Membedah Peran Penting Eden Hazard dan Kylian Mbappe

10 Juli 2018 17:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eden Hazard di perempat final Piala Dunia 2018. (Foto: Catherine Ivill/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Eden Hazard di perempat final Piala Dunia 2018. (Foto: Catherine Ivill/Getty Images)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Ketika masih kecil, dia melihat video saya. Sekarang, justru saya yang melihat videonya.”
ADVERTISEMENT
Dia yang dimaksud Eden Hazard adalah Kylian Mbappe. Dari kutipan itu, kita mengerti bahwa nasib suka membawa manusia ke pengalaman yang ajaib.
Kini, kedua pemain yang saling mengagumi ini akan berada dalam satu panggung. Pada semifinal Piala Dunia 2018 di Stadion Saint-Petersburg, Rabu (11/7/2018) dini hari, Mbappe akan berada di sisi Tim Nasional (Timnas) Prancis, sementara Hazard di sisi Timnas Belgia.
Keduanya sama-sama punya peran penting. Dalam peran free role-nya, Hazard bisa menjadi sang kreato, dalam kepandaian melihat ruang, Mbappe bisa menjadi pembunuh harapan tim lawan andaikata mereka lengah.
Hazard, Sang Kreator
Tiga dari lima pemain idola masa kecil Hazard adalah gelandang legendaris: Ronaldinho Gaucho, Zinedine Zidane, Juan Roman Riquelme. Melihat permainan sepak bola ketiga idolanya itu, pola pikir Hazard akhirnya terbentuk. Ketika akhirnya jadi pemain bola, ia bertindak selayaknya gelandang kreatif.
ADVERTISEMENT
Mengetahui itu, Roberto Martinez memilih untuk tak memasangnya sebagai false nine ala taktik Antonio Conte di Chelsea pada musim 2017/2018. Pelatih Belgia itu memilih memberikan mantan pemain Lille itu peran free role sebagai salah satu dari tiga trisula Belgia.
Namanya juga free role, maka Hazard boleh melakukan apa saja ketika bola di kakinya. Dia boleh melakukan aksi dribel dari kiri ke kanan atau sebaliknya sebelum memutuskan untuk melancarkan tembakan atau operan.
Peran free role-nya ini jadi kian efektif karena para penyerang lainnya juga dapat dibilang punya cara pikir yang sama dengannya.
Romelu Lukaku terlatih tak hanya sekadar mencetak gol, melainkan juga menciptakan assist hingga membuka ruang. Hal yang sama juga belaku untuk Dries Mertens di Napoli serta Kevin de Bruyne, yang sempat bermain di belakang striker ketika bermain untuk Wolfsburg dan Manchester City era Manuel Pellegrini.
ADVERTISEMENT
Sehingga, rekan-rekannya tahu ke mana harus berlari ketika Hazard sedang beraksi. Dari situlah Hazard sanggup persembahkan dua gol dan dua assist sejauh di Piala Dunia 2018.
Simak saja ketika Hazard menari-nari di atas penderitaan Brasil pada laga perempat final silam. Memang di laga ini Hazard tak ciptakan satu gol atau assist, tetapi WhoScored menobatkannya sebagai penampil terbaik ketiga karena sangat lincah ketika bola berada di kakinya.
Dari 62 kali bola diterima, Hazard sanggup lakukan aksi dribel paling banyak di laga itu dengan total 10 kali. Aksi-aksi dribel ini berujung pada tereksposnya pertahanan Brasil yang ringkih —terlebih tanpa kehadiran Casemiro di lini tengah mereka. Bahkan, Hazard sempat lepas dari kondisi empat lawan satu yang diberikan Selecao.
ADVERTISEMENT
Saat dia membuat bek-bek Brasil frustrasi untuk cetak gol, ruang terbuka lebar untuk penyerang Belgia lainnya untuk cetak gol. Pendar Hazard, tidak diragukan lagi, merupakan salah satu alasan mengapa The Red Devils bisa menang 2-1.
Semifinal Piala Dunia 2018. (Foto: Aditia R, Basith Subastian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Semifinal Piala Dunia 2018. (Foto: Aditia R, Basith Subastian/kumparan)
Mbappe dan Kecepatannya yang Membunuh
Sinar terang Mbappe bersama Prancis di Piala Dunia edisi Rusia ini bisa dibilang karena dua sebab.
Pertama, karena keputusannya untuk hijrah ke Paris Saint-Germain di musim 2017/18. Bermain bersama dua penyerang hebat macam Edinson Cavani dan Neymar Junior, mental dan kemampuan cetak golnya jadi kian terasah.
Kedua, karena kepiawaian Didier Deschamps dalam meracik taktik. Bermain sebagai sayap kanan, Mbappe mendapat sokongan dari tiga pemain sekaligus. Striker yang altruistik bernama Olivier Giroud bertugas tak hanya memberikan umpan pendek kepadanya, tetapi juga mengecoh lawan dengan pergerakan tanpa bolanya.
ADVERTISEMENT
Sementara, hollywood pass ala Paul Pogba juga bisa menjadi jawaban lainnya di kala umpan pendek Giroud gagal bekerja seperti semestinya. Pun umpan-umpan mematikan dari Benjamin Pavard sebagai full-back kanan bisa juga memudahkan Mbappe sebagai penyerang.
Mbappe merayakan gol. (Foto: REUTERS/Michael Dalder)
zoom-in-whitePerbesar
Mbappe merayakan gol. (Foto: REUTERS/Michael Dalder)
Inilah yang membuat Mbappe pada akhirnya bisa menjadi pencetak gol terbanyak Les Bleus bersama Antoine Griezmann dengan tiga gol.
Adapun, kontribusi Mbappe ini begitu kentara saat anak-anak asuh Didier Deschamps menang 4-3 atas Timnas Argentina di 16 besar. Di laga itu, jebolan akademi AS Monaco tersebut melakukan 10 kali dribel —terbanyak di skuat Prancis. Dari situlah Mbappe bisa terlibat langsung dalam tiga gol Prancis.
Kontribusi pertamanya datang melalui aksi dribel spektakuler Mbappe di menit 11. Mbappe melewati empat pemain Albiceleste sekaligus saat menggiring bola dengan kesetanan dari sepertiga pertahanan timnya ke kotak penalti lawan.
ADVERTISEMENT
Tak lama, wasit meniupkan peluit karena Mbappe dijatuhkan oleh Marcos Rojo di kotak penalti. Antoine Griezmann sukses menjadi eksekutor tendangan penalti.
Kontribusi keduanya hadir di menit 64. Usai umpan Lucas Hernandez diblok pemain Argentina di kotak penalti mereka, Mbappe dengan sigap merebut bola.
Dia melakukan sedikit dribel yang sukses mengecoh seluruh pemain Argentina yang berada di kotak penalti, sebelum pada akhirnya melancarkan tembakan yang gagal ditepis kiper Franco Armani melalui kaki kiri, yang notabene bukan kaki terkuatnya.
Kontribusi terakhirnya muncul empat menit setelah itu. Mbappe berlari kencang untuk menyambut umpan dari Olivier Giroud dalam skema serangan balik cepat. Setelahnya, ia tiba di kotak penalti dan berhasil cetak gol dalam kondisi satu lawan satu.
ADVERTISEMENT