news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menanti Bibit Muda dari Jayapura

13 Desember 2017 6:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Boaz Solossa  (Foto: YASSER AL-ZAYYAT / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Boaz Solossa (Foto: YASSER AL-ZAYYAT / AFP)
ADVERTISEMENT
Menjadi kampiun Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 tak lantas memudahkan langkah Persipura Jayapura di Liga 1 2017. Setelah ditinggalkan Angel Alfredo Vera, Mutiara Hitam langsung menunjuk Listiadi sebagai pelatih.
ADVERTISEMENT
Bersama Persipura, Listiadi hanya mampu bertahan sepuluh pekan. Kekalahan menyakitkan 1-5 dari PSM Makassar pada pekan kesembilan membuat masa depannya mulai dipertanyakan. Dan pekan selanjutnya, bukan hasil positif yang diraih, Persipura malah kandas 2-0 dari Madura United. Setelah pertandingan usai, Listiadi memutuskan untuk mundur.
Selama sepuluh pekan bersama Listiadi, Persipura hanya mengemas 16 poin dari lima kemenangan, satu imbang, dan empat kekalahan. Capaian ini jelas mengecewakan manajemen, dan raihan ini menjadi awal dari gagalnya Persipura memuncaki klasemen akhir.
Untuk menggantikan posisi Listiadi, pada pekan ke-12, manajemen mendatangkan pelatih asal Brasil, Wanderley Junior. Harapan sempat muncul, pada pertandingan pertamanya, Wanderley langsung memberikan kemenangan besar 6-0 saat menghadapi Mitra Kukar. Dari titik inilah kebangkitan Persipura dimulai.
ADVERTISEMENT
Sampai pekan ke-30, Persipura terus menunjukkan tajinya, dan berhasil menempel ketat pemuncak klasemen Bhayangkara FC dengan selisih tiga poin. Di tangan Wanderley, Persipura memainkan permainan taktis dengan mengandalkan kecepatan di lini depan. Seperti, Boaz Solossa, Ian Louis Kabes, Pahabol dan Osvaldo Haay.
Meski bermain dengan taktis dan cepat, Persipura tak luput dari kekurangan. Selama satu musim, Persipura melakukan percobaan tendangan sebanyak 391 kali, dan hanya 189 yang tepat mengarah ke gawang. Banyaknya jumlah tendangan yang mengarah ke gawang, anak asuh Wanderley hanya mampu mengkonversikannya menjadi 64 gol. Data yang disajikan, menggambarkan bagaimana Persipura memiliki masalah soal penyelesaian akhir.
Memang raihan gol Persipura tidak dapat dikatakan buruk, tapi dengan banyaknya peluang yang gagal dikonversikan menjadi gol, Persipura beberapa kali gagal mendulang poin penuh. Itu terjadi saat menjamu Persib Bandung di Stadion Mandala. Saat itu, anak asuh Wanderley berhasil melakukan 13 tendangan, dan sayangnya tidak ada gol yang tercipta.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana Persipura musim depan? Melepas Wanderley Junior, manajemen langsung bergerak cepat mencari penggantinya. Adalah Peter Butler yang menjadi pelatih asing kesembilan yang didatangkan Persipura.
Selain itu, manajemen pun melepas semua pemain asingnya, termasuk pencetak gol terbanyak klub, Addison Alves De Oliviera yang mencatat 15 gol. Kehilangan sosok Alves, manajemen Persipura masih berkutat dengan permasalahan sponsor. Hingga saat ini, belum ada pemain asing yang didatangkan. Manajemen malah menargetkan banyak pemain daerah untuk didatangkan, seperti Terens Puhiri dan Yanto Basna.
Langkah yang tepat kiranya bila manajemen berhasil merekrut kedua pemain tersebut. Selain itu, fokus manajemen untuk mencari bakat putra daerah, tentunya langkah yang tepat pula. Musim lalu saja, Persipura berhasil mengorbitkan banyak pemain muda berbakat asal Jayapura, seperti Osvaldo Haay, Prisca Womsiwor, dan Marinus Wanewar.
Imanuel Wanggai (Foto: AMAN ROCHMAN / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Imanuel Wanggai (Foto: AMAN ROCHMAN / AFP)
Namun persoalan selanjutnya ialah bagaimana manajemen meracik para pemain muda dan mencari sosok pemimpin yang dapat menggantikan posisi Boaz Solossa. Harus ada perhitungan yang tepat dalam memutuskan pemain asing yang nanti akan didatangkan. Jangan sampai, hilangnya Alves menjadi permasalahan yang akan datang di musim depan.
ADVERTISEMENT
Selain harus memperhatikan lini depan, manajemen harus pula memikirkan masa depan Yoo Jae-hoon. Pasalnya, di musim lalu, Persipura sangat mengandalkan pemain asal Korea Selatan di bawah mistar gawang. Agar ada pelapis bagi Yoo Jae-hoon saat menerima akumulasi atau cedera.
Setelah berhasil membangun tim, Persipura tidak boleh lengah pada laga akhir. Pasalnya, kegagalan Persipura musim ini, selain karena capaian buruk di sepuluh pekan pertama, Mutiara Hitam gagal memanfaatkan empat laga sisa. Dari empat laga tersebut, Persipura hanya mampu mengemas empat poin yang memaksanya harus terjun ke posisi ketujuh.
Dengan fokus mencari pemain muda berbakat daerah, Persipura layak dinantikan musim depan.