Menang atas PSM, PSIS Gagal Amankan Tiket 8 Besar Piala Presiden

16 Maret 2019 20:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah suporter klub PSIS Semarang, Panser Biru melakukan gerakan koreografi dalam pertandingan lanjutan Liga 1 Indonesia antara PSIS melawan Persebaya Surabaya di Stadion Moch. Soebroto, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (22/7) Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah suporter klub PSIS Semarang, Panser Biru melakukan gerakan koreografi dalam pertandingan lanjutan Liga 1 Indonesia antara PSIS melawan Persebaya Surabaya di Stadion Moch. Soebroto, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (22/7) Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PSIS Semarang memainkan laga terakhir Grup C Piala Presiden 2019 melawan PSM Makassar di Stadion dr. H. Moch.Soebroto, Magelang, Sabtu (16/3/2019).
ADVERTISEMENT
Kemenangan 1-0 berhasil direngkuh PSIS via sepakan penalti Claudio Marini Junior pada menit 84. Sayangnya, kemenangan ini belum cukup hebat untuk mengantarkan mereka pada babak perempat final.
Laskar Mahesa Jenar memang sama-sama mengoleksi enam poin seperti Persipura dan Kalteng Putra. Menariknya, ketiga tim itu saling mengalahkan. Hasilnya, selisih gol di antara ketiganya yang menjadi pembeda.
Kalteng Putra punya selisih gol +2, Persipura +1, dan PSIS memiliki selisih gol -2. Artinya, Kalteng Putra yang berhak menjadi juara Grup C dan memastikan langkah ke perempat final.
Terlepas dari perhitungan tadi, PSIS punya motivasi karena ingin memperbaiki rekor buruk ketika berjumpa Juku Eja. Dalam dua pertemuan terbaru di Liga 1, PSIS belum pernah menang. Tim asuhan Jafri Sastra itu cuma mengoleksi satu poin dari hasil satu kali seri (1-1) dan satu kekalahan (0-2).
ADVERTISEMENT
Para penggawa PSM Makassar. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Sejak menit awal, Laskar Mahesa Jenar layak merasa di atas angin karena PSM—yang menjadi juru kunci—mengistirahatkan beberapa pilarnya, seperti Aaron Evans, M. Rahmat, Zulham Zamrun, Wiljan Pluim, dan Eero Markkanen.
Dampaknya, daya ledak PSM berkurang karena pemain-pemain cepat diistirahatkan. Praktis, cuma ada Bayu Gatra di sisi kanan serangan PSM sebagai pemain cepat. Kondisi itu membuat anak asuh Darije Kalezic tampil monoton lantaran lebih sering menyerang dari kanan.
Jalannya laga berimbang. Kedua tim pun bermain mirip, yaitu memberi bola langsung ke lini depan, lalu menekan di daerah lawan. Namun, skema itu belum berhasil menembus pertahanan masing-masing lawan.
Hasilnya, pada babak pertama minim peluang. Tengok saja statistik paruh pertama yang menunjukkan hanya ada satu tembakan ke gawang dan dua tembakan melenceng. Tiga peluang itu diciptakan oleh PSM.
ADVERTISEMENT
Bahkan, PSM tercatat punya dua peluang emas lewat Guy Junior dan Marc Klok. Pada menit ke-21, Guy berdiri bebas di kotak penalti usai kemelut tendangan bebas. Hanya saja, tembakannya melenceng tipis di sisi gawang Jandia Eka Putra.
Juku Eja kembali mendapat peluang pada menit ke-27. Namun, sepakan keras Marc dari luar kotak penalti berhasil ditepis Jandia.
Pada babak kedua, PSM memeragakan permainan berbeda dari paruh pertama. Tak ada lagi bola langsung ke depan. Mereka memilih menyusun serangan dari belakang dan memainkan operan pendek.
Sementara, PSIS tak mengubah skema. Umpan panjang langsung ke lini depan kembali diperlihatkan pada babak kedua. Bedanya, strategi yang diinstruksikan Jafri Sastra itu menghasilkan beberapa peluang. Tercatat ada tiga peluang yang dihasilkan dari skema itu.
ADVERTISEMENT
Selebihnya, laga nyaris tanpa peluang hingga menit ke-80. Kedua tim kembali gagal menembus pertahanan lawan masing-masing. Dari kubu PSM, peluang hanya lahir tembakan Guy dari luar kotak penalti.
Juku Eja sempat mengubah taktik dalam rentang menit 46 hingga 80 untuk memecah kebuntuan. Pemain-pemain pilar dimasukkan seperti Zulham, Markkanen, dan Pluim. Namun, usaha itu juga tak membuahkan hasil.
Malah, PSIS berhasil memanfaatkan kesempatan yang terbilang sedikit. Akselerasi Tegar Infantrie dari sisi kanan kotak penalti PSM dihentikan Rasyid Bakrie. Alhasil, wasit Oki Dwi Putra menunjuk titik putih sekaligus memberi Rasyid kartu kuning.
Marini Junior yang bertindak sebagai eksekutor berhasil menunaikan tugasnya. Sepakan 12 pas Marini sebetulnya terbaca oleh Rivki. Sayang, bola meluncur terlalu deras.
ADVERTISEMENT
Gol pada menit ke-84 itu menjadi gol semata wayang yang tercipta di laga PSIS versus PSM. Tiga poin yang dihasilkan PSIS tetap tak mengubah klasemen akhir.