news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menelisik Pendar Evan Dimas yang Perlahan Memudar di Timnas U-23

4 Juni 2018 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Evan Dimas bela Timnas U-22 (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Evan Dimas bela Timnas U-22 (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Luis Milla terus mencari komposisi terbaik untuk Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-23. Bongkar pasang skuat dilakukan hampir pada setiap pemusatan latihan dan uji tanding yang digelar tiap bulan.
ADVERTISEMENT
Tidak jarang eks pelatih Real Zaragoza itu mengejutkan khalayak dengan memanggil nama-nama baru. Termasuk kala mencantumkan nama Riko Simanjuntak dan Alberto Goncalves untuk memainkan dua uji tanding melawan Thailand U-23.
Pemilihan kedua pemain tersebut memang menjadi kejutan terbesar untuk saat ini. Namun, pembicaraan tidak berhenti sampai situ. Absennya pemain yang jadi langganan Milla pun tidak luput dari sorotan, salah satunya Evan Dimas.
Pemain yang kini memperkuat Selangor FA itu tidak masuk skuat Milla dalam beberapa kesempatan belakangan ini. Padahal, pada ajang SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, Evan selalu menjadi pilihan utama Milla di lini tengah.
Keputusan Milla untuk memainkan Evan pada setiap pertandingan di babak penyisihan grup sangat masuk akal. Berkaca pada pola 4-2-3-1 yang selalu diterapkan oleh Milla, Evan merupakan opsi yang paling benar untuk memainkan peran 'nomor 8'.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tidak lepas dari atribut komplet yang dimiliki pemain berusia 23 tahun tersebut untuk berperan sebagai gelandang box to box. Kemampuannya melepas umpan jauh tidak bisa diragukan. Pun demikian dengan dribel bolanya yang tidak boleh dipandang sebelah mata.
Di balik kelebihan, Evan juga punya beberapa sisi minus. Dia tidak tangguh dalam melakukan aksi-aksi defensif. Masalah lainnya, dia kurang agresif kala membantu serangan. Namun, dua kekurangan itu bisa diantisipasi oleh kehadiran M. Hargianto dan Septian David Maulana.
Dengan kata lain, Hargianto dan Septian dapat meminimalisir risiko yang diakibatkan oleh sisi minus Evan. Tidak salah untuk mengatakan bahwa komposisi ketiga pemain tersebut sudah paling tepat untuk Timnas U-23 saat mengarungi Sea Games 2017.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kala Evan harus absen melawan Vietnam pada partai lanjutan Grup B akibat akumulasi kartu kuning, Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) mengajukan banding agar Evan bisa bertanding. Apa yang dilakukan PSSI itu menyiratkan bahwa sosok Evan amat krusial bagi Timnas U-23.
Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
Seiring dengan berjalannya waktu dan keputusannya untuk berlaga di kompetisi teratas Malaysia, Evan kerap absen dalam pemusatan latihan dan uji tanding yang dihelat setiap bulan jelang Asian Games 2018. Sebagai gantinya, Milla mulai mencoba pemain-pemain baru yang berposisi sama seperti Evan. Lantas, tersebutlah Zulfiandi.
Pemain asal Aceh itu mencuri perhatian Milla lewat penampilan apiknya bersama Sriwijaya FC. Meski tampil sebagai gelandang bertahan, eks pemain Bhayangkara FC ini cukup baik dalam menahan dan mendistribusikan bola ke lini depan. Postur tubuhnya yang mencapai 178 cm membantu dirinya untuk melakukan duel-duel udara di area tengah lapangan.
ADVERTISEMENT
Jika Milla sudah mempercayai Zulfiandi untuk menempati salah satu pos di lini tengah Timnas U-23, lalu apakah Evan bisa menjadi pilihan utama Milla untuk bermain sebagai gelandang serang--yang selama ini ditempati Septian?
Ada banyak alasan mengapa jawaban dari pertanyaan itu adalah tidak. Satu di antaranya adalah Evan tidak seeksplosif Septian dalam membantu serangan. Septian sendiri rutin dimainkan oleh Milla di pos gelandang serang. Bermain bukan di posisi aslinya justru membuat potensi Septian keluar.
Goal Septian David Maulana. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Goal Septian David Maulana. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Septian tidak hanya bisa menyisir tepi lapangan dan mengirimkan umpan silang atas maupun bawah, tapi juga piawai menahan bola untuk memberikan waktu bagi pemain depan mencari ruang. Satu lagi sisi positif yang dimiliki Septian adalah kemampuannya melepas tembakan dari jarak jauh.
ADVERTISEMENT
Kans Evan untuk kembali jadi andalan Milla semakin kecil manakala melihat jadwal yang berbeda antara kompetisi Indonesia dengan Malaysia. Hal tersebut membuat kans Septian dan Zulfiandi untuk menunjukkan kebolehannya di depan Milla semakin banyak.
Segala untung rugi di atas tentu bisa menggambarkan bagaimana kepercayaan Milla kepada Evan yang sudah memudar. Namun, melihat kualitas yang dipunya, kehadiran Evan masih sangat diharapkan. Untuk itu, mari tunggu keputusan final dari Milla.