Menanti Mekarnya Tunas Benjamin Mendy

13 Agustus 2018 16:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendy, siap jadi andalan City. (Foto: Twitter @ManCity)
zoom-in-whitePerbesar
Mendy, siap jadi andalan City. (Foto: Twitter @ManCity)
ADVERTISEMENT
Tak ada pemain yang seberuntung Benjamin Mendy. Cuma sembilan kali tampil di musim lalu, bersama Manchester City dan Tim Nasional Prancis, sudah dua trofi saja yang sukses didulangnya.
ADVERTISEMENT
Torehannya juga tak main-main, titel Premier League dan juga Piala Dunia. Itu belum dihitung dengan Community Shield yang didapat The Citizens pekan lalu.
Bandingkan dengan Steven Gerrard yang butuh 17 tahun untuk mengumpulkan sembilan gelar bersama Liverpool. Francesco Totti lebih getir lagi, karena cuma punya lima koleksi gelar selama 25 tahun pengabdiannya untuk AS Roma.
Dunia terkadang tak adil, mungkin itu yang tergambar dari perspektif Gerrard dan Totti. Sebaliknya, semesta seakan mendukung Mendy, memberikan segalanya begitu mudah untuknya.
Kendati demikian, posisi Mendy sebenarnya tak enak-enak amat. Dia didatangkan dengan mahar 58 juta euro dari AS Monaco. Harga yang harusnya dijawab dengan penampilan yang tak hanya impresif, tetapi juga intens.
ADVERTISEMENT
Alih-alih begitu, Mendy justru mengalami cedera ACL yang membuat dirinya cuma tampil 451 menit bersama City musim lalu. Sebagai gambaran, Oleksandr Zinchenko yang namanya tak lebih kondang dari Mendy saja mengecap menit bermain lebih banyak ketimbang Mendy.
Bohong jika Mendy tak menganggap tekanan-tekanan itu sebagai lawan. Meski, pada akhirnya mantan pemain Olympique Marseille itu mengalihkannya ke media sosial. Sampai-sampai Guardiola mengutarakan keinginannya untuk "membunuh" Mendy karena terlalu cerewet di media sosial, khususnya Twitter.
Tentu saja Guardiola tidak betulan berniat menghabisi Mendy. Dia cuma kesal saja melihat Mendy kadang sibuk di medsos. Namun, di luar itu, Guardiola mengakui bahwa Mendy adalah pemain bagus --ia cuma perlu diasah saja.
ADVERTISEMENT
Akhir pekan kemarin, Mendy ikut berkontribusi pada kemenangan City atas Arsenal. Sepasang gol yang dicetak Raheem Sterling dan Bernardo Silva berawal dari kaki Mendy.
Dalam format 4-2-3-1 City, Mendy justru lebih ofensif ketimbang Kyle Walker, full-back yang jadi tumpuan serangan di musim lalu. Berbeda dengan sebelumnya, Walker malah intens berada di area pertahanan City.
Sementara itu, Mendy cenderung difungsikan untuk menyokong Raheem Sterling di tepi kiri. Bahkan, Mendy sering terlihat bergerak lebih ke dalam jantung pertahanan lawan dibanding Sterling.
Lebih dari sekadar full-back, Mendy berperan sebagai gelandang keempat City. Jika Fernandinho dan Ilkay Guendogan yang intens ngepos di area kanan, sementara Bernardo cenderung begerak dinamis untuk muncul dari lini kedua, Mendy jadi pengakomodir di sektor kiri.
ADVERTISEMENT
Jika gol pertama lebih kental dengan akselerasi ciamik Sterling, ceplosan Bernardo di menit 64 diawali dari umpan silang andalannya. Dengan dijaga dua pemain lawan, serta sepasang pemain yang mengawal Sergio Aguero dan Silva, dengan cerdik dia melepaskan umpan mendatar yang sukses disambut dengan mantan koleganya di Monaco itu.
Spesialisasi Mendy dalam skema demikian sukses menghasilkan titel Ligue 1 untuk Les Monégasques pada edisi 2016/2017.
Mendy kembali merumput bersama City. (Foto: Reuters/Lee Smith )
zoom-in-whitePerbesar
Mendy kembali merumput bersama City. (Foto: Reuters/Lee Smith )
Nah, kemampuan dalam memberikan umpan silang itu yang diharapkan Guardiola dari Mendy. Dengan cairnya lini depan, full-back juga diharapkan untuk aktif dalam menyerang.
Fabian Delph yang akhirnya diplot untuk menggantikan Mendy sebenarnya tak tampil buruk musim lalu. Hanya saja, kontribusinya untuk membantu serangan tak bisa dibilang apik juga. Itulah mengapa Guardiola lebih intens mengandalkan Walker di sisi kanan.
ADVERTISEMENT
Kini Guardiola tak ada yang perlu dihawatirkan Guardiola. Dengan kembalinya Mendy, sekarang sepasang full-back City sama-sama bisa mengakomodir serangan. Selain itu, Guardiola juga tak perlu repot-repot "membunuh" Mendy, sebab dia berhasil membuktikan kapasitasnya lewat dua assist-nya atas Arsenal.