhirnya musim 2006/07, Abidal mengikrarkan diri untuk mencari pengalaman baru. Rencana ini dibarengi oleh berita yang menyebutkan bahwa Barcelona tertarik untuk memboyongnya ke Spanyol.
Lyon yang tahu hal tersebut melakukan segala cara. Mulai dari memberi tawaran gaji baru hingga beragam insentif. Segala upaya mereka gagal. Dengan nilai sembilan juta euro, Abidal resmi berseragam Barcelona.
Musim perdana Abidal di Barcelona berjalan mulus. Ia bahkan melalui semua kompetisi dengan terlibat dalam 46 pertandingan. Sayangnya, Abidal tak bisa menyangka apabila itu bakal menjadi musim dengan catatan pertandingan terbanyaknya selama berseragam Barcelona.
Pengangkatan Pep Guardiola jadi alasan mengapa kuantitas pertandingan Abidal menurun. Ketidakmampuan Abidal bergerak dengan dinamis membuat Guardiola lebih banyak memberikan kepercayaan kepada Sylvinho.
ADVERTISEMENT
Musim 2008/09 menjadi sejarah bagi Abidal. Total 32 pertandingan yang ia catatkan di semua kompetisi berjalan beriringan dengan tiga gelar juara yang diraih Barcelona di akhir musim, La Liga, Copa del Rey, dan Champions League.
Final Liga Champions 2011, menghadapi Manchester United, menjadi satu dari sekian partai puncak yang tidak bisa dilupakan oleh Abidal. Bersama Carles Puyol, hari itu ia mengangkat trofi juara sebagai kapten untuk kali pertama.
Eric Abidal dalam sebuah konferensi pers. (Foto: Louisa Goulimaki/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Eric Abidal dalam sebuah konferensi pers. (Foto: Louisa Goulimaki/AFP)
Kisah Abidal tak selamanya manis. Di balik karier yang melonjak dan gelar yang bergelimpangan hingga 2011-an, ia mengidap tumor di liver. Karena sudah masuk kategori ganas, penyakit ini ditakutkan bakal menghentikan kariernya.
Beberapa metode penyembuhan dilakukan oleh Abidal. Meski tak semuanya gagal, tak sedikit pula usaha kerasnya yang tak berhasil. "Satu-satunya yang bisa saya andalkan saat ini hanya usaha dan do’a untuk mendapatkan kesembuhan,” kata Abidal.
ADVERTISEMENT
Pada 2013, Abidal mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan Barcelona untuk kembali ke Monaco. Belum ada lima tahun, ia diangkat sebagai direktur olahraga yang baru untuk menggantikan Fernandez, yang kontraknya berakhir akhir musim 2017/18.
Dalam tugas ini, Abidal akan bekerja sama dengan Ernesto Valverde untuk mentukan siapa pemain yang layak untuk didatangkan. Di luar itu, ia juga dibayar untuk mengatur kurikulum yang dianut oleh tim pelatih di La Masia.
Perjalanan Abidal di Barcelona dimaknai secara berbeda. Dengan jabatan barunya, apakah Abidal bisa mengubah wajah Blaugrana?