news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menerka Posisi Griezmann di Barcelona

15 Juli 2019 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Griezmann dalam sesi latihan bersama Barcelona. Foto: LLUIS GENE / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Griezmann dalam sesi latihan bersama Barcelona. Foto: LLUIS GENE / AFP
ADVERTISEMENT
Tuntas sudah saga transfer Antoine Griezmann. Per Jumat (12/7/2019) malam WIB, penyerang Timnas Prancis itu resmi diakuisisi Barcelona dari Atletico Madrid.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, menyebut masa depan Griezmann sebagai sebuah teka-teki tidaklah tepat. Sudah menjadi sebuah rahasia umum bahwa pria berusia 28 tahun itu akan berlabuh di Barcelona, bahkan sebelum ia mengumumkan keinginannya untuk pindah dari Atletico.
Meskipun begitu, bukan berarti semua pertanyaan sirna setelah Griezmann diresmikan. Masih ada beberapa yang perlu dijawab. Salah satu yang paling penting, di posisi mana Griezmann akan bermain?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya memahami permainan Barcelona dan Griezmann terlebih dahulu. Di bawah komando Ernesto Valverde, Barcelona kerap mengusung skema 4-3-3.
Bagaimana dengan Griezmann? Well, pesepak bola berkaki kidal ini sering disebut sebagai pemain yang versatile alias mampu bermain di beberapa posisi.
ADVERTISEMENT
Di awal karier profesionalnya bersama Real Sociedad, Griezmann bermain di posisi sayap kiri. Setelah pindah ke Atletico pada 2014 silam, Griezmann mulai bergeser menjadi penyerang. Ia merupakan kepingan penting dalam skema 4-4-2 yang diterapkan Diego Simeone.
Semenjak bermain di tengah, karier Griezmann melesat. Ia mampu membawa Atletico menembus final Liga Champions 2015/2016. Semusim sesudahnya, ia masuk ke dalam nominasi peraih Ballon D’Or.
Langkah Simeone memainkan Griezmann lebih ke tengah ditiru oleh pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps. Bedanya, Deschamps tidak menggunakan skema 4-4-2, melainkan 4-2-3-1. Griezmann bermain tepat di belakang penyerang tengah.
Griezmann kemudian memegang peranan penting dalam kesuksesan Prancis di dua turnamen besar terakhir—menjadi runner-up Piala Eropa 2016 dan juara Piala Dunia 2018.
ADVERTISEMENT
Dari situ, bisa dikatakan bahwa posisi terbaik Griezmann adalah di area tengah, entah itu sebagai penyerang atau gelandang serang. Dari posisi itulah, dia memanfaatkan kepiawaian Olivier Giroud dan Diego Costa yang memiliki keunggulan fisik sebagai penyerang pemantul, untuk tampil tajam.
Griezmann sendiri memang bukanlah penyerang nomor 9 murni. Ia adalah kreator dan pencetak gol dalam satu paket. Permainannya sangat dinamis. Tak hanya itu, ia juga mampu merusak pertahanan lawan lewat kemampuan dribelnya.
Bukti dari kompletnya kemampuan ofensif Griezmann adalah catatan gol dan assist-nya. Di La Liga 2018/2019, ia sukses mencatatkan 15 gol dan 9 assist—terbanyak untuk kedua aspek itu di antara pemain Atletico lainnya.
Bersama Timnas Prancis di Piala Eropa 2016, Griezmann berhasil mencetak 6 gol plus 2 assist. Sementara di Piala Dunia 2018 ia mampu mengemas 4 gol dan 3 assist.
ADVERTISEMENT
Antoine Griezmann saat membela Timnas Prancis. Foto: REUTERS/Umit Bektas
Nah, justru penampilan apik Griezmann di tengah bisa memunculkan perdebatan. Karena seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, formasi utama Barcelona adalah 4-3-3. Dalam skema tersebut, Griezmann kemungkinan akan bermain sebagai penyerang sayap kiri—posisinya lima tahun lalu.
Memang hanya posisi itulah yang paling memungkinkan. Masa Valverde rela mengorbankan Lionel Messi agar Griezmann beroperasi sebagai winger kanan pada musim 2018/2019?
Atau, posisi penyerang tengah pun agak sulit dikorbankan. Masih ada Luis Suarez yang terbukti tajam di posisi ini. Lagi pula, kami 'kan telah menyebutkan bahwa Griezmann selalu bermain sebagai penyerang pelayan alih-alih target man.
Tingginya yang hanya mencapai 174 sentimeter akan membuat Griezmann mudah ditaklukkan di udara. Tubuhnya kecilnya juga menyulitkan Griezmann untuk menahan dan memantulkan bola. Sebaliknya, Suarez memiliki keunggulan fisik macam itu.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, jika Valverde masih menggunakan skema 4-3-3, besar kemungkinan Griezmann akan diplot di sayap kiri. Ia memang sudah lama tidak bermain di posisi itu, tetapi salah jika menyebutnya tak mampu bermain di situ.
Salah satu kemampuan Griezmann yang paling penting untuk membuatnya mampu bermain di penyerang sayap kiri adalah kaki kanannya yang oke. Dua dari 15 golnya di La Liga 2018/2019 tercipta lewat kaki kanannya.
Berbekal kemampuan untuk menggunakan kedua kaki sama baiknya itu, Griezmann bisa memberikan variasi bagi Valverde. Ia bisa menyisir ke dalam (cut inside), atau mengeksploitasi lebar lapangan dan mengirimkan umpan silang lewat kaki kirinya. Kreativitas Griezmann sendiri sudah terbukti lewat catatan assist-nya dan rata-rata dua operan kunci per laga di La Liga 2018/2019.
ADVERTISEMENT
Griezmann diperkenalkan Barcelona. Foto: REUTERS/Albert Gea
Menariknya, Valverde pernah bermain dengan skema 4-4-2 pada 2017/2018. Skema 4-4-2 Valverde ini bahkan mirip dengan yang diterapkan Simeone di Atletico. Tak ada pemain sayap murni dalam empat gelandang yang bermain di belakang dua penyerang.
Valverde kala itu menggunakan Andres Iniesta sebagai sayap kiri dan Ivan Rakitic di sayap kanan, mengapit Paulinho dan Sergio Busquets. Sementara, Simeone menggunakan Saul Niguez di kiri dan Koke di kanan.
Namun, kecil kemungkinan Valverde kembali menggunakan formasi ini. Pasalnya, Barcelona tak memiliki lagi gelandang yang fasih untuk bermain melebar selayaknya Iniesta. Coutinho sempat diharapkan menjadi pengganti Iniesta di sisi lapangan, tetapi tampil mengecewakan. Lalu, Rakitic saat ini bukanlah Rakitic yang memiliki daya jelajah tinggi seperti dua tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Kalau berkompetisi untuk dua posisi penyerang, Griezmann lagi-lagi mesti menghadapi Suarez dan Messi. Tentu, seperti sudah disinggung tadi, sulit membongkar duet yang merangkum 57 gol pada La Liga musim lalu itu.
So, hal terbaik yang bisa dilakukan Valverde untuk mengakomodasi kehadiran Griezmann adalah menaruh sang pemain di posisi penyerang sayap kiri, tanpa mengubah sistem 4-3-3.