Menanti Taji Pemain Senior Dongkrak Performa Timnas Indonesia

14 November 2018 17:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beto dan Andik Vermansah merayakan kemenangan Timnas Indonesia atas Timor Leste. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Beto dan Andik Vermansah merayakan kemenangan Timnas Indonesia atas Timor Leste. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Masih ada pekerjaan rumah untuk juru taktik Timnas Indonesia, Bima Sakti, seusai meraih kemenangan atas Timor Leste dalam matchday kedua Grup B Piala AFF 2018. Bima mesti meracik komposisi pemain yang tepat.
ADVERTISEMENT
Pada laga yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (13/11/2018), Timnas Indonesia dibuat frustasi sepanjang 45 menit pertama. Jangankan untuk mencetak gol, menciptakan peluang saja begitu sulit bagi skuat 'Garuda'.
Distribusi bola masih menjadi perkara Timnas Indonesia. Evan Dimas dan M. Hargianto yang menjadi titik start Timnas Indonesia ketika melakukan build-up serangan mendapatkan gangguan dari striker Timor Leste. Efeknya, persebaran bola ke kedua sisi sayap menjadi tak akurat dan serangan-serangan mereka pun hadir dari pressing.
Ketika dapat menguasai bola, Timnas Indonesia dominan mengarahkan bola ke pos kanan, tempat Andik Vermansah dan Gavin Kwan Adsit beroperasi. Cara kedua pemain tersebut dalam menuntaskan serangan patut disoroti. Karena keputusan mereka untuk mengakhiri serangan cederung monoton.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, sektor kiri Timnas Indonesia yang ditempati oleh Febri Hariyadi jadi tak bertaji. Itu karena Febri mendapatkan penjagaan ketat. Saat pemilik nomor kostum 13 itu menguasai bola, ruang gerak dan umpan langsung ditutup oleh dua pemain. Maka, Febri kesulitan untuk mengirim umpan silang, apalagi meliuk-liuk ke dalam kotak penalti.
Permainan Timnas Indonesia mulai menggigit setelah Bima melakukan pergantian pemain di pertengahan babak kedua. Bima memasukkan Riko Simanjuntak untuk menggantikan Febri. Lalu, pelatih asal Balikpapan itu menempatkan Riko di sisi kanan dan memindahkan Andik ke sisi sebrang.
Keberadaan Riko benar-benar membuat serangan Timnas Indonesia lebih efektif. Pemain Persija Jakarta itu tak cuma lincah, tetapi juga pandai memeragakan aksi-aksi mengejutkan dengan gerakan menipu, menekuk bola, atau memutar badan. Dengan penempatan posisi yang cerdas, Riko juga bisa menciptakan ruang di pertahanan Timor Leste.
ADVERTISEMENT
Selain Riko, ada tiga pemain berstatus senior yang mendapatkan sorotan. Mereka adalah Andik, Stefano Lilipaly, dan Alberto 'Beto' Goncalves. Keempat pemain itu berkontrobusi atas terciptanya gol-gol kemenangan Timnas Indonesia.
Andik berkontribusi lewat assist-nya kepada Alfath Fathier. Ia juga menjadi aktor utama di balik proses terciptanya penalti yang dieksekusi oleh Lilipaly pada menit 69. Sementara, Riko memberi assist untuk lahirnya gol Beto saat laga berusia 82 menit.
Assist Andik Vermansah kepada Alfath Fathier saat Timnas bersua Timor Leste. (Foto: Futbal Momentum Asia - FMA/Youtube)
zoom-in-whitePerbesar
Assist Andik Vermansah kepada Alfath Fathier saat Timnas bersua Timor Leste. (Foto: Futbal Momentum Asia - FMA/Youtube)
Berangkat dari situ, Bima melontarkan pujian kepada para pemain senior. Eks asisten pelatih Luis Milla itu mengindikasikan bahwa ia bakal memberikan kesempatan kepada pemain senior untuk bermain saat Timnas Indonesia bersua Thailand dalam partai ketiga Grup B di Stadion Rajamangala, Sabtu (17/11) malam WIB.
ADVERTISEMENT
"Para pemain senior ini unggul karena mereka lebih bisa mengatur ritme, lebih bisa menjalin komunikasi. Di Thailand nanti, tugas akan lebih berat. Kami lihat dari hari ini, para pemain senior yang lebih berpengalaman seperti Andik dan Bayu (Pradana) yang sudah main tahun 2016 kemarin," katanya.
Di luar keempat pemain tersebut, masih ada nama Bayu Pradana dan Risky Pora yang bisa menambah daya ledak Timnas Indonesia. Pemilik nama terakhir pernah menyarangkan bola ke gawang Thailand pada leg pertama partai final Piala AFF 2016.
Selain berbekal pengalaman, Risky memang layak masuk starter dan menjadi full-back kiri menggantikan Alfath. Oke, Alfath mampu bermain apik pada laga sebelumnya. Akan tetapi, saat lawan Thailand, kemampuan olah bola yang ciamik saja tak cukup. Perlu mental kuat dan kematangan dalam bermain. Dua indeks tersebut telah dimiliki Risky.
ADVERTISEMENT
Menyoal kemampuan, kualitas Risky telah teruji bersama Barito Putera musim ini. Atributnya komplet. Ia piawai melepaskan umpan silang, operan kunci, dan tembakan secara akurat. Belum lagi koneksi yang sudah terbangun di antara ia dengan Andik --apabila Bima tetap memainkan pemain Kedah FA itu di pos kiri.
Pertandingan AFF Suzuki Cup 2018 Indonesia vs Timor Leste di SUGBK Senayan. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan AFF Suzuki Cup 2018 Indonesia vs Timor Leste di SUGBK Senayan. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Persoalan Risky tinggal bagaimana ia mengintegrasikan diri dengan pemain-pemain muda dan plan sang pelatih. Jika ia mampu menempuh langkah tersebut, Risky tak cuma diandalkan untuk meredam sayap Thailand, tetapi juga meneror pertahanan lawan.
Begitu pula Bayu. Dalam formasi 4-2-3-1, Bayu bisa berperan sebagai holding midfielder dengan baik. Kemampuan pemain Mitra Kukar itu perihal membaca arah bola lawan tak usah diragukan.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, ia pandai menghentikan pergerakan lawan dengan tekel-tekel mumpuni. Oleh karena itu, Bayu bisa menjadi jawaban atas persoalan Timnas Indonesia menyoal transisi dari menyerang ke bertahan.
***
Sebuah keputusan logis apabila Bima memadukan pemain senior dan muda saat Timnas Indonesia bersua Thailand. Tanpa mengeyampingkan kualitas pemain muda, pemain senior macam Bayu dan Risky harus menjadi starter.
Mengapa?
Karena mental, pengalaman, dan kematangan dalam bermain yang dikantongi pemain senior bakal menjadi kunci keberhasilan Timnas Indonesia mengatasi Thailand, atau setidaknya dapat menahan imbang tuan rumah.