Menanti Kejutan Joao Felix bersama Portugal

5 Juni 2019 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joao Felix mengangkat trofi Liga Portugal 2018/19. Foto: PATRICIA DE MELO MOREIRA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Joao Felix mengangkat trofi Liga Portugal 2018/19. Foto: PATRICIA DE MELO MOREIRA / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika pemain senior ibarat anggur tua yang membuat bahan-bahan terbaik dan saus lezat para koki tercampur dengan sempurna, pemain muda seperti vinegar yang membuat aroma masakan menjadi lebih memikat.
ADVERTISEMENT
Di Timnas Portugal, Cristiano Ronaldo diharapkan sebagai anggur tua. Sementara, Joao Felix yang menjadi vinegar. Maka, Fernando Santos-lah sang koki.
Timnas Portugal memang tak sepopuler Timnas Inggris. Tapi, perjalanan mereka di UEFA Nations League serupa tim asuhan Gareth Southgate itu: Menjejak ke partai semifinal. Di babak empat besar ini, Portugal akan baku hantam melawan Timnas Swiss.
Ronaldo diperkirakan akan turun lapangan di laga perebutan tiket final. Bintang Juventus ini sempat memutuskan rehat dari pentas internasional untuk fokus pada persiapan di tim barunya itu.
Cristiano Ronaldo terpaksa diganti akibat cedera. Foto: REUTERS/Rafael Marchante
Laga melawan Swiss ini adalah kali pertama Ronaldo tampil di UEFA Nations League. Keberadaannya tentu diharapkan dapat menajamkan lini serang Portugal. Bukan harapan muluk-muluk, mengingat Ronaldo menjadi topskorer Portugal lewat 85 golnya.
ADVERTISEMENT
Di antara ingar-bingar kembalinya Ronaldo, muncul suara lain yang memberitakan kehadiran Felix. Usianya belum 19 tahun, bahkan belum benar-benar lepas dari status pemain junior.
Felix sendiri tercatat sebagai penggawa Benfica. Segala hal yang dikerjakannya saat bertanding melawan Eintracht Frankfurt di leg pertama perempat final Liga Europa 2018/19 memantik decak kagum dan penasaran sekaligus.
Benfica menang 4-2 pada laga tersebut dan seluruh gol mereka lahir berkat kontribusi Felix. Selain mencetak trigol, Felix juga menyumbang assist untuk gol Ruben Dias.
Rangkaian gol Felix di laga melawan Eintracht itu begitu istimewa karena lahir dengan tiga cara berbeda. Pertama, lewat sepakan penalti. Kedua, lewat tendangan dari luar kotak penalti. Ketiga, melalui penyelesaian akhir sempurna di dalam kotak penalti memanfaatkan sebuah umpan tarik mendatar.
ADVERTISEMENT
Joao Felix bersiap tampil di UEFA Nations League. Foto: CARLOS COSTA / AFP
Apa yang dilakukan Felix itu membawanya pada beberapa rekor. Di usia 19 tahun 152 hari, Felix jadi pencetak trigol termuda di Liga Europa/Piala UEFA sejak Sergio Aguero (19 tahun 124 hari) pada 2007. Selain itu, dia juga jadi pemain termuda Benfica sekaligus Portugal yang mencetak gol di ajang tersebut, mengalahkan Eusebio, si legenda.
Keran gol Felix pun terbilang moncer. Dalam 38 penampilan untuk Benfica di semua kompetisi 2018/19, Felix mencetak 19 gol dan delapan assist, plus rataan 1,1 umpan kunci per laga.
Meski usianya masih kepalang muda, Felix bermain dengan visi mumpuni layaknya pemain matang. Tergabung dalam lini serang Benfica, Felix tidak seperti bermain untuk mencetak gol, tapi melahirkan gol.
ADVERTISEMENT
Memanggul tujuan itu, Felix memilih untuk membangun serangan secara terukur lewat variasi umpan ketimbang tampil meledak-ledak dengan tembakan sporadis. Mulai dari umpan sederhana hingga rumit, Felix seperti dianugerahi kemampuan untuk menyulap ketiadaan menjadi peluang yang jelas.
Felix acap menciptakan umpan dengan jangkauan yang memungkinkannya untuk mengontrol tempo permainan dari posisi yang lebih tinggi. Bila menyaksikan laga-laga Felix, kita dapat memetik kesimpulan bahwa ia lebih suka untuk memulai umpan dari sudut sempit sehingga dapat memanfaatkan ruang kosong yang lebih luas di sisi berlawanan.
Joao Felix, talenta muda Timnas Portugal. Foto: CARLOS COSTA / AFP
Dalam laga Benfica melawan Eintracht itu, Felix dipasang sebagai penyerang tunggal dalam formasi dasar 4-2-3-1. Meski berperan sebagai ujung tombak serangan, bukan berarti Felix hanya diam menunggu bola.
ADVERTISEMENT
Keterlibatannya dalam bangunan serangan terlihat dari tiga umpan kunci dan satu assist yang dibuatnya di pertandingan tersebut. Felix bahkan menjadi pemain Benfica yang paling sering membuat assist di duel itu.
Menjadikan Felix sebagai ujung tombak dalam racikan taktik Santos tidak bisa disebut keliru. Penampilannya bersama Benfica tadi membuktikan bahwa ia bukan tipe penyerang yang mesti dilayani melulu.
Malahan, umpan-umpannya tersebut dapat memberikan ruang kepada kawan-kawannya untuk melepaskan serangan. Alternatifnya, ya, menjadikan Felix sebagai gelandang sayap sehingga memberikan ruang luas baginya untuk berkreasi.
Memberikan tempat kepada Felix--meskipun sebagai pemain pengganti--penting bagi Portugal dan Santos. Masalahnya, mengandalkan Ronaldo untuk terus-terusan sebagai sumber gol Portugal kelewat naif.
Toh, dalam empat laga terakhirnya bersama Portugal, Ronaldo gagal mencetak gol. Selain itu, regenerasi adalah perkara penting untuk menjamin generasi tidak terputus. Apalagi, Felix juga membuktikan bahwa menggunakan jasanya bukan pertaruhan bodoh.
ADVERTISEMENT
*** Laga semifinal UEFA Nations League 2019 antara Timnas Portugal dan Timnas Swiss digelar pada Kamis (6/6/2019) di Estadio do Dragao. Sepak mula akan berlangsung pada pukul 01:45 WIB.