Menanti Cerlang Memphis di Laga Melawan Inggris

4 Juni 2019 13:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Memphis Depay merayakan golnya di laga Belanda vs Jerman. Foto: EMMANUEL DUNAND / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Memphis Depay merayakan golnya di laga Belanda vs Jerman. Foto: EMMANUEL DUNAND / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
18 Juni 2014 tinggal tetap dalam ingatan Memphis Depay. Itu adalah hari yang menggiring Memphis pada keyakinan bahwa sepak bola tak berteman dengan keniscayaan.
ADVERTISEMENT
Timnas Australia ternyata bukan lawan yang mudah bagi Timnas Belanda di babak grup Piala Dunia 2014. Buktinya, semenit berselang gol Arjen Robben, skuat Australia sudah bersorak-sorai kegirangan. Penyebabnya apa lagi kalau bukan gol penyama kedudukan Tim Cahill?
Asa Australia belum padam, kaki-kaki mereka belum aus. Pada menit 54, Australia berbalik unggul lewat sepakan penalti Mile Jedinak. Tapi, Belanda tahu mereka mesti bertarung mati-matian, Robin van Persie menyamakan kedudukan menjadi 2-2 empat menit berselang.
Striker Belanda, Memphis Depay, berebut bola dengan bek Prancis, Presnel Kimpembe. Foto: Reuters/Stringer
Yang tidak diketahui Australia, Belanda belum kehilangan kepercayaan kepada para talenta mudanya. Dua gol pembuka itu memang ditorehkan oleh dua pemain senior, bintang yang entah kapan matinya. Hanya, ada Memphis yang masuk jelang babak pertama usai.
ADVERTISEMENT
Memphis baru 20 tahun, masih bau kencur, namanya jauh dari gemerlap lampu sorot. Namun, bermain tanpa sorotan meringankan kaki Memphis. Gol Van Persie itu lahir berkat assist-nya.
Giliran Memphis yang beria-ria merayakan gol yang dilesakkannya pada menit 68. Sejak saat itu, roda nasib Memphis berputar. Keberadaannya disegani, ia menjadi incaran tim-tim hebat.
Tapi, perjalanan Memphis adalah pasang-surut. Sebentar tampil hebat, besoknya sudah kembali melempem. Untuk memahaminya, kita cuma perlu melihat apa yang terjadi pada kiprahnya bersama Manchester United.
Persoalan yang demikian tak cuma menimpa Memphis di level klub. Timnas Belanda itu pun terpuruk hebat. Mereka gagal melangkah ke Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018. Nasib Memphis di ujung tanduk, langkahnya terseok-seok.
ADVERTISEMENT
Tapi, itu sebelum palu nasib menjatuhkan vonis berbeda.
Jasper Cillessen (kedua dari kiri) bersama Timnas Belanda. Foto: Reuters/Piroschka van der Wouw
Kedatangan Ronald Koeman pada Februari 2018 mengubah banyak hal. Persetan dengan Piala Dunia karena yang terpenting adalah mengobati Singa Belanda yang terluka dihajar zaman.
Koeman tak mengkhianati totaal voetbal, spirit sepak bola Belanda. Paham serupa tetap dibawanya, tapi dengan amunisi talenta muda yang dikombinasikan pemain senior bermental matang. Maka, lahirlah Belanda yang sekarang, yang mampu menjejak ke semifinal UEFA Nations League.
"Komunikasi dengan para pemain adalah perubahan terbaik yang dibawa Ronald (Koeman). Ia mengembangkan kami dengan begitu pesat. Semua yang kami lakukan terlihat lebih jelas. Semuanya bertanding dengan tujuan yang sama. Silakan lihat sendiri dari permainan kami," jelas Memphis, dikutip dari laman resmi UEFA.
ADVERTISEMENT
Koeman bukan sosok yang idealis perkara formasi dasar. Malah, ia acap menjadikan lapangan bola sebagai laboratorium taktik. Namun, di antara sekian banyak percobaan, selalu ada tempat krusial bagi para pemain muda.
Koeman menginginkan pemain-pemainnya memiliki mobilitas tinggi. Bagaimanapun, itu adalah modal dasar untuk mengaplikasikan totaal voetbal dengan tepat. Maka, yang dibereskannya terlebih dahulu adalah lini belakang dan tengah. Menariknya, sejumlah nama yang jauh dari radar kepelatihan sebelumnya mendapat tempat.
Ronald Koeman saat memimpin Timnas Belanda. Foto: John MACDOUGALL / AFP
Ambil contoh Denzel Dumfries, Frenkie de Jong, dan Marten de Roon. Bahkan De Jong dan De Roon melakoni debutnya di Timnas Belanda bersama Koeman. Jangan lupakan pula dengan Matthijs De Ligt yang meski masih kepalang muda, 19 tahun, sudah membuktikan bahwa ia layak diperhitungkan sebagai pilihan utama lini pertahanan Belanda. Lantas, keberadaan anak-anak muda ini ditopang dan dipimpin oleh Virgil van Dijk.
ADVERTISEMENT
Begitu urusan di dua lini terawal beres, giliran garda terdepan yang menjadi perhatian Koeman. Di sanalah Memphis berada. Hebatnya, meski tak impresif-impresif amat di level klub--termasuk di klubnya sekarang, Lyon--Memphis tampil stabil bersama Belanda.
Torehan gol Memphis di UEFA Nations League memang tak mencolok. Sejauh ini, membukukan dua gol bagi Belanda. Tapi, Memphis sanggup membuktikan bahwa ia bisa menjadi tokoh sentral serangan Belanda. Itu dibuktikan dengan rataan 3,8 tembakan, 2,5 umpan kunci, dan 2,5 dribel sukses per laga. Ketiganya menjadi yang terbanyak di antara seluruh skuat Belanda.
Itu baru soal kiprahnya di turnamen bentukan UEFA tadi. Di kualifikasi Piala Eropa 2020 pun, Memphis tak kehilangan cerlang. Saat melawan Belarusia, Memphis mencetak dua gol dan dua assist. Sebagai catatan, laga itu selesai dengan kemenangan 4-0 untuk Belanda.
ADVERTISEMENT
Berhadapan dengan Jerman, gol pertama Belanda lahir berkat assist Memphis. Tak puas memberi assist, Memphis mempersembahkan gol penyama kedudukan untuk timnya. Itu berarti, ada kontribusi langsung Memphis pada semua gol yang dicetak Belanda di Kualifikasi Piala Eropa 2020.
Memphis Depay tampil gemilang di laga melawan Belarusia. Foto: REUTERS/Piroschka Van De Wouw
Penampilan yang sama impresifnya, bahkan lebih, tentu diharapkan kembali muncul dalam laga semifinal UEFA Nations League melawan Inggris. Terlebih, pertandingan ini akan menjadi arena yang mempertemukan dua tim yang dimotori oleh para pemain muda. Persoalan lainnya, Inggris diisi oleh banyak pemain dari tim-tim juara, semacam Manchester City atau Liverpool.
"Mereka memang lawan yang tangguh. Inggris adalah tim yang diisi oleh pemain-pemain yang terbiasa menjuarai trofi. Di sana ada pemain-pemain City dan para penggawa tim yang berlaga di final Liga Champions. Tapi, saya yakin kami dapat mengalahkan mereka," ucap Memphis.
ADVERTISEMENT
Tapi, masalahnya bukan cuma City atau Liverpool. Inggris juga diisi oleh pemain-pemain Manchester United yang notabene merupakan mantan klubnya.
Perjalanan Memphis bersama United memang suram. Ia datang dengan ekspektasi setinggi langit. Arogansi yang berpadu dengan kepercayaan diri khas anak muda adalah aroma kental yang mengiringi kedatangan Memphis ke Old Trafford. Tak tanggung-tanggung, ia meminta jersi bernomor punggung tujuh yang begitu keramat itu.
Nama Memphis terkubur di Old Trafford sana. Foto: Dean Mouhtaropoulos/Getty Images
Sialnya, performa Memphis tak stabil. Itu belum ditambah dengan kesehariannya yang kerap mengundang kontroversi. Tak heran bila pada akhirnya tak ada satu pelatih pun yang bisa menyelamatkan Memphis. Ia ditendang, meninggalkan segala ingar-bingar Old Trafford dan berkelana ke Prancis.
"Rasanya selalu menyenangkan untuk bertemu dengan teman-teman lama saya, Marcus (Rashford) dan Jesse (Lingard). Sampai sekarang saya masih berhubungan dengan mereka. Semuanya tetap menyenangkan, apalagi mereka bertumbuh dengan pesat sekarang," jelas Memphis.
ADVERTISEMENT
"Saya tahu bakal sehebat apa mereka di pertandingan ini. Di sisi lain, mereka pun paham akan sehebat apa tim ini berlaga membawa nama Belanda. Mereka harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Saya berharap kami dapat menampilkan duel yang hebat."
Hingga kini, Memphis enggan menggunakan nama belakangnya di jersi. Nama itu hanya akan menghidupkan kembali segala ingatan buruk tentang ayahnya. Keengganan itu dirawatnya hingga sekarang, dalam setiap langkahnya di atas lapangan bola. Memang keras kepala betul si Memphis ini.
Tapi, keras kepala tak selalu lekat dengan hal miring. Kekerasan kepala serupa diharapkan Koeman di laga melawan Inggris. Kekerasan kepala itu yang akan membuat Memphis enggan kandas, yang bakal membuat Memphis tangguh menopang Belanda hingga tiba di podium juara.
ADVERTISEMENT
***
Semifinal UEFA Nations League 2019 antara Timnas Belanda dan Timnas Inggris akan digelar pada Jumat (7/6/2019) di Estadio D. Afonso Henriques. Sepak mula berlangsung pada pukul 01:45 WIB.