news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menakar Calon Topskorer Liga Champions 2018/19

13 Desember 2018 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Trofi Liga Champions di Stadion NSC Olimpiyskiy. (Foto: Lluis Gene/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Trofi Liga Champions di Stadion NSC Olimpiyskiy. (Foto: Lluis Gene/AFP)
ADVERTISEMENT
Fase grup Liga Champions 2018/19 telah usai. Total 16 tim telah menggaransikan masing-masing satu tempat di babak perdelapan final. Di balik para kesebelasan itu, tersemat para bomber tajam nan produktif.
ADVERTISEMENT
Dari segi kuantitas, Robert Lewandowski mengisi posisi nomor wahid lewat torehan 8 golnya. Ya, pencapaian ini terbilang mengejutkan karena tak bisa dimungkiri bahwa taji klub Lewandowski, Bayern Muenchen, tak setajam musim-musim sebelumnya.
Eksistensi mereka di level Bundesliga, misalnya, kini tak lagi dominan. Mereka terdampar di urutan ketiga dengan koleksi 27 angka, 9 angka lebih sedikit dari Borussia Dortmund yang duduk di pucuk klasemen.
Jebloknya performa pasukan Niko Kovac ini sedikit merembet kepada Lewandowski. Toh, baru 9 gol yang dicetaknya di Bundesliga sejauh ini. Rinciannya, Lewandowski mengalami penurunan dari rasio 78 menit per gol menjadi membutuhkan 128 menit untuk mencetak tiap golnya.
Jangan lupakan juga bila Lewandowski mengalami inkonsistensi di fase gugur Liga Champions musim lalu. Tak ada satupun gol yang disumbangkannya kala Bayern mentas di babak perempat final hingga akhirnya disingkirkan Real Madrid di semifinal.
ADVERTISEMENT
Selain itu, keberhasilan Lewandowski memuncaki daftar topskorer Liga Champions fase grup ini tak terlepas dari kehadiran AEK Athens (kebobolan 13 gol) dan Benfica (kebobolan 11 gol) sebagai lumbung gol Grup E. Nyatanya tiga kali gawang keduanya dibobol oleh penyerang berpaspor Polandia itu. Jadi, belum ada jaminan Lewandowski bakal mampu mengukir gol saat Bayern menghadapi lawan yang berat nanti.
Lanjut ke posisi runner-up yang diisi oleh nama yang juga tak asing lagi, Lionel Messi. Well, cuma 6 gol yang berhasil dibuatnya sejauh ini. Namun, tunggu dulu, keenam gol itu berhasil dikumpulkannya dalam durasi yang minim, 297 menit--lantaran cedera yang lengan yang sempat melandanya akhir Oktober lalu.
Lionel Messi mencetak gol ke gawang PSV. (Foto: Reuters/Stringer)
zoom-in-whitePerbesar
Lionel Messi mencetak gol ke gawang PSV. (Foto: Reuters/Stringer)
ADVERTISEMENT
Sebagai perbandingan, Lewandowski sejauh ini sudah mengecap menit bermain sebanyak 534 menit. See? Artinya, Messi jauh lebih efektif ketimbang Lewandowski. Bila dirata-rata, Messi hanya membutuhkan 49,5 menit untuk mencetak satu golnya. Sepertiga dari lesakannya itu pun lahir ke gawang Tottenham Hotspur yang notabene pertahannya tak buruk-buruk amat.
Kehadiran pengakomdir umpan macaam Ousmane Dembele, Philippe Coutinho, dan Luis Suarez juga makin memperbesar peluang Messi untuk menambah pundi-pundi golnya.
Secara posisi, Suarez memang berada di garda terdepan. Akan tetapi, secara peran, ekspemain Liverpool itu cenderung menjadi penyaji dan pencari ruang bagi Messi. Buktinya, Suarez sudah mengemas sepasang assist dan nihil gol di Liga Champions sejauh ini.
Di bawah Messi dengan torehan 6 golnya, ada enam pemain yang sama-sama mengoleksi 5 gol, Edin Dzeko, Dusan Tadic, Neymar, Moussa Marega, Paulo Dybala, dan Andrej Kramaric. Nama yang disebut belakangan bisa disisihkan karena Hoffenheim telah dipastikan terlempar ke Liga Europa.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan seorang topskorer tak bisa dijauhkan dari keberhasilan timnya untuk terus melaju ke partai puncak. Nyatanya, titel pencetak gol terbanyak dalam tiga edisi ke belakang direngkuh oleh Cristiano Ronaldo, yang juga berhasil membawa timnya keluar sebagai juara.
Hal itu yang membuat kami sedikit pesimistis akan potensi Tadic dan Marega untuk menjadi pencetak gol terbanyak. Pasalnya, kecil kemungkinan Ajax dan Porto untuk berbicara banyak di fase gugur nanti.
So, kami akan beralih kepada Dzeko, Neymar, Dybala. Untuk Dzeko, kredibilitasnya sebagai bomber tajam tak perlu diragukan lagi. Nyatanya, cuma 4 pertandingan yang dibutuhkannya untuk mencetak 5 gol sejauh ini. Selain itu produktivitasnya juga sudah teruji karena sukses mengemas 8 gol di Liga Champions edisi lalu.
ADVERTISEMENT
Selebrasi gol pemain PSG (Verratti, Neymar, dan Cavani) kala bersua FK Crvena Zvezda. (Foto: REUTERS/Charles Platiau)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol pemain PSG (Verratti, Neymar, dan Cavani) kala bersua FK Crvena Zvezda. (Foto: REUTERS/Charles Platiau)
Namun, misi Dzeko tak muda karena AS Roma finis di posisi runner-up Grup G dan berpotensi besar akan langsung berhadapan dengan tim kuat di babak 16 besar.
Lain Dzeko, lain pula Neymar dan Dybala. Keberadaan Neymar kian diperhitungkan seiring dengan kematangan Paris Saint Germain itu sendiri dan tentu saja, figur Kylian Mbappe sebagai penyokongnya.
Terlepas dari produktivitas Neymar, PSG sendiri berhasil menjadi pencetak gol terbanyak di fase grup lewat torehan 17 golnya. Namun, perlu diketahui juga bahwa bukan Neymar saja produsen gol Les Parisiens. Masih ada Edinson Cavani dan Angel Di Maria, selain Mbappe. Konsep demikian yang juga nantinya bakal dialami Mohamed Salah. Kendati menjadi pemasok utama gol untuk Liverpool, Juergen Klopp juga masih punya
ADVERTISEMENT
Roberto Firmino, Sadio Mane, dan James Milner sebagai alternatif lainnya. Pun demikian dengan Manchester City yang memiliki beberapa opsi pencetak gol macam Gabriel Jesus, David Silva, Bernardo Silva, dan Aymeric Laporte--selain Sergio Aguero, Raheem Sterling, serta Leroy Sane.
Masalah serupa sebenarnya juga dimiliki Dybala bersama Juventus. Meski berhasil mengemas 5 gol, nyatanya trequartista asal Argentina itu kesulitan berpendar saat diturunkan bersama dengan Mario Mandzukic dan/atau Ronaldo sekaligus. Stigma itu baru berhasil didobraknya saat sukses menjebol jala Young Boys dini hari tadi.
Kendati begitu, bukan tak mungkin Massimiliano Allegri akan mengistimewakan Dybala nantinya, menjadikannya sebagai produsen gol utama. Lagipula, Mandzukic baru sekali mencatatkan namanya di papan skor, setali tiga uang dengan Ronaldo. Anda tak salah dengar, pencetak gol terbanyak dalam sejarah Liga Champions itu baru menyarangkan sebiji gol dalam lima pertandingan. Ya, masih lebih sedikit ketimbang Nicolas Tagliafico, full-back Ajax yang sudah mengemas 3 gol.
ADVERTISEMENT
Massimilano Allegri dan Cristiano Ronaldo di laga Empoli vs Juventus. (Foto: Reuters/Jennifer Lorenzini)
zoom-in-whitePerbesar
Massimilano Allegri dan Cristiano Ronaldo di laga Empoli vs Juventus. (Foto: Reuters/Jennifer Lorenzini)
Padahal, rata-rata percobaan tembakannya terbilang tinggi, 5,6 upaya per laga--jauh lebih banyak dari Lewandowski sang topskorer yang hanya mengukir rata-rata 4 tembakan. Itulah mengapa, ketimbang Ronaldo, nama-nama lainnya macam Antoine Griezmann, Harry Kane, atau Gareth Bale punya peluang lebih untuk mencatatkan gol lebih banyak darinya dalam Liga Champions edisi kali ini