Menambal Lubang-lubang Menganga, Membuat Persija Lebih Oke Musim Depan

14 Desember 2018 14:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Telinga The Jakmania tiba-tiba memerah begitu mendengar perang urat syaraf yang dilancarkan Home United kepada Persija Jakarta. Betapa tidak, klub asal Singapura itu meledek 'Macan Kemayoran' yang berhasil mereka taklukkan dalam laga semifinal leg II zona ASEAN di ajang AFC Cup 2018.
ADVERTISEMENT
Ya, ketika itu, gairah Persija untuk bisa menembus laga final begitu menggebu-gebu. Setelah kalah dalam pertemuan pertama dengan skor 2-3, Persija cukup menjaringkan satu gol untuk menyegel tiket final ketika gantian menjamu Home United di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 15 Mei silam.
Namun, harapan tinggal harapan, di hadapan 62.198 Jakmania, Persija harus takluk dari sang tamu dengan skor 1-3. Home United pun melaju ke final zona ASEAN AFC Cup 2018 dengan agregat 6-3.
Ya, psy war yang dilancarkan Home United bukannya sekadar iseng. Hal itu dilakukan karena Home United dan Persija akan saling berhadapan dalam kualifikasi Liga Champions Asia (LCA) 2019 di Singapura pada 5 Februari mendatang.
ADVERTISEMENT
Berstatus jawara Liga 1, Persija mendapatkan jatah menuju LCA 2019 melalui jalur kualifikasi. Jika tak berhasil melalui dua laga awal kualifikasi tersebut, maka klub berlambang Monas ini bakal berlaga di AFC Cup musim depan.
Saat ini, berlaga di AFC Cup terasa lebih rasional bagi tim-tim Indonesia, termasuk Persija. Tanpa mengecilkan kapasitas tim-tim Liga 1, level LCA akan sangat berat bagi mereka karena harus bersaing dengan klub-klub dari negara mapan semacam Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
Meski demikian, jika pun nantinya akan berlaga di AFC Cup, bukan berarti Persija bisa berleha-leha. Jika tak sigap menyiapkan tim, bukan tak mungkin Persija bisa terpental.
Fokus utama saat ini ialah mempersiapkan skuat. Karena mereka bakal bermain dalam tiga kompetisi musim depan, kedalaman skuat menjadi hal yang tak bisa lagi ditawar-tawar.
ADVERTISEMENT
Pemain Persija Jakarta berselebrasi usai keluar sebagai juara Liga 1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (9/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Musim lalu, Persija sempat digunduli Johor Darul Takzim dalam laga perdana AFC Cup 2018 dengan skor 0-3. Hasil itu tak lepas dari tak bermainnya mayoritas skuat utama Persija karena tengah bersiap menghadapi Piala Presiden 2018.
Lantas, pos mana saja yang wajib ditambal?
Menilik komposisi skuat Persija pada musim lalu, perkara utama yang dihadapi ialah jomplangnya kualitas antara pemain inti dengan pelapis. Jika Andirtany Ardhiyasa, Ismed Sofyan, dan Marko Simic absen, pelatih Setafano Cugurra langsung dibuat pusing. Teco--sapaan Stefano--bahkan sampai menaruh Rohit Chand yang berposisi sebagai gelandang bertahan di posisi bek kanan.
Jika Persija serius menatap kompetisi Asia, mereka wajib mencari para pelapis skuat utama dengan kualitas yang hampir setara. Di lini belakang, pos yang rawan ialah dua full-back kanan dan kiri. Dua posisi ini kerap menjadi masalah ketika Ismed atau Rezaldi Hehanusa absen.
ADVERTISEMENT
Sementara, posisi bek sentral cukup aman dengan adanya Gunawan Dwi Cahyo dan Vava Mario Yagalo sebagai pelapis dari Jaimerson dan Maman Abdurrahman. Persija juga boleh berbangga dengan ketangguhan lini belakang mereka karena sudah dua musim tampil sebagai tim dengan kemasukan gol paling sedikit di Liga 1.
Jonathan Bauman melindungi bola dari kejaran Jaimerson Xavier pada laga Persib vs Persija. (Foto: Novrian Arbi/Antara)
Di lini tengah, kehadiran Renan Silva membawa angin segar bagi Persija. Padahal, sebelumnya, jika salah satu di antara Ramdani Lestaluhu, Sandi Suthe, dan Rohit urung tampil, lini tengah Persija seperti meninggalkan lubang besar.
Nama-nama seperti Asri Akbar, Fitra Ridwan, dan Septinus Alua belum bisa memainkan peran mereka sebaik para skuat utama. Karena hal itu, Persija setidaknya bisa mencari satu-dua gelandang lagi yang memiliki kualitas sepadan dengan Ramdani, Renan, Sandi, dan Rohit. Sosok seperti Bayu Pradana atau Zulfiandi tampaknya bisa menjadi opsi menarik.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, di barisan depan, masalah utama adalah mencari pelapis dari Simic. Tak dapat dimungkiri, topskorer Piala Presiden 2018 ini menjadi sosok sentral keberhasilan Persija pada musim lalu.
Persija melawan Mitra Kukar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (09/12/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Namun, terlalu bertumpu kepada Simic juga tak 'sehat'. Ada kalanya bomber asal Kroasia ini sedang tak mendapatkan harinya. Nah, di situlah sosok pengganti dibutuhkan. Hal itu juga penting untuk membangun persaingan sehingga Simic tak selalu merasa di atas angin.
Pada akhirnya, kedalaman skuat akan menentukan kiprah Persija musim depan. Jika tak mampu memutus kutukan 24 tahun untuk mempertahankan gelar juara, Persija punya opsi lain yang juga bergengsi yakni dengan melaju sejauh-jauhnya di AFC Cup 2019.
Jika Persija mampu meramu skuatnya dengan apik, kekuatan mereka pun dipercaya akan lebih menakutkan ketimbang musim lalu. Kini, semua berpulang kepada sedalam apa kocek Persija untuk bisa mendatangkan nama-nama berkualitas untuk menambal pos-pos rawan tersebut.
ADVERTISEMENT