Menerka Calon Kiper Tersibuk di Premier League 2018/2019

7 Agustus 2018 14:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gawang (ilustrasi). (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Gawang (ilustrasi). (Foto: Unsplash)
ADVERTISEMENT
Premier League 2018/2019 akan bergulir tiga hari lagi. Makin menarik pula menunggu siapa-siapa saja penggawa yang bakal berkilap nantinya. Kali ini kumparanBOLA akan menimbang kandidat kiper yang paling banyak melakukan penyelamatan di musim depan.
ADVERTISEMENT
Sang penyelamat itu memang cenderung lahir dari klub-klub medioker, atau bahkan cenderung penghuni klasemen papan bawah. Cukup logis mengingat buruknya pertahanan berbanding lurus dengan jumlah penyelamatan seorang kiper.
Di musim lalu misalnya, Jack Butland yang jadi peraih saves terbanyak berasal dari Stoke City yang terdegradasi. Sementara pada edisi 2016/2017, diraih Tom Heaton dari Burnley, sedangkan Watford pernah menelurkan Heurelho Gomes sebagai kiper yang paling sibuk di Premier League pada periode 2015/2016. Berikut kandidat terkuat calon kiper dengan penyelamatan terbanyak musim depan.
Jack Butland
Musim lalu Butland berada di posisi nomor wahid sebagai pemain yang paling intens mencatatkan penyelamatan. Kiper berusia 25 tahun itu mencatatkan 144 saves. Bagaimana tidak, bersama West Ham United, Stoke City merupakan klub yang paling banyak kebobolan sejumlah 68. Cukup merepresenstasikan buruknya pertahanan The Potters.
ADVERTISEMENT
Masalahnya, kans Butland untuk mempertahankan torehannya itu terancam gagal lantaran Stoke terdegradasi ke Divisi Championship. Ia memang masih santer dikabarkan akan hijrah ke Chelsea.
Namun, andaikata kepindahannya terealisasi, kecil kemungkinan Butland untuk menjadi kiper dengan saves terbanyak musim depan. Sebab kualitas pertahanan Chelsea berada jauh di atas mantan klubnya itu.
Kiper Timnas Inggris, Jack Butland. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
zoom-in-whitePerbesar
Kiper Timnas Inggris, Jack Butland. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
Lukasz Fabianski
Nasib Lukasz Fabianski sedikit lebih cerah ketimbang Butland. Mengakhiri musim 2017/2018 dengan 137 penyelamatan --kedua terbanyak-- membuat West Ham menggaetnya dari Swansea City.
Fabianski boleh jadi akan bekerja ekstra-keras musim ini. Pertahanan The Hammers merupakan (salah satu) yang terburuk di Premier League edisi terakhir karena kebobolan 68 gol. Terlebih West Ham cenderung aktif belanja pemain di sektor depan ketimbang area pertahanan. Itulah mengapa kekuatan barisan belakang mereka kemungkinan tak akan jauh berbeda dengan edisi termutakhir.
ADVERTISEMENT
Eits, tunggu dulu, misi Fabianski tak akan berjalan mulus. West Ham masih punya Adrian yang sebelumnya berhasil menggeser tempat Joe Hart. Belum tentu juga posisinya akan aman sebagai penjaga gawang reguler West Ham musim ini.
Fabianski di laga menghadapi Chelsea. (Foto: Reuters/Peter Cziborra)
zoom-in-whitePerbesar
Fabianski di laga menghadapi Chelsea. (Foto: Reuters/Peter Cziborra)
Jordan Pickford
Jordan Pickford tengah naik daun. Adalah performa ciamiknya bersama Tim Nasional Inggris di Piala Dunia 2018 lalu yang membuat derajatnya terangkat dari sekadar kiper masa depan The Three Lions menjadi seorang tumpuan utama.
Eksisistensinya di Rusia itu sukses melengkapi torehan 121 penyelamatannya untuk Everton di Premier League musim lalu, hanya kalah dari Butland, Fabianski, dan Mat Ryan. Dengan kematangannya yang telah teruji dan posisinya sebagai kiper utama yang tak tergantikan bersama The Toffees, besar kemungkinan Pickford akan banyak menuai pundi-pundi saves di musim depan.
ADVERTISEMENT
Serupa dengan West Ham, Everton sejauh ini belum mendatangkan bek sentral anyar. Alih-alih demikian, melego Ramiro Funes Mori ke Villareal dan meminjamkan Ashley Williams ke Stoke. Lucas Digne yang didaratkan dari Barcelona pun merupakan tipikal full-back yang aktif membantu serangan.
Kiper Everton, Jordan Pickford. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
zoom-in-whitePerbesar
Kiper Everton, Jordan Pickford. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
David De Gea
Last but not least, David De Gea tetap kami masukkan dalam daftar kali ini. Pertama, Manchester United sejauh ini belum mengalami perubahan signifikan di sektor pertahanan. Sistem permainan Jose Mourinho yang pragmatis, terkadang justru makin menonjolkan barisan pertahanan sebagai titik terkuat United.
Dengan seringnya United digempur oleh lawan, bakal makin sering pula De Gea melakukan penyelamatan.
Selain itu, tentu saja kapasitas dari De Gea iitu sendiri. Performa impresif Peraih gelar Sarung Tangan Emas itu saat United keok 0-1 dari Bayern Muenchen pada laga pra-musim lalu bisa dijadikan acuan. 'Iblis Merah' bisa saja kebobolan lebih dari satu gol andai De Gea gagal dalam menangkal serangan Robert Lewandowski dan kawan-kawan.
ADVERTISEMENT
De Gea menyelamatkan sundulan Muriel. (Foto: Reuters/Juan Medina)
zoom-in-whitePerbesar
De Gea menyelamatkan sundulan Muriel. (Foto: Reuters/Juan Medina)