Memori Buruk Sarri dan Persoalan Chelsea Pasca-Jeda Internasional

15 September 2018 16:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maurizio Sarri (Foto: Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Maurizio Sarri (Foto: Reuters/John Sibley)
ADVERTISEMENT
Bagi Maurizio Sarri, laga pasca-jeda internasional selalu menyulitkan. Manajer kelahiran Napoli, Italia, itu tak menyangkal bahwa tim yang sempat diarsitekinya pernah tergelincir dan kehilangan banyak poin selepas international break.
ADVERTISEMENT
Di bawah asuhan Sarri, Chelsea tampil memesona. Bersama Liverpool dan Watford, The Blues mencatatkan 100% kemenangan dalam empat pekan pertama Premier League. Satu capaian yang menyakinkan, mengingat musim lalu Chelsea cuma finis di urutan kelima.
Rapor bagus Sarri tak cuma itu, eks juru taktik Napoli itu juga mampu melucuti problem Chelsea menyoal tumpulnya lini depan. Lewat permainan agresif yang diterapkan Sarri, produktivitas gol Chelsea mengalami lonjakan. Sebagai bukti, sampai pekan keempat Chelsea punya rasio 2,5 gol per laga, meningkat 0,5 dibanding catatan musim lalu dalam periode yang sama.
Namun, sederet catatan apik tersebut tak lantas membuat Sarri melupakan situasi rumit pasca-jeda internasional. Terlebih, pada jeda internasional September ini, ada 19 pemain Chelsea yang dipanggil untuk memperkuat Timnas masing-masing. Artinya, cuma 8 pemain di skuat utama 'Si Biru' yang tak memainkan laga internasional.
ADVERTISEMENT
"Saya masih ingat situasi di musim pertama bersama Napoli. Poin rata-rata per laga kami sepanjang musim adalah 2,28. Tapi, setelah jeda internasional, rata-rata poin kami cuma 1,31 atau 1,32. Jadi, saya tahu betul bahwa memainkan laga setelah jeda internasional itu sangat, sangat sulit," ucap Sarri dilansir ESPNFC.
Yang menjadi persoalan, dalam empat laga yang telah dimainkan, Sarri jarang sekali mengubah starting XI. Pemain-pemain seperti Kepa Arrizabalaga, David Luiz, Cesar Azpilicueta, Antonio Ruediger, Marcos Alonso, Jorginho, N'Golo Kante, dan Alvaro Morata selalu jadi andalan.
Selain itu, Sarri baru menurunkan 16 pemain sepanjang musim ini. Jumlah yang membikin mereka menjadi klub dengan penggunaan pemain paling sedikit kedua musim ini. Keputusan Sarri untuk tak melakukan rotasi di setiap pekannya memang menjadi salah satu kunci kesuksesan Chelsea.
ADVERTISEMENT
Mateo Kovacic ikut merayakan gol Chelsea yang dicetak oleh Pedro. (Foto: Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Mateo Kovacic ikut merayakan gol Chelsea yang dicetak oleh Pedro. (Foto: Reuters/John Sibley)
Akan tetapi, melihat banyaknya pemain yang berlaga di jeda internasional, faktor kebugaran bakal menjadi persoalan bagi Chelsea. Apalagi, Chelsea akan memainkan 7 laga dalam 23 hari. Laga pekan kelima Premier League lawan Cardiff City di Stadion Stamford Bridge, Sabtu (15/9/2018) pukul 21:00 WIB, menjadi pembuka.
Lalu, apa yang dilakukan Sarri untuk mengatasi ketakutan dan masalah yang hinggap di tim besutannya? Selain mempersiapkan tim dengan sebaik-baiknya, mantan pelatih Empoli itu menceritakan kepada Cesar Azpilicueta cs. apa yang ia alami usai jeda internasional.
"Beruntung bagi kami, musim lalu,rata-rata poin Napoli tak berbeda jauh sebelum dan setelah jeda. Itu terjadi karena para pemain sadar jika mereka harus berupaya lebih untuk memainkan laga sulit macam itu," kata Sarri.
ADVERTISEMENT
"Saya menceritakan pengalaman kepada pemain mengenai situasi setelah jeda dan menekankan agar kami tak kehilangan poin. Lebih-lebih, ada tujuh laga yang mesti kami mainkan dalam 23 hari. Dan itu adalah pekerjaan saya (mempersiapkan tim)," tutupnya.
Seusai menjamu Cardiff, Chelsea bakal memainkan matchday pertama Grup L Liga Europa melawan PAOK di Stadion Toumbas, Kamis (20/9) pukul 23:55 WIB.